Sunday, 21 August 2016

Freddy Budiman Belum Tentu Masuk Surga

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Saya mendengar ceritera bahwa ada ustadz atau penceramah yang memberikan ceramah bahwa Freddy Budiman yang sudah dihukum mati karena peredaran Narkoba itu lebih beruntung daripada kita. Kata ustadz itu Freddy Budiman beruntung karena tahu dengan pasti hari kematiannya. Dengan demikian, ia bisa bertobat dan cepat mengantisipasi agar dosanya bisa diampuni sehingga masuk surga.

            Saya khawatir isi ceramahnya itu dipengaruhi tulisan saya yang lalu berjudul Menegakkan Hukum dengan Cinta. Bisa juga bukan karena tulisan saya, melainkan karena tulisan atau pandangan orang lain. Bisa pula bukan karena siapa-siapa, melainkan karena pemahamannya sendiri.

            Terlepas Sang Ustadz itu mendapatkan inspirasi isi ceramahnya dari siapa, saya merasa perlu untuk meluruskannnya sejauh yang saya pahami, mudah-mudahan saya berada dalam pemikiran yang benar. Apabila tulisan saya yang lalu dibaca dengan lebih benar, saya tidak pernah mengatakan bahwa yang dihukum mati itu akan masuk surga. Tidak semudah itu untuk masuk surga. Saya pun tidak pernah mengatakan bahwa Freddy Budiman tahu dengan pasti hari kematiannya. Tidak ada yang tahu soal hari kematian.

            Bukankah ada terpidana mati lain yang hendak dihukum mati ternyata tidak jadi dihukum mati?
  
          Siapa yang tahu sebelumnya bahwa akhirnya sebagian harus dihukum mati dan  sebagian lagi ditunda?

            Itu semua berada dalam monitoring dan kendali Allah swt.

            Benar bahwa dosa Freddy Budiman atas kejahatan peredaran Narkoba telah dihapus oleh “hukuman mati” yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Dosa dan kesalahannya telah terhapus 100% oleh vonis dan pelaksanaan hukuman mati. Dia tidak akan dimintai pertanggungjawaban lagi soal kejahatannya “yang itu” di akhirat nanti. Akan tetapi, ia masih harus mempertanggungjawabkan dosa-dosanya yang lain, baik dosa terhadap Allah swt maupun terhadap manusia. Mungkin ia telah melakukan banyak dosa yang tidak diselesaikan pertobatannya di dunia ini, misalnya, mabuk-mabukan, melacur, berjudi, tidak beribadat dengan baik, dan lain sebagainya. Mungkin ia pun belum selesai meminta maaf kepada orang-orang pernah disakitinya, dilukainya, atau dicuranginya. Dosa-dosa dan kesalahannya kepada Allah swt dan kepada orang-orang yang mungkin telah disakitinya yang tidak diselesaikan pertobatannya di dunia ini tetap harus akan dipertanggungjawabkan dan diadili di Mahkamah Illahi kelak. Jadi, belum tentu masuk surga. Masih banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan.

            Apabila Freddy Budiman dalam masa penahanan menunggu pelaksanaan hukuman mati telah melakukan banyak pertobatan dengan upaya yang sungguh-sungguh kepada Allah swt dan Allah swt pun telah mengampuninya, gugurlah semua dosanya terhadap Allah swt. Ia bersih dari dosa terhadap Allah swt. Akan tetapi, masih ada yang harus dipertanggungjawabkannya, yaitu dosa terhadap manusia. Apabila selama dalam tahanan ia berupaya sungguh-sungguh meminta maaf kepada orang-orang yang telah disakitinya atau dilukai hatinya dan seluruh manusia yang telah disakitinya dapat memaafkannya, ia menjadi bersih atas segala dosa terhadap manusia. Dengan demikian, kemungkinannya mendapatkan tempat di surga baginya semakin terbuka lebar. Hal tersebut disebabkan Allah swt telah mengampuninya dan manusia telah memaafkannya. Yang tersisa dari dirinya hanyalah kebaikannya dan itu mempermudahnya untuk mendapat surga.

            Persoalannya apakah dia telah bersungguh-sungguh telah bertobat kepada Allah swt dan Allah swt pun telah mengampuninya?

            Kita tidak tahu.

            Apakah dia telah berupaya keras memohon maaf kepada manusia dan manusia yang mungkin pernah disakitinya telah pula memaafkannya?

            Kita juga tidak tahu.

            Hal yang bisa dipastikan hanyalah dosa atas perbuatannya menjadi pengedar Narkoba telah “terhapus” oleh vonis hakim dan pelaksanaan hukuman mati yang telah diterimanya. Urusan itu sudah selesai di dunia ini dan tidak menjadi beban baginya di akhirat.

            Jadi, Freddy Budiman belum tentu masuk surga karena hukuman mati itu.

            Jelas ya?


Mendorong Freddy Budiman Masuk Surga

Peluang bagi Freddy Budiman untuk masuk surga masih sangat terbuka, tetapi upayanya untuk mendapatkan surga sudah berakhir.

            Bingung ya?

            Dia sudah tidak dapat lagi bertobat dan melakukan kebaikan. Satu-satunya yang dapat mendorongnya untuk masuk surga adalah kita-kita ini yang masih hidup. Jika ingin dia masuk surga, caranya adalah keluarganya, teman-temannya, karib kerabatnya, dan orang-orang yang mencintainya jangan pernah bosan mendoakannya dan memohonkan ampun untuknya kepada Allah swt. Semakin banyak dan semakin sering didoakan, peluang memasuki surga bagi Freddy Budiman semakin besar.

            Jangan bosan mendoakannya karena sama sekali tidak rugi bahkan sangat menguntungkan. Hal itu disebabkan ketika kita mendoakan kebaikan untuk orang lain, insyaallah pada saat yang sama ada seribu malaikat yang mendoakan kebaikan untuk kita.

            Di mana ruginya?

            Di samping itu, jika kita memudahkan urusan orang lain, Allah swt pun akan memudahkan urusan kita. Dengan mendoakan Freddy Budiman berarti pula memudahkan urusannya di alam yang lain. Untuk itu, insyaallah, urusan kita pun, baik di dunia maupun di akhirat, akan diberikan kemudahan dan kelancaran oleh Allah swt.

            Di mana ruginya?

            Apanya yang salah?

            Cukupkah hal itu mendorong Freddy Budiman masuk surga?

            Belum!

            Masih ada yang harus dilakukan, yaitu orang-orang yang mungkin pernah disakiti Freddy Budiman harus memaafkannya. Apabila mereka masih belum memaafkannya, urusannya masih belum selesai dan itu tetap harus dipertanggungjawabkan di Pengadilan Akbar Milik Allah swt. Oleh sebab itu, sudah menjadi tugas orang-orang yang mencintai Freddy Budiman untuk tidak letih memohon maaf kepada siapa pun yang merasa pernah disakiti Freddy Budiman.

            Jangan lagi menjadikan Freddy Budiman sebagai komoditas politik dan ekonomi yang menjadi alas panggung bagi popularitas pribadi yang teramat rendah. Freddy Budiman sudah mati. Kalau mencintainya, menghargainya, dan simpatik terhadapnya, doakanlah dia dan rayulah orang-orang yang mungkin pernah disakitinya untuk segera memaafkannya. Itu lebih baik dan lebih mulia.

            Seorang pengedar Narkoba besar yang pernah menghebohkan Indonesia insayaallah bisa menjadi penghuni surga karena telah mempertanggungjawabkan kesalahannya dan atas dorongan orang-orang yang mencintainya untuk terus mendoakannya dan mengupayakannya agar bersih dari dosa terhadap Allah swt dan terhadap manusia. Di samping itu, keluarga dan orang-orang yang mencintainya yang mengupayakan Freddy Budiman agar diampuni Allah swt dan dimaafkan oleh manusia akan mendapatkan pahala yang sangat besar dan sangat banyak pula karena telah mendoakan dan memudahkan orang lain. Itu artinya, mereka yang mencintainya pun telah mendorong pula dirinya sendiri menjadi penghuni surga kelak. Insyaallah.

            Itulah Islam. Itulah indahnya Islam.

            Iya, kan?

            Jika segala yang saya tulis ini salah, itu berasal dari kebodohan saya sendiri dan saya mohon maaf sebesar-besarnya. Jika segala yang saya tulis ini benar, itu sesungguhnya berasal dari Allah swt.

No comments:

Post a Comment