oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Tahun 2016 terasa ada yang
berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Memang tidak dapat dibuktikan
dengan nyata, tetapi fenomenanya terasa nyata. Ramadhan tahun 2016 terasa
sekali aura semangat kaum muslim dan saudara-saudara nonmuslim Indonesia dalam
menyambut dan melewati setiap waktunya. Banyak yang sangat terpengaruh dan
merasakan kegembiraan luar biasa. Kegembiraan dan semangat hidup yang lebih
baik itu pun terlihat pada saat memperingati Hari Ulang Tahun Republik
Indonesia ke-71. Seluruh masyarakat, baik di pusat, provinsi, kota, kabupaten,
kecamatan, bahkan kelurahan dan desa merasakan semangat yang tinggi dalam
memperingatinya. Berbagai atraksi permainan dan patriotisme ditampilkan untuk menunjukkan
diri sebagai rakyat yang bangga terhadap negerinya. Bahkan, kegembiraan,
keriangan, dan semangat ini pun bukan hanya terasa di dalam negeri, melainkan
pula sampai ke luar negeri sekalipun mereka bukan orang Indonesia asli dan belum
pernah ke Indonesia. Tak heran Presiden AS Barack Obama menyampaikan ucapan
selamat HUT RI ke-71, demikian pula warga Brazil yang ikut mengucapkan selamat
ulang tahun sekaligus ikut gembira atas kemenangan Tontowi & Liliyana dalam
cabang bulu tangkis yang berhasil mendapatkan medali emas di Rio de Janerio. Kemenangan
bulu tangkis itu merupakan pula bonus “rasa” kemenangan bagi Indonesia.
Rasa kemenangan seperti yang banyak orang Indonesia
rasakan hanyalah perasaan yang ada di Indonesia, sama sekali tidak dimiliki di
negara lain di dunia ini. Hal itu disebabkan Proklamasi Kemerdekaan RI
dilaksanakan pada tanggal 9 Jumat bulan Ramadhan yang bertepatan dengan 17
Agustus 1945. Hal itu pula yang menyebabkan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia
disebut “Hari Kemenangan”. Disebut hari kemenangan karena pada saat itu
Indonesia berhasil menang atas perlawanan terhadap penjajahan yang ditandai dengan
dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan ditambah dengan kemenangan selesai
melaksanakan ibadat shaum Ramadhan. Jadi, ada dua kemenangan yang dirasakan
bangsa Indonesia, yaitu menang dengan proklamasi dan menang selesai shaum.
Selepas itu, diselenggarakan pula mudik dan tradisi halal bil halal yang hanya terjadi di
Indonesia. Mudik dan halal bil halal itu terjadi untuk mencairkan suasana
bangsa Indonesia yang baru saja terlepas dari penjajahan. Hal itu disebabkan
ketika Indonesia masih berada dalam kekuasaan para penjajah, sering terjadi bentrokan
di antara rakyat Indonesia sendiri. Sebagian rakyat melawan penjajahan,
sebagian lagi membela penjajahan. Kedua kelompok ini sering sekali bentrok dan
bertikai. Para pejuang menyebut mereka yang membela penjajahan sebagai “pengkhianat
bangsa”. Akan tetapi, ketika Belanda dan Jepang berhasil dikalahkan melalui
jalur diplomasi dan militer oleh Indonesia, kemudian dikumandangkan proklamasi
oleh Soekarno-Hatta, para “pengkhianat bangsa” kelimpungan, kehilangan induk
karena pihak-pihak yang mereka bela harus angkat kaki diusir dari tanah air
Indonesia. Mereka bingung dan kehilangan arah, tak tahu lagi harus bagaimana.
Orang-orang yang mereka perangi telah menang. Mereka pun takut terjadi
pembalasan dan penghukuman dari para pejuang yang telah menjadi pemenang
perang. Para santri melihat hal itu, kemudian merasa kasihan kepada para
pengkhianat bangsa itu. Akhirnya, diselenggarakanlah acara halal bil halal
sebagai sarana untuk saling memaafkan yang artinya para pengkhianat itu
hendaknya segera dimaafkan karena para penjajah telah kalah dan sebagai sesama bangsa
Indonesia harus tetap menjalin silaturahmi. Dimulailah kegiatan mudik dan halal
bil halal yang terus berlangsung sampai hari ini untuk saling melupakan masa
lalu yang kelam. Itulah kearifan lokal yang hanya ada di Indonesia.
Memupuk
Rasa Kemenangan
Perasaan itu harus tetap
dijaga dan disirami agar selalu tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat.
Ramadhan dan HUT RI itu harus tetap mampu membakar jiwa agar selalu bersemangat
dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Semangat kemenangan kebersamaan itu
lambat laun akan membuat malu para koruptor, para pengkhianat, para kaki tangan
asing, para pedagang undang-undang, para provokator, para perusuh, para penipu,
para petualang curang, dan para penjahat di negeri ini. Biarkan mereka malu
karena ketika orang-orang bersemangat menunjukkan cinta dan baktinya pada
negeri, mereka justru merusakkannya hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya
dengan hasil yang tidak seberapa besar. Semangat kebersamaan itu pun akan
memberikan sinyal pada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang satu dan mencintai kesatuan; negara yang tidak mudah
dirobek-robek, dipecah-pecah, dan diadudomba hanya untuk kepentingan
mengumpulkan uang; negara yang memiliki rakyat yang penuh patriotisme tinggi yang
akan melakukan hal apa saja untuk melindungi negerinya; negara yang ingin
tumbuh dengan keadilan bagi setiap rakyatnya; negara yang menganggap setiap
rakyat adalah saudara bagi yang lainnya. Dengan demikian, negara lain yang
gemar mencampuri urusan negara lain dan hobi membuat huru-hara di negara orang
lain serta senang melakukan fitnah di negara lain, akan berpikir ulang untuk
membuat kekacauan di Indonesia karena yang mereka lawan adalah seluruh rakyat
Indonesia. Rakyat Indonesia akan senang sekali menyingkirkan para pengacau
seperti senangnya rakyat Indonesia memenjarakan para koruptor dan menghukum mati
para pengedar Narkoba.
Kita bisa menunjukkan kegembiraan dan kesenangan kita
melalui media-media sosial yang ada di internet. Kita dapat meng-upload berbagai kegiatan patriotisme dan permainan
dalam youtube. Upayakan selalu membuat dua tayangan jika ditayangkan di
Youtube. Tayangan pertama berbahasa Indonesia sebagaimana aslinya. Tayangan
kedua dengan menggunakan bahasa Inggris agar dunia lebih mengenal lagi
Indonesia dan semakin menghormati Indonesia. Gunakan judul-judul dengan
menggunakan bahasa Inggris dan itu cukup mudah dengan menggunakan fasilitas google translate. Dengan lebih dikenal
oleh dunia, orang-orang dari berbagai negara akan lebih penasaran pada
Indonesia. Dengan demikian, mereka pun akan datang dengan sendirinya. Jika
mereka telah datang ke Indonesia, kita bisa menawarkan banyak kebaikan pada
mereka. Jangan kita yang terpengaruhi oleh mereka, tetapi kita yang harus
memberikan pengaruh positif bagi mereka karena kita telah cukup mampu
menyelesaikan banyak sengketa bersenjata pada berbagai daerah di Indonesia dan
cukup mampu mempertahankan kehidupan yang lebih harmonis tanpa rasisme. Hal itu
disebabkan mereka masih terjebak dalam rasisme, keberbangga-banggaan diri, dan
tujuan hidup yang salah, yaitu hanya bertujuan mendapatkan uang dan materi
sebanyak-banyaknya. Itulah yang membuat mereka dan juga banyak orang dari kita
hidup tidak pernah tenang karena setiap hari hanya memikirkan uang, uang, dan
uang.
Kata Imam Al Ghazali, “Sungguh malang orang-orang yang
pergi pagi pulang sore yang di kepalanya dipenuhi pikiran soal uang dan uang.
Mereka sesungguhnya orang-orang yang tidak berilmu.”
Kata Nabi Muhammad saw, “Seseorang yang hidupnya hanya
memikirkan dunia akan diberi pekerjaan yang tidak akan pernah selesai.
Sepanjang hidupnya hanya akan dipenuhi pikiran duniawi sejak bangun tidur
sampai tidur lagi.”
Dengan kebaikan, semangat, dan kebersamaan yang kita
miliki, kita akan mampu menawarkan kebaikan pada dunia. Syaratnya, kita yang
harus menyadari diri bahwa diri kita memiliki banyak kebaikan dan mampu
melaksanakan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita tidak
menyadari kebaikan yang kita miliki, kitalah yang akan terpengaruhi orang lain
sehingga kita pun akan hidup sama sesatnya dengan orang lain.
Begitulah yang ayah saya ajarkan ketika saya kecil, “Jangan
mudah terpengaruhi orang lain, tetapi kamu yang harus mampu mempengaruhi orang
lain.”
No comments:
Post a Comment