Wednesday 24 August 2016

Tahun "Rasa" Kemenangan Indonesia

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Tahun 2016 terasa ada yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Memang tidak dapat dibuktikan dengan nyata, tetapi fenomenanya terasa nyata. Ramadhan tahun 2016 terasa sekali aura semangat kaum muslim dan saudara-saudara nonmuslim Indonesia dalam menyambut dan melewati setiap waktunya. Banyak yang sangat terpengaruh dan merasakan kegembiraan luar biasa. Kegembiraan dan semangat hidup yang lebih baik itu pun terlihat pada saat memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-71. Seluruh masyarakat, baik di pusat, provinsi, kota, kabupaten, kecamatan, bahkan kelurahan dan desa merasakan semangat yang tinggi dalam memperingatinya. Berbagai atraksi permainan dan patriotisme ditampilkan untuk menunjukkan diri sebagai rakyat yang bangga terhadap negerinya. Bahkan, kegembiraan, keriangan, dan semangat ini pun bukan hanya terasa di dalam negeri, melainkan pula sampai ke luar negeri sekalipun mereka bukan orang Indonesia asli dan belum pernah ke Indonesia. Tak heran Presiden AS Barack Obama menyampaikan ucapan selamat HUT RI ke-71, demikian pula warga Brazil yang ikut mengucapkan selamat ulang tahun sekaligus ikut gembira atas kemenangan Tontowi & Liliyana dalam cabang bulu tangkis yang berhasil mendapatkan medali emas di Rio de Janerio. Kemenangan bulu tangkis itu merupakan pula bonus “rasa” kemenangan bagi Indonesia.

            Rasa kemenangan seperti yang banyak orang Indonesia rasakan hanyalah perasaan yang ada di Indonesia, sama sekali tidak dimiliki di negara lain di dunia ini. Hal itu disebabkan Proklamasi Kemerdekaan RI dilaksanakan pada tanggal 9 Jumat bulan Ramadhan yang bertepatan dengan 17 Agustus 1945. Hal itu pula yang menyebabkan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia disebut “Hari Kemenangan”. Disebut hari kemenangan karena pada saat itu Indonesia berhasil menang atas perlawanan terhadap penjajahan yang ditandai dengan dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan ditambah dengan kemenangan selesai melaksanakan ibadat shaum Ramadhan. Jadi, ada dua kemenangan yang dirasakan bangsa Indonesia, yaitu menang dengan proklamasi dan menang selesai shaum.

            Selepas itu, diselenggarakan pula mudik dan tradisi halal bil halal yang hanya terjadi di Indonesia. Mudik dan halal bil halal itu terjadi untuk mencairkan suasana bangsa Indonesia yang baru saja terlepas dari penjajahan. Hal itu disebabkan ketika Indonesia masih berada dalam kekuasaan para penjajah, sering terjadi bentrokan di antara rakyat Indonesia sendiri. Sebagian rakyat melawan penjajahan, sebagian lagi membela penjajahan. Kedua kelompok ini sering sekali bentrok dan bertikai. Para pejuang menyebut mereka yang membela penjajahan sebagai “pengkhianat bangsa”. Akan tetapi, ketika Belanda dan Jepang berhasil dikalahkan melalui jalur diplomasi dan militer oleh Indonesia, kemudian dikumandangkan proklamasi oleh Soekarno-Hatta, para “pengkhianat bangsa” kelimpungan, kehilangan induk karena pihak-pihak yang mereka bela harus angkat kaki diusir dari tanah air Indonesia. Mereka bingung dan kehilangan arah, tak tahu lagi harus bagaimana. Orang-orang yang mereka perangi telah menang. Mereka pun takut terjadi pembalasan dan penghukuman dari para pejuang yang telah menjadi pemenang perang. Para santri melihat hal itu, kemudian merasa kasihan kepada para pengkhianat bangsa itu. Akhirnya, diselenggarakanlah acara halal bil halal sebagai sarana untuk saling memaafkan yang artinya para pengkhianat itu hendaknya segera dimaafkan karena para penjajah telah kalah dan sebagai sesama bangsa Indonesia harus tetap menjalin silaturahmi. Dimulailah kegiatan mudik dan halal bil halal yang terus berlangsung sampai hari ini untuk saling melupakan masa lalu yang kelam. Itulah kearifan lokal yang hanya ada di Indonesia.


Memupuk Rasa Kemenangan

Perasaan itu harus tetap dijaga dan disirami agar selalu tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat. Ramadhan dan HUT RI itu harus tetap mampu membakar jiwa agar selalu bersemangat dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Semangat kemenangan kebersamaan itu lambat laun akan membuat malu para koruptor, para pengkhianat, para kaki tangan asing, para pedagang undang-undang, para provokator, para perusuh, para penipu, para petualang curang, dan para penjahat di negeri ini. Biarkan mereka malu karena ketika orang-orang bersemangat menunjukkan cinta dan baktinya pada negeri, mereka justru merusakkannya hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya dengan hasil yang tidak seberapa besar. Semangat kebersamaan itu pun akan memberikan sinyal pada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang satu dan mencintai kesatuan; negara yang tidak mudah dirobek-robek, dipecah-pecah, dan diadudomba hanya untuk kepentingan mengumpulkan uang; negara yang memiliki rakyat yang penuh patriotisme tinggi yang akan melakukan hal apa saja untuk melindungi negerinya; negara yang ingin tumbuh dengan keadilan bagi setiap rakyatnya; negara yang menganggap setiap rakyat adalah saudara bagi yang lainnya. Dengan demikian, negara lain yang gemar mencampuri urusan negara lain dan hobi membuat huru-hara di negara orang lain serta senang melakukan fitnah di negara lain, akan berpikir ulang untuk membuat kekacauan di Indonesia karena yang mereka lawan adalah seluruh rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia akan senang sekali menyingkirkan para pengacau seperti senangnya rakyat Indonesia memenjarakan para koruptor dan menghukum mati para pengedar Narkoba.

            Kita bisa menunjukkan kegembiraan dan kesenangan kita melalui media-media sosial yang ada di internet. Kita dapat meng-upload  berbagai kegiatan patriotisme dan permainan dalam youtube. Upayakan selalu membuat dua tayangan jika ditayangkan di Youtube. Tayangan pertama berbahasa Indonesia sebagaimana aslinya. Tayangan kedua dengan menggunakan bahasa Inggris agar dunia lebih mengenal lagi Indonesia dan semakin menghormati Indonesia. Gunakan judul-judul dengan menggunakan bahasa Inggris dan itu cukup mudah dengan menggunakan fasilitas google translate. Dengan lebih dikenal oleh dunia, orang-orang dari berbagai negara akan lebih penasaran pada Indonesia. Dengan demikian, mereka pun akan datang dengan sendirinya. Jika mereka telah datang ke Indonesia, kita bisa menawarkan banyak kebaikan pada mereka. Jangan kita yang terpengaruhi oleh mereka, tetapi kita yang harus memberikan pengaruh positif bagi mereka karena kita telah cukup mampu menyelesaikan banyak sengketa bersenjata pada berbagai daerah di Indonesia dan cukup mampu mempertahankan kehidupan yang lebih harmonis tanpa rasisme. Hal itu disebabkan mereka masih terjebak dalam rasisme, keberbangga-banggaan diri, dan tujuan hidup yang salah, yaitu hanya bertujuan mendapatkan uang dan materi sebanyak-banyaknya. Itulah yang membuat mereka dan juga banyak orang dari kita hidup tidak pernah tenang karena setiap hari hanya memikirkan uang, uang, dan uang.

            Kata Imam Al Ghazali, “Sungguh malang orang-orang yang pergi pagi pulang sore yang di kepalanya dipenuhi pikiran soal uang dan uang. Mereka sesungguhnya orang-orang yang tidak berilmu.”

            Kata Nabi Muhammad saw, “Seseorang yang hidupnya hanya memikirkan dunia akan diberi pekerjaan yang tidak akan pernah selesai. Sepanjang hidupnya hanya akan dipenuhi pikiran duniawi sejak bangun tidur sampai tidur lagi.”

            Dengan kebaikan, semangat, dan kebersamaan yang kita miliki, kita akan mampu menawarkan kebaikan pada dunia. Syaratnya, kita yang harus menyadari diri bahwa diri kita memiliki banyak kebaikan dan mampu melaksanakan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita tidak menyadari kebaikan yang kita miliki, kitalah yang akan terpengaruhi orang lain sehingga kita pun akan hidup sama sesatnya dengan orang lain.

            Begitulah yang ayah saya ajarkan ketika saya kecil, “Jangan mudah terpengaruhi orang lain, tetapi kamu yang harus mampu mempengaruhi orang lain.”


No comments:

Post a Comment