oleh Tom Finaldin
Bandung, Putera Sang Surya
Bismillaahirrahmaanirrahiim, ‘Dengan menyebut nama Allah swt
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang’.
Kalimat
itu adalah kalimat yang paling sering diucapkan oleh Muhammad Rasulullah saw. Umatnya pun harus mengucapkannya sesering
mungkin dalam hidup ini. Setiap kita akan melakukan sesuatu, apa pun itu,
hendaklan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim.
Kalimat itu merupakan permohonan agar Allah swt memberikan kekuatan dan
pertolongan kepada kita untuk menyelesaikan hal-hal yang kita kerjakan dengan
hasil yang baik, bermanfaat, lancar, serta menghasilkan sesuatu yang positif.
Di samping itu, kalimat itu pun membuat kita akan membatasi diri secara
otomatis untuk melakukan hal-hal yang positif saja, tidak melenceng melakukan
hal-hal yang negatif. Sangatlah aneh jika seseorang minum minuman keras
mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim terlebih
dahulu atau hendak mencuri dengan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim. Sangat tidak normal jika seseorang
ingin berbohong ataupun memfitnah orang lain dengan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim.
Kalimat
ini harus sering diucapkan pun agar kaum muslimin, seluruh manusia, jin, dan
makhluk di seluruh dunia ini mengenal Allah swt pertama kali sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Seluruh makhluk harus dan wajib menyadari bahwa Allah swt itu adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Predikat
dan gelar Allah swt itu pula yang harus selalu diyakini dan disebarkan oleh
kaum muslimin di dunia ini. Kaum muslimin harus meyakini dan memberitakan
kepada seluruh dunia, mulai keluarga terdekat sampai manusia terjauh bahwa
Allah swt itu Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Hal itu akan mendorong manusia mendekat kepada Allah swt karena
Allah swt itu sesungguhnya Maha Pengasih
dan Maha Penyayang.
Dengan
demikian, yang harus ditumbuhkan dalam diri setiap muslim adalah perwujudan
dari Allah swt yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Artinya, setiap orang Islam harus melatih dirinya menjadi
seorang yang pengasih dan penyayang kepada dirinya dan lingkungannya. Rasa
kasih sayang inilah yang harus ditumbuhkan, harus selalu dijaga, dan ditebarkan
di mana pun kita berada.
Memang
Allah swt adalah juga Maha Adil, Maha
Kuasa, Maha Kuat, Maha Perkasa, Maha Menentukan, Maha Pembalas, Maha Keras,
Maha Agung, dan lain sebagainya, tetapi Allah swt dan Muhammad saw “mendorong”
kita untuk lebih sering mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim,
‘dengan menyebut nama Allah swt yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang’.
Allah swt dan Rasul-Nya tidak terlalu menganjurkan mengucapkan kalimat ‘dengan menyebut nama Allah swt yang Maha
Kuat dan Maha Perkasa’ atau ‘Maha
Adil dan Maha Pemaksa’ atau ‘Maha
Keras Siksa dan Maha Pembalas bagi Orang Kafir’. Hal itu disebabkan Allah
swt ingin diperkenalkan sebagai Maha
Pengasih dan Maha Penyayang terlebih dahulu dan umat Islam diharapkan Allah
swt sebagai pribadi-pribadi yang pengasih dan penyayang sebagai perwujudan dari
diri-Nya.
Sangatlah
tidak elok jika kaum muslimin terlebih dahulu memperkenalkan Allah swt sebagai Maha Penyiksa, Maha Pembalas, Maha
Penghukum, Maha Penolong Mujahidin, Maha Penghancur, Maha Keras Siksa, Maha
Berkehendak, dan lain sebagainya yang mengarah pada penghukuman,
penghancuran, kematian, kekerasan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Sangatlah
kurang bagus jika memperkenalkan Allah swt sebagai ‘Zat Mahakuat’ dan ‘Maha
Penyiksa’ sebelum kita memperkenalkan Allah swt sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Memang
benar dalam situasi khusus kita harus tampil mewujudkan diri sebagai penghancur, pembalas, penghukum, atau penyiksa sebagai kepanjangan tangan
Allah swt di muka Bumi ini untuk menghentikan berbagai keburukan dan kejahatan
orang-orang sesat dan durhaka, tetapi terlebih dahulu kita harus tampil sebagai
pribadi-pribadi yang penuh kasih sayang, baik terhadap diri maupun lingkungan
di sekitar kita. Itulah yang diinginkan Allah swt dari dianjurkannya kita untuk
sesering mungkin mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim.
Dengan
terlebih dahulu menampilkan diri sebagai manusia pengasih dan penyayang serta
menebarkan kasih sayang di muka Bumi, maka kita sudah berperan sangat positif
dalam menciptakan perdamaian dunia. Bayangkan jika kaum muslim yang saat ini
mencapai sekitar 1,6 miliar sama-sama berpribadi pengasih dan penyayang serta
menebarkan kasih sayang, maka ada 1,6 miliar lingkungan yang terwarnai oleh
kasih sayang.
Bukankah
itu artinya meliputi seluruh dunia?
Bukankah
terasa indah jika Bumi ini diliputi oleh gelombang kasih sayang?
Benar
dalam situasi tertentu kita harus tampil sebagai penghancur dan pembawa keadilan, sebagaimana yang diperintahkan
Allah swt, tetapi tidaklah boleh dilupakan yang pertama dan yang paling sering harus
ditampilkan oleh setiap muslim adalah jiwa-jiwa yang penuh kasih sayang.
Dengan
pribadi penuh kasih dan sayang kita akan lebih mudah memperkenalkan Allah swt
sebagai Maha Pencipta, Maha Pengatur,
Maha Berkuasa, Maha Adil, Maha Penghukum, Maha Penyiksa, dan lain
sebagainya. Hal itu pun akan mempermudah orang-orang nonmuslim untuk menjadi
muslim dan akan lebih kuat menanamkan keimanan terhadap orang-orang yang sudah
menjadi muslim. Dengan demikian, akan ada banyak pahala yang kita terima dari
Allah swt, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Insyaallah.