Wednesday 13 May 2015

Untuk Apa Kita Hidup?



oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

Banyak sekali orang yang kebingungan tentang hidupnya. Mereka tidak mengerti buat apa dirinya hidup di dunia ini. Oleh sebab itu, mereka mudah sekali gelisah, bingung, dan tak jelas melangkah.

             Kegelisahan dan kebingungan itu adalah hal yang wajar karena manusia menginginkan kejelasan dalam hidupnya. Adalah siksaan yang sangat mengerikan ketika seseorang bangun pagi tanpa tahu tujuan yang hendak dicapainya. Mereka bingung mau melakukan apa dan pergi ke mana. Hidup tanpa tujuan membuat dirinya hampa, kosong, dan tidak berguna. Oleh sebab itu, mereka akan mencari sesuatu untuk dijadikan tujuan agar memiliki kegiatan, langkah, ataupun aktivitas dalam mengisi kekosongan dirinya.

Untuk mengisi kehampaan hidup, manusia mencari atau menciptakan tujuan hidup. Biasanya, tujuan itu bermuara pada hal yang sama, yaitu: kekayaan, kehormatan, kepandaian, dan cinta. Keyakinan itu sangat kuat dalam diri manusia sehingga manusia rela bersusah payah mendapatkannya. 

Akan tetapi, dalam memperoleh apa yang diinginkannya manusia sering terjatuh dalam kegelisahan dan kebingungan lainnya. Apalagi jika yang diinginkannya tidak tercapai. Dia akan merasa kecewa dan gagal. Hidupnya menjadi tidak bermakna.

Kalaupun keinginannya itu bisa diperoleh, dia akan segera merasakan bahwa apa yang sudah diperolehnya ternyata tidak memberikan kebahagiaan, bahkan menimbulkan masalah baru dalam hidupnya. Di samping itu, dia pun sering merasa cemas dan khawatir jika yang sudah diperolehnya itu hilang secara tiba-tiba dalam keadaan memalukan.

Kita sudah sangat sering melihat orang kaya yang jatuh miskin. Orang pandai yang tersingkir. Orang berkuasa yang berakhir menderita. 

Ternyata, semua tujuan itu palsu belaka. Itu bukanlah tujuan yang sebenarnya, melainkan sekedar perhiasan dunia yang bisa mencelakakan hidup kita.

Manusia sangat sering tertipu oleh segala hal yang bersifat materi. Oleh sebab itu, dia tidak pernah merasakan kebahagiaan hakiki yang bernilai abadi, kecuali kebahagiaan yang datang sekali-sekali dan segera pergi. Selebihnya, manusia selalu berada dalam kesusahan.  

Jadi, apa sesungguhnya tujuan hidup manusia? 

Allah swt dalam Al Quran surat Adz dzariat ayat 56 mengatakan:

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” 

Allah swt memiliki maksud bahwa manusia diciptakan hanya untuk mengabdi kepada diri-nya agar manusia dapat kembali kepada diri-nya dalam keadaan suci dan bersih penuh cinta dan kebahagiaan.

Jika manusia tidak mengabdikan diri kepada Allah swt,  dia akan terjebak pada tuhan-tuhan palsu dan tujuan-tujuan palsu, seperti, iblis, uang, jabatan, pemimpin, seks, ilmu pengetahuan, orangtua, saudara, perusahaan, teman, negara, ras, suku bangsa, nabi, hobi, kekayaan, kendaraan, bisnis, kekasih, suami, istri, makanan, minuman, diri sendiri, dan lain sebagainya. Tuhan dan tujuan palsu itu hanya akan menjerumuskan kita dalam lembah kesusahan tiada henti.

Tujuan yang sebenarnya bagi manusia adalah kembali kepada Allah swt dalam keadaan suci dan bersih untuk mendapatkan cinta dan kebahagiaan hakiki dengan cara mengabdikan diri secara penuh kepada Allah swt.

 Bagaimana cara mengabdi kepada Allah swt?

Cara mengabdi kepada Allah swt ada dua, yaitu: ibadat mahdah (khusus) dan ghairu mahdah (umum).
 
Ibadat mahdah (khusus) adalah ibadah yang cara-caranya sudah diatur secara khusus oleh Allah swt dan Rasulullah saw, misalnya, shalat, shaum, zakat, haji, wudhu, mandi hadats, dan umrah. 

Ibadah ghairu mahdah (umum) adalah ibadah yang pelaksanaannya tidak diatur secara khusus oleh Allah swt dan Rasulullah saw. Kita diperbolehkan menggunakan logika dalam melaksanakannya, misalnya, berbuat baik kepada  orangtua, mudah tersenyum, berperilaku adil, jujur, menolong orang lain, tidak berbohong, berbicara lembut, dan mengajak orang lain berbuat kebaikan di muka Bumi.

 Kapan kita harus mulai ibadat? 

Sekarang!

Muhammad saw mengatakan, “Mulai diri sendiri, dari yang paling kecil, mulai saat ini juga

No comments:

Post a Comment