Wednesday 27 May 2015

Alasan Sah Berperang



oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Kaum muslimin, baik yang bodoh maupun yang pintar sebenarnya menjadi sasaran empuk permainan syetan jin dan syetan kapitalis yang gemar bertengkar plus rebutan uang. Orang-orang kafir jahat bersama para syetan kafir bersama-sama mengadu domba umat Islam. Sementara itu, umat Islam berbangga-bangga diri dalam kebodohannya dan congkak dalam kepintarannya. 

Upaya mengadu domba umat Islam tidak lagi dilakukan dengan cara kasar seperti masa lalu. Pada masa lalu para bangsawan Indonesia di dalam keraton, istana, dan kesultanannya diadu domba dengan cara mempertengkarkan antara ayah dan anak, adik dan kakak, paman dan keponakan, dan lain sebagainya. Adu domba itu mempengaruhi kekuatan dan kesolidan bangsa Indonesia. Hal itu disebabkan pertengkaran itu menjadi perang di antara kekuatan bangsa sendiri. Ketika para bangsawan kita bertengkar, penjajah bertepuk tangan bersorak-sorai karena semakin mudah mengeruk keuntungan dari kekayaan alam Indonesia yang rasanya lezat. 

Cara itu sudah sulit sekali dilakukan. Cara yang efektif saat ini adalah para pembuat skenario jahat mempengaruhi orang-orang bodoh dari kalangan umat Islam untuk melakukan perang dengan alasan jihad  di dalam Al Quran. Karena memang dasarnya bodoh, mereka mau saja mendengarkan penjelasan-penjelasan Al Quran yang ngawur tentang jihad. Kebodohan itu bertambah-tambah karena ada kucuran dana untuk melakukan aksi-aksi teror dan perang-perang yang sangat sulit dipahami kebenarannya.

Kalangan kaum muslim yang pintar jadi sibuk mempertahankan diri bahwa Islam itu membawa kedamaian dan cinta karena mendapat serangan opini-opini yang terbangun oleh tindakan-tindakan bodoh dari perang-perang yang tidak jelas maksud dan tujuannya. Mereka pun tak segan-segan menyalahkan saudaranya sendiri yaitu orang-orang Islam bodoh di hadapan dunia sebagai orang-orang jahat yang harus dimusuhi dan dibasmi.

Pendeka kata, secara tidak disadari kita sebenarnya sedang tenggelam dalam permainan para syetan dari jenis jin dan manusia. Akibatnya,  umat Islam selalu menjadi korban secara fisik dan korban tuduhan-tuduhan yang teramat keras untuk dibantah. Artinya, sudah sempurnalah umat Islam dipermainkan secara tidak sadar.

Satu-satunya cara untuk mengatasi semua itu adalah kesadaran untuk kembali pada tugas yang mulia untuk menebarkan kasih sayang dan perdamaian di muka Bumi ini. Apabila ada tindakan-tindakan kotor, kasar, dan keji yang dilakukan sekelompok kaum muslimin, hal yang pertama dilakukan adalah memperingatkan mereka untuk tidak melakukan kerusakan terhadap manusia dan Bumi yang kita cintai ini. Ingatkan bahwa sesama kaum muslimin itu bersaudara. Kita jangan tiba-tiba langsung ikut-ikutan menyalahkan secara membabi buta.

Ingatkan pada alasan-alasan yang digunakan Rasulullah Muhammad saw jika mengobarkan perang. Dari semua perang yang saya pelajari, alasan Muhammad saw melakukan perang hanyalah untuk membela diri, membela kehormatan, mempertahankan hak, dan menegakkan keadilan. Hanya itu. Tidak ada alasan lain.

Dengan bersandar pada alasan-alasan yang digunakan Rasulullah, kita bisa menilai apakah perang-perang yang dikobarkan oleh sekelompok umat Islam itu sah atau tidak. Jika memang alasan itu sesuai dan sejalan dengan yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad saw, perang yang terjadi sudah seharusnya menjadi perang bagi umat Islam seluruhnya di muka Bumi. Setiap diri muslim wajib berpartisipasi sesuai dengan kapasitas masing-masing. Akan tetapi, jika tidak sesuai dengan alasan yang dilakukan oleh Rasulullah, perang itu sama sekali tidak sah dan sama saja dengan membuat kedurhakaan kepada Allah swt dan pengkhianatan kepada Rasulullah Muhammad saw. Hal itu disebabkan perang itu hanya bersandar pada hawa nafsu, membuat buruk kehidupan manusia, dan memperburuk citra Agama Islam. Perang seperti itu memang harus diperangi secepatnya agar kembali pada jalan Allah swt. Besar kemungkinan bahwa perang itu justru buah dari skenario yang disusun para syetan jin dan syetan manusia.

Sekali lagi, alasan perang Rasulullah hanyalah untuk membela diri, membela kehormatan, mempertahankan hak, dan menegakkan keadilan. Di luar itu, tidak ada.

Bagaimana dengan perang menegakkan Negara Islam?

Pertanyaan itu bisa dijawab dengan pertanyaan lain, yaitu kapan Nabi Muhammad saw berperang untuk menegakkan Negara Islam?

Di samping itu, frasa Negara Islam berasal dari dua konsep yang sangat jauh, yaitu konsep negara dan konsep Islam. Konsep negara atau negara bangsa tumbuh pascaperjanjian Westphalia yang hadir dalam masa-masa kelam daratan Eropa. Adapun Islam hadir sebelum langit dan Bumi diciptakan yang kemudian dibawa dan diperkenalkan para nabi sejak Adam as sampai dengan Muhammad saw. Jadi, wajar jika konsep Negara Islam akan selalu rancu.

Lain kali kita akan coba bahas soal Negara dan Islam. Tidak pada artikel ini.

Kita harus menyudahi kondisi hidup dalam permainan para begundal ini dengan cara kembali pada kebenaran Islam dan membela secara penuh urusan kaum muslimin sekaligus menentang secara penuh kekerasan-kekerasan dari kelompok mana pun. Jangan banci, setengah-setengah, hanya karena ingin dipuji atau ingin bisnis lancar.

Perlu diperhatikan, walaupun berteriak dalam jihad Allahu Akbar berkali-kali, tetapi perang yang dilangsungkan itu tidak sesuai dan sejalan dengan yang dicontohkan Rasulullah, sama sekali tidak punya arti apa-apa, bahkan sama dengan menanam dosa untuk dituai di tanah neraka kelak.

Lakukan kebaikan, perdamaian, dan kasih sayang sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw. Kalaupun harus berperang, lakukan pula sesuai dengan alasan dan cara-cara Rasulullah saw.

Demi Allah swt

No comments:

Post a Comment