oleh Tom Finaldin
Bandung, Putera Sang Surya
Kita, bangsa Indonesia sudah cukup
bangga dengan kekuatan militer Indonesia sekarang. Kita tidak lagi dilecehkan
oleh negara-negara terdekat kita. Minimal kita sudah memiliki kekuatan angkatan
bersenjata yang dianggap mampu melindungi wilayah Negara Indonesia. Meskipun
kadang-kadang kecolongan, tetapi kita mampu menghalau, menghardik, bahkan
menghukum siapa pun yang melanggar kedaulatan Negara Indonesia.
Miiter
Indonesia tampaknya merupakan cerminan pula dari jiwa bangsa Indonesia.
Maksudnya, kekuatan militer Indonesia cenderung untuk defensif tidak ofensif.
Militer Indonesia lebih berfokus pada pertahanan diri, bukan dirancang untuk
menyerang dan menaklukkan negara lain. Memang begitulah jiwa bangsa Indonesia
yang cinta damai dan tidak ingin ada huru-hara.
Kita bisa tanya
hati kita masing-masing sebagai bangsa Indonesia, “Adakah keinginan untuk
menguasai bangsa lain? Adakah keinginan untuk menjajah negara lain?”
Jawabannya
pasti, “Tidak!”
Iya kan?
Perasaan
untuk tidak melukai dan merugikan orang lain atau negara lain itu adalah
anugerah terindah dari Allah swt. Kita tidak perlu semedi, meditasi, ataupun
mengadakan kelas khusus agar “berhenti” dari keinginan membuat kerusuhan kepada
bangsa lain. Dengan demikian, hidup kita relatif lebih tenang dan lebih santun.
Berbeda
dengan banyak negara lain yang mempersiapkan diri untuk menguasai wilayah negara
lain. Mereka meningkatkan kekuatan militernya karena “takut” diserang dan
memang ingin menguasai negara lain. Jiwa mereka memang begitu dari dulu selalu
diliputi ketakutan dan keinginan untuk berkuasa. Akibatnya, mereka sering
sekali gelisah dan kerap merancang berbagai rencana untuk menaklukan bangsa
lain, baik dengan cara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Kita bisa
lihat sejarah mencatat itu dan tidak pernah dilupakan bagaimana mereka melakukan
penjajahan terhadap negeri lain dan mereka sendiri berperang dengan sesama mereka.
Mereka
harus banyak berlatih mengendalikan pikiran, memenej hati, dan merapikan
tingkah laku. Oleh sebab itu, mereka harus keluar banyak uang agar mampu “berhenti”
dari bersaing dan menginginkan menguasai orang lain. Itu juga kalau mereka mau.
Pentingnya Peningkatan Militer Indonesia
Meskipun sudah cukup bangga dengan
kekuatan militer saat ini, kita, bangsa Indonesia tidak boleh merasa hanya
cukup dengan itu. Memang jiwa kita jiwa defensif, tetapi sekali waktu pasti
akan diperlukan tindakan-tindakan ofensif. Hal itu tidak bisa dipungkiri selalu
terjadi dalam hidup kita. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita sudah
sangat bijaksana menghadapi orang yang selalu menyerang, menghina, bahkan
memfitnah kita, tetapi jika orang itu tidak juga berhenti dari merugikan diri
kita, sekali-sekali memang diperlukan upaya keras secara fisik, misalnya,
menggampar atau memukul orang itu agar sadar dari keburukannya. Nah, dalam
dunia modern seperti ini, kita tidak bisa memungkiri adanya kemungkinan negara lain
atau bangsa lain melakukan keburukan kepada Negara Indonesia dari tempatnya
sendiri tanpa mengerahkan kekuatan militer ke wilayah Indonesia. Mereka bisa
merampok, mencuri, melakukan penghinaan, fitnah, mengacaukan ekonomi, melakukan
pelecehan terhadap WNI, atau menyadap rahasia Negara Indonesia sehingga membuat
keburukan terhadap kita.
Bukankah
kita pernah disadap oleh tetangga kita?
Bukankah
krisis moneter yang kita alami pada 1998 juga tidak lepas dari perilaku buruk
mereka yang membuat ekonomi kita carut marut?
Beruntung
dengan upaya diplomasi dan ekonomi kita bisa menyadarkan mereka. Akan tetapi,
siapa yang bisa menjamin bahwa negara-negara lain tidak akan melakukan upaya
serupa, lalu tetap angkuh dengan perilakunya itu?
Mau
tidak mau kita harus show bahwa kita
bisa melumatkan mereka. Bahkan, bukan hanya show,
sekali-kali perlu kita mengirim
ledakan peluru ke arah mereka dengan maksud agar mereka berhenti dari melakukan
keburukan itu.
Dengan
demikian, kita tidak boleh berpuas diri dengan hanya kekuatan militer saat ini.
Kita harus terus memperkuat diri, baik dari segi Alutsista maupun keterampilan
individu prajurit. Hal yang sangat penting untuk tetap dipelihara adalah jiwa
nasionalisme dan semangat rakyat yang harus selalu mencintai negerinya dan
tetap seia-sekata dalam mengarungi hidup.
Di samping
untuk melindungi harta dan martabat bangsa, peningkatan militer pun mutlak
diperlukan untuk menciptakan perdamaian dunia. Para pendiri bangsa Indonesia
sudah mengamanatkan bahwa Indonesia selama-lamanya harus membenci penjajahan,
baik penjajahan yang dilakukan negara terhadap negara, maupun negara terhadap
rakyatnya, apa pun alasannya. Leluhur kita mewariskan jalan agar kita selalu
menggunakan politik luar negeri yang “Bebas dan Aktif”. Bebas dari pengaruh dan
tekanan siapa pun dan aktif menciptakan perdamaian dunia.
Bagaimana
mungkin kita akan terbebas dari tekanan orang lain dan aktif menciptakan
perdamaian jika kita dalam keadaan lemah atau hanya mampu membela diri?
Mungkin
kita bisa terbebas dari tekanan orang lain karena mampu membela diri, tetapi
akan selalu kesulitan memaksa orang lain agar bisa bersikap lebih baik untuk
tidak melakukan keburukan di muka Bumi ini. Misalnya, jika kita memiliki
kekuatan militer yang sangat hebat, kita akan lebih mudah membela bangsa yang
lemah dan komunitas yang terzalimi agar negara-negara yang bertanggung jawab
terhadap hal itu dapat lebih cepat melakukan perbaikan-perbaikan.
Peningkatan
kualitas militer sangatlah mutlak diperlukan untuk melindungi bangsa dan negara
serta diperhitungkan ketika Indonesia benar-benar “aktif” dalam “memaksa” dunia
agar selalu berada dalam perdamaian.
No comments:
Post a Comment