oleh Tom Finaldin
Bandung, Putera Sang Surya
Keadaan dan penderitaan pengungsi
Rohingya memang sangat memprihatinkan dan mengerikan. Mereka memang berada
dalam keadaan paling buruk dalam sejarah hidupnya sehingga harus mondar-mandir
di lautan yang kemudian meminta pertolongan pada negara-negara lainnya,
terutama di kawasan Asean. Siapa pun yang memiliki hati pasti akan merasa
kasihan kepada mereka.
Akan
tetapi, di balik semua itu mereka pun tidak perlu lantas menjual penderitaan
dan kesakitan agar mendapatkan pertolongan. Mereka tidak perlu pula terlalu
menyalahkan orang yang dianggap menganiaya mereka. Yang pertama kali patut
dilakukan adalah melakukan introspeksi terhadap diri mereka masing-masing.
Bencana
dan penderitaan yang mereka alami adalah disebabkan oleh kejadian-kejadian masa
lalu. Kita semua memahami bahwa kejadian hari ini merupakan akibat dari masa
lalu dan kejadian masa depan ditentukan oleh hari ini. Artinya, mereka harus
pula introspeksi diri karena sangat mungkin bahwa bencana atau penderitaan
itu diakibatkan oleh ulah mereka sendiri yang mengakibatkan datangnya hukuman
dari Allah swt. Bukan hanya pengungsi Rohingya sebenarnya yang harus
introspeksi diri. Semua bangsa, komunitas, maupun individu harus selalu introspeksi
diri, jangan lantas menyalahkan orang lain atas penderitaan yang kita alami.
Memang benar Allah swt sering mencoba kita dengan berbagai kegetiran yang
dilakukan oleh orang lain tanpa kita melakukan kesalahan apa pun, tetapi
biarlah cobaan itu berlangsung karena Allah swt sendiri yang melakukannya. Yang
harus kita perhatikan adalah bisa jadi bahwa bencana, penderitaan, kerugian,
kesakitan yang dialami itu diakibatkan oleh perilaku kita sendiri atau oleh
kesalahan kita sendiri.
Sangat
mungkin penderitaan itu terjadi karena mereka di tempat asalnya tidak mau
membaur, memiliki keinginan politik yang mengganggu orang banyak, melanggar hukum,
menganggap diri lebih baik dan mulia, melecehkan orang lain, curang, jahat, dan
lain sebagainya. Memang benar Islam adalah agama paling benar, paling mulia,
dan paling logis. Akan tetapi, Islam sendiri harus dibawa dalam kehidupan ini
dalam rangka rahmatan lil alamin, ‘memberikan
rahmat bagi semesta alam’. Di mana pun kaum muslim hidup dan berdiri, harus
mencerminkan rahmat bagi lingkungannya, bukan menjadi biang kegaduhan dan
sumber pertengkaran. Kita harus selalu dalam keadaan berbuat baik. Kalaupun
orang lain melakukan keburukan terhadap diri kita dalam keadaan kita selalu
baik, kesalahan ada pada orang lain. Allah swt pasti akan menghukum orang jahat
seberat-beratnya. Akan tetapi, jika orang lain melakukan keburukan kepada kita
karena kita melakukan keburukan kepada orang lain, wajar kalau Allah swt memberikan
peringatan yang keras kepada kita. Allah swt menghendaki kaum muslimin menjadi
wakil-Nya di muka Bumi, bukan menjadi pengacau di tempat dia hidup. Allah swt
itu Maha Pengasih dan Penyayang, maka kaum muslim harus menunjukkan kasih sayang
yang dititipkan Allah swt dalam dirinya itu sehingga lingkungannya akan
terterangi dengan lampion-lampion keindahan.
Saya
tidak menuduh pengungsi Rohingya melakukan banyak kejahatan di tempat asalnya
sehingga mereka harus bertikai, menderita, kemudian kabur. Akan tetapi, adalah
lebih baik jika melakukan introspeksi diri agar tumbuh menjadi pribadi yang
lebih baik di mana saja kita hidup. Kalau kita sudah melakukan banyak kebaikan,
tetapi orang lain tetap berbuat buruk kepada kita, kita boleh melakukan perlawanan
atau menghindar, kemudian menyerahkan segala urusan kepada Allah swt.
Introspeksi
adalah sangat baik, kemudian cari solusi agar terjadi perdamaian dan kehidupan
harmonis di muka Bumi ini. Saya sangat yakin kejadian yang menimpa kaum
Rohingya ini ada penyebabnya, tidak mungkin tidak ada penyebabnya. Penyebab
itulah yang harus segera dipecahkan. Penyebabnya itu bisa berasal dari kaum
Rohingya sendiri, bisa pula karena kebencian yang tidak beralasan dari
komunitas di luar mereka. Semua itu harus segera diselesaikan dan dicari jalan
keluarnya dengan menghasilkan win win
solution.
Jadikan Islam sebagai benar-benar rahmat bagi semesta alam di mana pun kita hidup.
No comments:
Post a Comment