oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Menurut Sztompka (2009)
dalam Kun Maryati dan Juju Suryawati (2013), kondisi tertentu di dalam
masyarakat dapat menumbuhkan gerakan sosial. Beberapa orang mengorganisasikan
diri untuk melakukan perubahan. Gerakan sosial ini memiliki beberapa komponen,
yaitu:
Pertama, adanya
kolektivitas orang yang bertindak bersama.
Kedua, kolektivitasnya
tersebar, tetapi derajatnya lebih rendah dibandingkan organisasi formal.
Ketiga, adanya
tujuan bersama, yaitu perubahan dalam masyarakat.
Keempat, tindakannya
mempunyai derajat spontanitas yang tinggi, tidak melembaga, dan bentuknya tidak
konvensional.
Adapun keterkaitan perubahan sosial dan gerakan sosial
dapat dilihat dari ketiga komponen berikut.
Pertama, gerakan
sosial memiliki tujuan perubahan, bisa positif, bisa pula negatif. Secara
positif, bertujuan untuk memperkenalkan hal baru dan bermanfaat (politik,
budaya, pendidikan, kesehatan, dsb.). Adapun secara negatif, bertujuan untuk
menghentikan perubahan agar tidak tidak terjadi pergeseran nilai.
Kedua, hubungan
timbal-balik akibat perubahan mempengaruhi sifat internal hingga eksternal
masyarakat.
Ketiga, gerakan
sosial dalam status. Pertama, statusnya sebagai penyebab utama; kedua, sebagai
dampak atau gejala yang menyertai proses sosial; ketiga, sebagai wahana atau
mediator pembawa perubahan.
Hal yang patut diingat pula adalah bahwa perubahan tidak
selalu menggunakan jalan damai untuk mengubah suatu peradaban ke peradaban
lain. Banyak sekali perubahan yang justru melalui gerakan-gerakan sosial yang
kuat.
Demikian komponen-komponen gerakan sosial.
Sampurasun.
Sumber
Pustaka
Maryati,
Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi
untuk SMA dan MA Kelas XII Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial,
Penerbit Erlangga: Jakarta
Wijayanti,
Fitria; Kusumantoro, Sri Muhammad; Irawan, Hanif, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial