Saturday, 5 February 2022

Edy Mulyadi Terjerat Ahok

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Beneran parah netizen pendukung Ahok. Luar biasa gila mereka. Semua orang yang mereka anggap telah menjerumuskan Ahok ke dalam penjara, dikuliti, dibongkar rahasianya, dibeberkan masa lalunya. Kemudian, disebarluaskan sebagai korban kutukan atau karma Ahok. Mereka pun bertepuk tangan. Beneran kacau nih orang-orang. Mereka mempermalukan para musuh Ahok.

            Edy Mulyadi telah membuat marah orang-orang Kalimantan karena menyebut Kalimantan yang dijadikan tempat pindah Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia sebagai tempat “jin buang anak”. Akibat kata-katanya itu, Edy kini harus berurusan dengan hukum dan masuk penjara. Netizen Ahokers menelisik pribadi Edy. Ternyata, Edy dulunya adalah Sekjen Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI. Edy punya peran besar dalam menggerakan aksi massa 212 di Monas, Jakarta, dulu. Artinya, dia sangat bertanggung jawab atas dihukumnya Ahok. Di samping itu, profil siapa sebenarnya Edy pun diulas, termasuk sebagai Caleg gagal dari PKS.

            Hal itu dalam pandangan para Ahokers, telah terbukti satu lagi kutukan dan karma Ahok. Mereka pun mewanti-wanti bagi siapa pun yang telah berperan serta menghancurkan karir Ahok dulu untuk bertobat dan meminta ampun kepada Ahok agar tidak terkena kutukan Ahok.

            Orang boleh percaya atau tidak percaya atas kutukan itu, tetapi para pendukung Ahok terus berupaya meyakinkan masyarakat bahwa karma Ahok itu ada dan memang terjadi. Saya pun menulis tentang hal ini untuk ketiga kalinya yang disertai nama-nama orang yang telah terkapar karena terkait dengan perilakunya dulu menjatuhkan Ahok.

            Sebagaimana yang sudah-sudah, hal yang saya yakini adalah “segala kejadian yang menimpa kita hari ini adalah akibat perilaku kita masa lalu dan perilaku kita hari ini menentukan keadaan kita pada masa depan”. Soal pengertian karma, terserahlah, mau ngambil pandangan dari aliran kepercayaan, Hindu, Budha, atau yang lainnya. Saya sebagai orang Islam sangat percaya bahwa segala perilaku kita itu menimbulkan akibat yang negatif dan positif terhadap diri kita sendiri bergantung dari positif atau negatifnya perilaku kita. Begitu pula tentang konsep keberadaan surga dan neraka sebagai akibat dari positif atau negatifnya tingkah laku kita, baik lahir maupun batin.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment