Tuesday, 1 February 2022

Kemarin Ustadz Cabul, Sekarang Habib Diduga Cabul

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Berbeda dengan Herri Wirawan yang sudah terbukti cabul dan dirinya sendiri mengakui perbuatannya, saya menggunakan kata “diduga” untuk Habib Yusuf Alkaf karena masih dalam proses pemeriksaan di kepolisian dan belum masuk pengadilan. Sebelum ketuk palu vonis hakim berbunyi, kita tidak boleh mengatakan seseorang adalah bersalah atau tidak bersalah, semuanya harus dijelaskan dulu seterang-terangnya.

            Yusuf Alkaf ditangkap polisi di Pamekasan, Madura. Dia dilaporkan atas dugaan pencabulan terhadap kedua muridnya yang masih berusia 16 tahun. Seorang gadis kelahiran Jakarta dan seorang gadis lagi kelahiran Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura. Menurut kepolisian, Yusuf Alkaf melakukan pencabulannya dengan cara meminta dipijit kedua muridnya itu di dalam kamar studionya, lalu terjadilah tindakan lanjutan pencabulan itu. Perilakunya itu tidak hanya dilakukan satu kali, tetapi dua sampai dengan tiga kali.

            Atas dugaan itu, polisi melayangkan pemanggilan, tetapi  Yusuf Alkaf tidak mau datang. Kemudian, status Alkaf menjadi tersangka dan ditangkap oleh polisi untuk dimintai keterangan pada Senin, 31 Januari 2022, pukul 19.30.


Yusuf Alkaf (Sumber Foto: tribunnews.com)


            Terlepas dari hasil penyidikan dan pengadilan menyatakan nanti Yusuf Alkaf terbukti bersalah atau tidak, kejadian-kejadian semacam ini sungguh menyedihkan. Para pengajar yang seharusnya menjadi contoh, teladan, atau sosok ideal bagi murid-muridnya berubah menjadi predator seks yang merusakkan murid-muridnya. Hal-hal seperti ini harus menjadi pelajaran bagi para ulama, kiyai, ustadz, habib, guru, atau dosen seperti saya ini. Jujur saja semua pengajar yang dihormati dan diidolakan oleh murid-muridnya mudah saja jatuh ke dalam jurang kehinaan seksual semacam ini. Saya punya ratusan murid dan mahasiswa yang sangat cantik-cantik dan seksi-seksi serta akrab dalam berkomunikasi, godaan untuk itu sangat besar, dan mudah jatuh dalam kerapuhan. Jika Allah swt tidak melindungi, berantakanlah hidup karena hal-hal seperti itu.

            Saya sarankan jika ada penceramah atau pengajar yang menyukai murid-muridnya, jangan lakukan pencabulan atau kekerasan seksual. Sebaiknya, tanya kepada diri sendiri.

            Mampukah dan siapkah kita untuk menikahinya dan bertanggung jawab terhadap hidupnya?

            Apakah dia mau dan setuju untuk menjadi istri kita yang pertama, kedua, ketiga, atau keempat?

            Apakah orangtuanya atau walinya setuju untuk kita nikahi?

            Bagaimana kehidupan kita ke depannya?

            Pikirkan matang-matang sebijaksana mungkin dan sehati-hati mungkin. Jika sudah berpikir ratusan keliling, lakukanlah dan tetap berdoa bergantung kepada Allah swt. Jangan mencabulinya, memalukan dan dosa.

            Adalah sangat baik mengikuti nasihat Syekh Abdul Qadir Jaelani yang mengajarkan jika ada keinginan untuk menikah (menikah lagi), serahkanlah kepada Allah swt. Jika menurut Allah swt itu baik, akan ada jalan untuk terjadinya pernikahan itu dalam perlindungan Allah swt. Jika menurut Allah swt buruk, Allah swt akan menghilangkan keinginan itu dari diri kita. Insyaallah.

            Inilah ajaran Islam bahwa muslim itu adalah orang yang mampu mencegah dirinya dari melukai orang  lain, baik hatinya, jiwanya, maupun fisiknya. Orang yang mulia itu adalah orang yang mampu mengalahkan sisi gelap dirinya sehingga yang muncul dalam hidupnya adalah sisi terang dan kesucian dirinya.

            Jangan rusakkan murid-murid kita karena mereka itu adalah butiran-butiran tasbih yang akan kita persembahkan di hadapan Allah swt kelak untuk menyelamatkan kita dari siksa api neraka.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment