oleh Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Mari kita tertawakan para
penakut yang iri terhadap Masjid Raya Al Jabbar Provinsi Jawa Barat. Mereka
tampaknya tidak bisa tidur dan terus mencari cara untuk merendahkan Masjid Raya
Al Jabbar dan terutama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang
Emil. Mereka itu sudah punya jagoan dan merancang situasi untuk Pemilihan
Presiden (Pilpres) 2024. Kehadiran Masjid Raya Al Jabbar yang dikomandoi Kang
Emil mengejutkan mereka. Intinya, mereka ketakutan perhatian rakyat jadi
tertuju kepada Kang Emil dan kemajuan Provinsi Jawa Barat. Hal itu bisa membuat
jagoan mereka tersingkir sebelum waktunya.
Seharusnya, mereka tidak usah Baper seperti itu. Kang
Emil sendiri tenang kok menghadapi Pilpres 2024.
Ridwan Kamil dan istri, Atalia Praratya (Foto: Orami) |
“Saya
ini masih punya hak politik untuk menjadi Gubernur Jawa Barat periode
berikutnya. Akan tetapi, kalaulah pintu takdir terbuka untuk saya di tingkat
nasional, I will do the best (saya
akan melakukan yang terbaik),” begitu kata Kang Emil.
Tidak perlu Baper. Semua ada takdirnya, kalem aja, Bro.
Jangan bikin hoax, fitnah, dan ketololan.
Meskipun demikian, mereka layak untuk takut dan tidak
bisa tidur karena sekarang Kang Emil sudah menjadi Wakil Ketua Umum Partai
Golkar. Di samping itu, dia pun menjadi pejabat Badan Pemenangan Pemilu
(Bapilu) Partai Golkar. Itu adalah jabatan-jabatan penting yang sudah pasti
didukung penuh Golkar dan perintah Kang Emil untuk memenangkan Golkar pasti
dipatuhi Partai Golkar. Itu memang menakutkan bagi orang-orang yang iri dan
penakut.
Masjid Raya Al Jabbar (Foto: TripZilla Indonesia) |
Saking takutnya, mereka bikin postingan-postingan sangat bodoh. Saya yakin mereka yang bikin postingan itu bukan orang Bandung ataupun orang Jawa Barat. Orang Jawa Barat tidak akan sebodoh itu bikin postingan. Mereka bikin postingan, tulisan atau tayangan video dengan judul “IRONI JAWA BARAT, WARGA MISKIN DI SAMPING MASJID MEGAH”.
Jelas kan judulnya?
Bagi yang bikin postingan dengan judul itu, silakan balas
lagi saya. Saya akan sangat senang menertawakannya.
Dalam postingan itu mereka mengatakan sangat ironis di
samping Masjid Raya Al Jabbar yang megah seharga 1,2 triliun itu ada rumah
reyot yang dihuni sepasang suami-istri renta. Rumah reyot itu adalah milik Nani
Suharti yang berusia 67 tahun bersama suaminya Edi Mulyono yang berusia 63
tahun yang juga mengidap parkinson. Mereka adalah warga Kampung Ciwaru, Bojong
Mekar, Bandung Barat.
Kelihatan tidak bodohnya penulis atau narator postingan
itu?
Mereka bilang orang miskin itu ada di samping Masjid Raya
Al Jabbar, tetapi orang yang dicontohkan itu rumahnya terletak di Bandung
Barat. Masjid Raya Al Jabbar itu ada di
Kota Bandung, bukan di Bandung Barat. Tidak mungkin mereka itu ada di samping
Masjid Raya Al Jabbar karena berbeda kota, berbeda kabupaten. Kota Bandung dan
Bandung Barat itu jauh letaknya. Masih dekat rumah orangtua saya di Margahayu
Raya dengan Masjid Raya Al Jabbar. Saya masih bisa lari pagi atau jalan kaki
dari rumah orangtua saya ke Masjid Raya Al Jabbar.
Beneran ngaco orang-orang itu. Mereka tidak bisa
membedakan antara Bandung Raya, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat,
dan Bandung Timur. Mereka pikir karena namanya sama, Bandung, tempatnya di
situ-situ juga. Bodoh mereka.
Meskipun demikian, pemerintah Provinsi Jawa Barat, Bupati
Bandung Barat, atau Kepala Desa Bojong Mekar dapat mengecek nama orang miskin yang
saya tulis itu. Kalau ada, memang harus segera mendapatkan penanganan. Kalau
tidak ada dan mungkin juga memang bohong, itu sudah jelas para penakut itu
adalah para penyinyir murahan yang dirinya dan teman-temannya tidak perlu lagi
dipercayai 100%. Pendusta bodoh mereka. Bisa saja foto orang miskin itu bukan
di Jawa Barat, melainkan bisa diambil dari Jawa Tengah atau Jawa Timur. Saya
sengaja tidak posting foto kemiskinan itu, kasihan suami-istri renta itu. Hati-hati
para pembohong selalu begitu kelakuannya.
Saya hanya mengupload foto Kang Emil beserta istrinya,
Atalia Praratya dari Orami serta Foto Masjid Raya Al Jabbar dari TripZilla Indonesia.
Soal kemiskinan menurut Kang Emil pada tahun 2018 ketika
awal menjabat sebagai gubernur, di Jawa Barat itu ada 1.000 desa miskin,
sekarang pada 2022 sudah 0 desa miskin. Tak ada lagi desa miskin di Jawa Barat.
Kalau ada yang merasa masih miskin, bisa hubungi kepala desanya masing-masing
supaya diteruskan kepada bupati agar ditindaklanjuti oleh Kang Emil. Banyak kok
jaring pengaman sosial yang ada di Jawa Barat ini.
Menurut saya, Kang Emil sudah bekerja keras meskipun
sering mendapatkan perlakuan tidak adil dari pemerintah pusat. Uangnya sedikit,
tetapi mampu menghilangkan desa miskin. Saya kasih contoh perlakuan tidak adil
yang diterima Kang Emil dan Provinsi Jawa Barat. Mari kita bandingkan dengan
DKI Jakarta. Jawa Barat itu rakyatnya berjumlah 50 juta jiwa, sedangkan Jakarta
jumlahnya 10 juta jiwa. Akan tetapi, Jawa Barat hanya diberi uang 30 triliun,
sedangkan Jakarta diberi uang 80 triliun.
Tidak adil bukan?
Seharusnya, Jawa Barat diberi uang lebih besar
dibandingkan Jakarta. Akan tetapi, kenyataannya sebaliknya. Hal ini ibarat Jawa
Barat itu adalah sebuah keluarga yang harus menghidupi 5 anak dengan gaji Rp3
juta per bulan, sedangkan DKI Jakarta adalah sebuah keluarga yang hanya
menghidupi 1 anak dengan gaji Rp8 juta per bulan. Pasti atuh lebih makmur
Jakarta.
Jadi, kalaiu masih ada yang merasa susah, pemerintah
pusat juga sih yang kurang adil terhadap Provinsi Jawa Barat.
Jangan percaya pendusta, penyebar hoax, dan penyinyir
dari grup mana pun mereka datangnya.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment