oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Arti “nyinyir” dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah “cerewet sering mengulang-ulang perintah”. Akan
tetapi, dalam media sosial, kata nyinyir ini mengalami perluasan makna. Kalau
saya perhatikan, nyinyir sekarang ini bisa berarti “banyak mengejek dengan
maksud melecehkan tanpa pengetahuan”.
Tudingan nyinyir sering dialamatkan kepada para
anti-Jokowi. Memang mereka sering sekali mengejek dengan cara yang sangat bodoh
serta tidak ada data dan fakta sama sekali. Bahkan, nyinyiran mereka ditambahi
dengan kebohongan yang menurut mereka cerdas, padahal sebetulnya bego sekali
karena tak ada dasar pengetahuannya. Para pendukung Jokowi dan pemerintah
sering sekali mengecam para penyinyir pemerintah dan Jokowi.
Saya juga antinyinyir karena nyinyir itu adalah kebodohan
yang diakbatkan kelemahan diri dan tidak mau mengakui orang lain lebih hebat
dibandingkan dirinya. Saya sangat tidak suka terhadap nyinyiran. Nyinyir
terhadap siapa pun tidak suka karena itu adalah ketololan dan pasti
dipertanggungjawabkan nanti di hadapan Allah swt. Saya tidak menemukan
pembelaan yang tepat jika Allah swt menanyakan perilaku nyinyir itu nanti. Itu,
pasti jadi dosa yang sangat sulit dibela. Berbahaya.
Para pendukung Jokowi dan pemerintah seolah-olah pihak
antinyinyir dan memasang diri sebagai orang yang punya analisis hebat, banyak
data, dan banyak fakta. Akan tetapi, sekarang banyak dari mereka yang menjadi
ahli nyinyir yang sangat lucu dan memalukan. Kadang kesal, kadang sedih, kadang
juga pengen ketawa melihat mereka.
Hal ini terjadi setelah dibangunnya Masjid Raya Al Jabbar
Provinsi Jawa Barat. Mereka terkaget-kaget, Ridwan Kamil mampu meneruskan
program kerja Ahmad Heryawan. Mereka tersentak melihat bangunan masjid yang
megah, menggunakan dana APBD tanpa berita ada korupsinya, serta dibangun
menjadi masjid yang paling modern di dunia. Masjid ini paling modern di kolong
langit ini.
Kalau
ada masjid yang lebih modern dibandingkan Masjid Al Jabbar, coba sebutkan!
Sepanjang yang saya tahu, tidak ada masjid yang lebih canggih dibandingkan
Masjid Al Jabbar. Kebanyakan masjid, hanya untuk tempat ibadat dan ceramah.
Masjid Al Jabbar beda jauh, bukan hanya untuk ibadat, melainkan juga untuk
menambah ilmu pengetahuan dan teknologi, danau retensi untuk mengendalikan
banjir, untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, serta menjadi tempat wisata.
Masjid Al Jabbar (Foto: Dream.co.id) |
Pada
masa sekarang ini, Masjid Al Jabbar adalah masjid paling modern di muka Bumi,
di seluruh dunia. Pada masa depan, mungkin saja 50 atau 100 tahun lagi ada yang
melebihi kehebatan Masjid Al Jabbar. Akan tetapi, untuk saat ini, Masjid Al
Jabbar adalah No. 1 paling istimewa sedunia.
Inilah
yang membuat para pendukung Jokowi, pendukung pemerintah pusat, dan pendukung
presiden propemerintah kalang kabut. Mereka inilah yang saya sebut “para
penakut”. Mereka takut jika jagoan mereka untuk Pilpres 2024 kalah pamor atau
kalah popularitas dibandingkan Ridwan Kamil dan Ahmad Heryawan yang mampu
memimpin Jawa Barat hampir tak ada cedera, bahkan penuh prestasi. Meski belum
sempurna betul, mereka sudah banyak bekerja untuk rakyatnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Foto: Jateng - Liputan6.com) |
Para
pendukung Jokowi dan pemerintah yang penakut inilah yang kemudian sekarang “menyinyiri”
Masjid Raya Al Jabbar Provinsi Jawa Barat dan Ridwan Kamil. Dengan lucunya,
mereka merendahkan Masjid Al Jabbar, Provinsi Jawa Barat, dan Ridwan Kamil.
Mererka sesungguhnya melakukan itu karena mereka takut jagoannya tergeser.
Memalukan sekali mereka.
Mereka
hanya ingin jagoan mereka saja yang tampil pada saat Pilpres 2024. Itu memang
boleh dilakukan, tetapi jika dengan cara nyinyir, memalukan sekali mereka. Sama
sekali mereka itu tidak pintar. Ternyata, kini mereka menjadi ahli nyinyir
paling terkemuka. Jadi, tak ada bedanya para penyinyir ini.
Baik
penyinyir Jokowi, penyinyir pemerintah, penyinyir Masjid Al Jabbar, penyinyir
Ridwan Kamil adalah sama bodohnya, sama lucunya, sama-sama memalukan. Tidak ada
cerdas-cerdasnya.
Boleh
dukung mendukung Bacapres RI pada 2024. Akan tetapi, jika menggunakan
nyinyiran, malu-maluin ih.
Foto
Masjid Al Jabbar saya dapatkan dari Dream co id dan Foto Ridwan Kamil saya
dapatkan dari Jateng – Liputan6com.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment