Wednesday, 27 November 2024

Imad-Dedi Runtuhkan para Habib

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Sudah menjadi kenyataan dan tidak bisa ditolak bahwa Kiyai Imad telah meruntuhkan keyakinan atas silsilah atau nasab kaum Baalawi yang dianggap menyambung ke Nabi Muhammad saw. Imad dengan tesis ilmiahnya telah menyadarkan banyak sekali orang bahwa Baalawi yang dikenal dengan para habib itu ternyata sama sekali bukan keturunan Nabi Muhammad saw. Hasil penelitian Imad itu tidak mendapatkan bantahan yang setara hingga hari ini. Tak ada tesis atau karya ilmiah yang mengalahkan penelitian Imad, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Para ulama dalam dan luar negeri tak memiliki data, fakta, dan analisis yang tepat untuk membantah Kiyai Imad. Penelitian Imad bagai “snow ball”, ‘bola salju’ yang asalnya kecil menggelinding terus hingga membesar. Hal-hal yang tersisa dari para habib itu hanyalah dongeng-dongeng kesaktian kosong, seperti, menurunkan rantai emas dari langit, bolak-balik 70 kali dalam semalam ke langit, dan mengirim surat ke malaikat Munkar-Nakir supaya tidak disiksa dalam kubur.

            Dedi Mulyadi lebih menjelaskan situasi bahwa para habib itu ternyata tidak ada apa-apanya secara politik, mereka tidak memiliki kekuatan yang hebat. Dedi berulang-ulang menyerang dan menantang mereka dalam berbagai pidato, bahkan semakin sering ketika dalam kampanye Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024. Dedi tidak takut kehilangan suara dari para pecinta habib. Dedi malah menyadarkan rakyat, khususnya Sunda agar bangga dan kembali pada ajaran leluhurnya yang memiliki nilai-nilai keadaban yang tinggi. Meskipun diserang sebagai musyrik, sesat, zalim, kafir, dan sebagainya, Dedi tetap ajeg pada keyakinannya. Dia menyadarkan rakyat agar jangan mau dijajah para pendatang yang membanggakan leluhurnya, lalu ingin dianggap mulia sehingga rakyat harus tunduk, bahkan memberikan hartanya untuk para pendatang itu. Berbagai hasil survey, exit poll, quick count, dan teknik lain dalam menghitung jumlah pemilih dalam Pilkada 2024 menunjukkan bahwa Dedi memuncaki kepercayaan rakyat Jawa Barat di atas 60%. Itu menjelaskan bahwa para habib itu tidak dipercayai rakyat mayoritas muslim Jawa Barat sebagai keturunan Nabi saw. Hal yang lebih menarik adalah Dedi membuat video reels yang menantang siapa pun untuk tidak memilih dirinya, tetapi jangan melarang dirinya untuk menyembah apa pun yang dia yakini. Uniknya, rakyat Jawa Barat ternyata memilih dirinya untuk memimpin Provinsi Jawa Barat.

            Hal-hal yang dilakukan Imad dan Dedi telah meruntuhkan para habib yang dulunya sangat ingin dipuja sebagai keturunan Nabi saw. Jawa Barat yang merupakan wilayah mayoritas para habib telah menunjukkan bahwa para habib itu sama sekali tidak mempengaruhi mereka. Kalaulah diancam kafir, sesat, hingga masuk neraka, rakyat tidak peduli. Rakyat memiliki keyakinannya sendiri. Para habib itu telah runtuh dengan penelitian Kiyai Imad dan perolehan suara Dedi Mulyadi dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024.

            Sampurasun

Saturday, 16 November 2024

Oleh-Oleh Debat Calon Gubernur Jabar 2024

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ada dua oleh-oleh yang didapatkan setelah menghadiri undangan acara debat Cagub-Cawagub Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan pada 11 November 2024 bertempat di Graha Sanusi Hardjadinata, saya menyebutnya aula Unpad, Dipati Ukur. Itu memang aula universitas yang dulu saya sering menggunakannya ketika masih menjadi mahasiswa Unpad, mungkin juga saya akan menjadi mahasiswa Unpad lagi, insyaallah.

            Oleh-oleh yang pertama jelas biasa seperti kebanyakan orang, yaitu bingkisan yang isinya maskot Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, buku catatan bersampul kulit, dan gantungan kunci bermotif barcode KPU. Maskot KPU Jabar adalah “Bara”, yaitu harimau berloreng kuning. Ada dua bara, yaitu bara jantan dan bara betina. Bara jantan bernama “Sili”, sedangkan yang betina bernama “Wangi”. Jika digabungkan, maskot KPU Jawa Barat bernama “Siliwangi”, sebagai perlambang keberanian, keteguhan, dan kekuatan yang dipadu oleh ajaran “sili asih, sili asah, sili asuh”; saling menyayangi, saling mencerdaskan, dan saling membimbing.


Oleh-oleh Debat Cagub-Cawagub Jawa Barat 2024


            Oleh-oleh yang kedua adalah sosok pemenang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat. Tentu saja, itu berdasarkan hasil analisa saya setelah hadir dalam perdebatan tersebut. Mereka yang berdebat adalah Paslon No. 1 Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina; No. 2 Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja; No. 3 Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie; No. 4 Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.

            Dari perdebatan tersebut, saya menyaksikan seluruhnya orang-orang cerdas, punya banyak pengetahuan, tak ada yang bodoh. Di samping itu, semua punya banyak program dan cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Provinsi Jawa Barat.

            Kalau begitu, siapa pemenangnya?

            Karena semua cerdas dan punya program hebat, rakyat sulit mencari kelemahan daya pikir dan hasil pemikiran mereka. Rakyat tidak akan berlelah-lelah untuk memikirkan siapa yang paling cerdas dan hebat. Rakyat hanya akan melihat, merasakan, untuk selanjutnya memilih sosok yang paling dekat dengan rakyat. Calon gubernur yang sudah dekat dengan rakyat, dianggap telah memberikan manfaat kepada rakyat, terasa langsung kehadirannya oleh rakyat, sosok ini sudah ada secara otomatis dalam hati rakyat. Dialah pemenangnya.

            Sesungguhnya, seluruh pasangan calon memiliki rakyat pendukungnya. Seluruh calon sudah ada dalam hati rakyat. Persoalannya, jumlah pemilih di Jawa Barat ini ada sekitar 35 juta orang. Dari jumlah sebanyak itu, akan terbagi suaranya kepada setiap Paslon. Paslon yang paling sering berdekatan dengan rakyat itulah pemenangnya. Dia yang akan meraih suara terbesar dari 35 juta pemilih.

            Simpan tulisan saya ini. Lalu, buktikan pada hasil pemilihan 27 November 2024.

            Sampurasun.

Saturday, 9 November 2024

Ditinggal Prabowo Dua Minggu, Gibran Ditemani Sang Ayah Mengendalikan Negara

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Sekitar dua minggu Presiden RI Prabowo melakukan berbagai kunjungan ke luar negeri. Selama itu pula Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menggantikan posisi Prabowo di dalam negeri sebagai pucuk pimpinan eksekutif. Begitu aturannya.

            Hal yang menarik adalah ketika Presiden Prabowo terbang ke luar negeri, Presiden ke-7 RI Jokowi segera merapat ke Jakarta dengan alasan ingin bermain dengan cucu di mall. Kita masih bisa mengingat bahwa Jokowi pernah mengatakan ingin tidur, istirahat di kediamannya di Solo. Akan tetapi, ketika anaknya, Gibran, ditinggalkan Prabowo untuk beberapa waktu menjalankan tugas negara, Jokowi tidak lantas istirahat di Solo. Dia ke Jakarta mendekat ke Gibran, anak sulungnya.

Jokowi bersama cucu-cucunya (Foto: detikcom)

            Foto Jokowi bermain di mall bersama Jan Ethes dan La Lembah Manah saya dapatkan dari detikcom.

            Seolah-olah Jokowi memonitor, menjaga, dan berada dekat untuk memberikan kekuatan, mem-back up Wakil Presiden dalam menjalankan tugas kepemerintahannya. Dia akan bersegera ada jika anaknya merasakan adanya kesulitan atau membutuhkan arahan dalam mengelola negara. Jokowi ingin memastikan bahwa anaknya tetap dalam koridor visi dan program Presiden Prabowo Subianto.

            Salahkah apa yang dilakukan Jokowi?

            Tak ada yang salah.

            Begitulah seorang ayah yang selalu berusaha memastikan kesuksesan dan kebaikan anaknya. Wajar jika seorang ayah selalu mempersiapkan dirinya untuk membantu anaknya. Wajar juga jika seorang anak mengalami kesulitan, mendekat dan meminta nasihat, bahkan bantuan ayahnya.

            Iya toh?

            Begitulah yang namanya keluarga.

            Saya juga begitu kok. Saya juga seorang ayah. Anak pertama saya sudah menjadi aparatur sipil negara (ASN) dan sudah bisa membiayai dirinya sendiri, bahkan membantu orang lain. Anak kedua saya baru lulus kuliah dan mencoba mendapatkan jalan untuk menapaki masa depannya. Saya tetap memonitor, menjaga, dan membantu mereka. Malah, saya kerap bertanya apakah mereka mengalami kesulitan agar saya bisa membantu mereka jika mereka ingin bantuan. Sampai hari ini juga begitu kok. Tak ada yang salah dengan itu semua.

            Seorang ayah wajar jika terus melindungi anaknya. Demikian pula seorang anak sangat wajar jika merasa letih mendekat kepada orangtuanya untuk mendapatkan kembali kekuatan. It’s oke, normal, malah bagus dalam menguatkan jalinan ikatan keluarga.

            Jokowi dan Gibran adalah ayah dan anak kandung. Bagus sekali jika mereka terus berhubungan saling menguatkan dan saling mengingatkan.

            Sampurasun.

Sunday, 27 October 2024

Dunia Berharap Jokowi Kendalikan Prabowo

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ada banyak media, akademisi, politisi, bahkan pejabat negara-negara asing yang menyoroti Presiden RI Prabowo Subianto, baik profilnya, kebijakan-kebijakannya, dan kemungkinan-kemungkinan gerakannya pada masa depan. Mereka, pihak asing, mengenal Prabowo sebagai orang yang sangat ambisius, tegas, garang, tangguh, mencintai rakyatnya, dan menjaga kedaulatan negaranya dengan harta dan nyawanya. Hal ini membuat mereka khawatir karena akan mempengaruhi hubungan antarnegara selama kepemimpinan Prabowo. Ada getaran ketakutan dari suara, pendapat, dan pandangan mereka terhadap Prabowo Subianto.

            Mereka memandang Prabowo belum memiliki kemampuan diplomasi yang baik dalam berhadapan dengan dunia yang akan berakibat Prabowo hanya mementingkan Negara Indonesia dan merugikan negara-negara yang ingin mendapatkan keuntungan dari Indonesia. Oleh sebab itu, ada harapan dari mereka bahwa Jokowi dapat memberikan “pencerahan” kepada Pabowo dalam berdiplomasi dengan dunia luar.


Prabowo & Jokowi (Foto: News)

            Ini sangat lucu sebenarnya. Mereka sendiri sudah sangat kesulitan menghadapi Jokowi yang berani menantang, bahkan “berkelahi” langsung dengan Uni Eropa. Program hilirisasi Jokowi sudah bisa membangkrutkan banyak negara yang selama ini mengambil kekayaan alam Indonesia dengan tidak adil. Akan tetapi, tiba-tiba mereka berharap Jokowi dapat mengendalikan Prabowo karena akan lebih kuat dan keras dalam berhubungan dengan dunia luar. Prabowo tidak akan membiarkan alam Indonesia terkuras hanya untuk menguntungkan negara lain tanpa rakyatnya mendapatkan keuntungan juga. Mereka memandang Jokowi masih “bisa diajak bicara” dalam arti tidak terlalu sangar.

            Mereka keliru sebenarnya. Jokowi memang mulai keras terhadap dunia luar agar rakyat Indonesia mendapatkan keuntungan dari setiap hubungan internasional, tetapi Prabowo akan lebih keras lagi dalam membela rakyatnya sendiri. Dunia harus menerima hal ini sebagai kenyataan. Rakyat Indonesia harus bersiap pula menghadapi reaksi asing akibat dari banyak kebijakan Prabowo Subianto. Ini memerlukan wawasan, pengetahuan yang luas, dan mental baja.

            Apapun yang terjadi, kenyataan menunjukkan bahwa kekuatan Prabowo yang didorong dukungan Jokowi akan membuat kekuatan baru di kancah pergaulan internasional. Rakyat Indonesia dan dunia luar harus mulai membiasakan diri dengan perubahan ini.

            Tidak harus bertarung dengan mereka karena membutuhkan biaya tinggi, sebaiknya bekerja sama dan menumbuhkan saling pengertian jauh lebih baik.

            Foto Jokowi dan Prabowo saya dapatkan dari News.

            Sampurasun.

Thursday, 5 September 2024

Imam Besar Istiqlal dan Pemimpin Gereja Katolik Dunia Saling Cium

 


 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang surya

Seharusnya, tidak ada yang gerah atau kepanasan dengan peristiwa saling cium antara Imam Besar Istiqlal Prof. Dr. Nasaruddin Umar dengan Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus. Itu adalah momen luar biasa yang menunjukkan persahabatan, perdamaian, dan persaudaraan. Tak perlu lagi ada rasa saling curiga atas dasar agama. Semua harus bekerja sama untuk kepentingan semua manusia di muka Bumi.

            Imam Besar Istiqlal mencium kepala Paus dua kali. Paus Fransiskus membalas mencium tangan Prof. Dr. Nasaruddin Umar dua kali pula.




            
Sejarah manusia sudah berulang-ulang berdarah-darah dan menimbulkan banyak kerusakan serta kehilangan nyawa atas dasar perbedaan agama yang sebetulnya tidak perlu terjadi. Setiap hari kita harus memperbaiki diri, kehidupan, serta hubungan di antara sesama manusia. Pada dasarnya kita semua berasal dari Zat Yang Satu, Allah swt. Perbedaan agama dan keyakinan adalah kenyataan yang harus kita terima. Soal siapa yang paling benar dan paling berhak mendapatkan surga, itu urusannya nanti di akhirat. Semua orang berhak meyakini kebenaran agamanya masing-masing, tak perlu memaksakan keyakinan kepada orang lain. Selama kita hidup di dunia ini dalam mempertahankan hubungan baik di antara manusia adalah toleransi, berbuat baik, dan memberikan manfaat kepada banyak orang sesuai kapasitas diri masing-masing. Soal praktik ritual, biarlah pemeluk agama masing-masing melakukannya karena pada dasarnya setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing.

            Selama kita hidup di dunia adalah teramat mulia kita menjaga kehidupan yang damai, harmonis, dan menyenangkan.

            Kedua foto itu saya dapatkan dari detik com.

            Sampurasun.

Thursday, 15 August 2024

Anies Harus Berani Seperti Dharma Pongrekun

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Anies Baswedan yang sudah kalah dalam Pilpres RI 2024, kembali menemui jalan hampir buntu untuk menjadi gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) melalui jalur partai. Partai-partai pendukungnya sudah tidak lagi tertarik untuk menjagokan Anies sebagai pejabat politik. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini sangat rapat dengan Anies pun sudah malas, bahkan merapat ke Prabowo-Gibran. Hal ini sangat wajar karena syarat untuk menjadi calon gubernur DKJ itu harus memiliki 22 kursi di DPRD DKJ. Sementara itu, PKS hanya punya 18 kursi suara, kurang 4 suara. Di samping itu, Anies tidak memiliki kemampuan untuk menambah suara itu dari partai-partai lain. Akibatnya, Anies bisa gagal, jangankan untuk menang, untuk daftar saja sudah ditolak.

            Jika benar-benar seluruh partai sudah menolaknya, hanya ada satu pilihan buat Anies mendaftar sebagai calon gubernur, yaitu melalui jalur independen atau perorangan. Kalaulah benar apa yang dikatakan pendukungnya bahwa Anies tidak butuh partai, justru partai yang membutuhkannya, sekarang tampak nyata bahwa partai tidak membutuhkan Anies. Kalaulah memang benar Anies paling tinggi dukungannya dari rakyat Jakarta, tidak akan sulit bagi Anies untuk daftar dari jalur perorangan. Dia tidak akan sulit mengumpulkan dua juta KTP rakyat Jakarta sebagai dukungan baginya maju sebagai calon gubernur DKJ. Hal itu disebabkan menurut hasil berbagai survey, Anies mendapati posisi tertinggi dukungan rakyat Jakarta, posisi kedua ditempati Ahok, dan peringkat ketiga ditempati Ridwan Kamil.

            Calon gubernur DKJ yang sudah nyata mendapatkan dukungan mayoritas partai adalah Ridwan Kamil (RK), tinggal menanti siapa yang mampu melawannya. Sebetulnya, sudah ada yang berani melawan RK, yaitu Dharma Pongrekun yang sudah dinyatakan bisa dan lolos untuk menjadi calon gubernur DKJ. Dharma sudah mampu mengumpulkan 1,7 juta KTP rakyat Jakarta untuk melawan Ridwan Kamil. Dharma mencalonkan diri melalui jalur independen atau perorangan, tanpa partai.

(Foto: Pelita Kota News)

            Sementara itu, Anies masih berdebat dengan PKS. Para pendukung Anies malah marah-marah dan maki-maki PKS. Bahkan, mulai meminta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk mendukung Anies. PDIP pun tak akan bisa menolong Anies kalau sendirian, butuh partai lain karena suaranya kurang.

            Sudahlah, daripada menyalahkan atau menghujat partai-partai, sebaiknya Anies mendaftar lewat jalur perorangan dan para pendukung setianya menyatakan kesiapannya untuk membantunya dengan memberikan dukungan berupa KTP. Jika melihat survey Anies yang mendapatkan dukungan dari 30,7% suara rakyat Jakarta, tak sulit bagi Anies untuk mengumpulkan dua juta KTP sebagai bukti layak menjadi calon gubernur.

            Begitu sebaiknya jika Anies Baswedan ingin ikut bertarung dalam Pilkada DKJ 2024.

            Foto Dharma Pongrekun saya dapatkan dari Pelita Kota News.

            Sampurasun

Sunday, 11 August 2024

Ke IKN Yuk, Pak!



oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Murid-murid saya, baik yang lulusan aliyah, maupun perguruan tinggi, banyak yang punya semangat untuk pergi ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan meraih masa depan yang penuh tantangan dan lebih baik. Saya sangat yakin keinginan mereka itu berasal dari diskusi-diskusi ringan dengan saya, di antara mereka sendiri, dan mendapatkan informasi dari mana-mana.

            Saya hanya menjawab singkat keinginan mereka, “Kalau saya seusia kalian, saya enggak akan banyak mikir. Segera berangkat ke IKN!”

Ibu Kota Nusantara, IKN (Foto: Sembaridinas)

            Segera itu bukan berarti besok atau minggu depan, melainkan mulai serius mencari informasi lebih akurat, mengukur kemampuan diri, dan mempersiapkan diri untuk segera berjuang di IKN. Berhitung lebih serius untuk ikut membangun diri dan bangsa di IKN.

            Dalam hitungan saya, akan sangat banyak lapangan kerja di IKN. Kalau presiden berkantor di sana, para menteri pasti ikut, menyusul pula para anggota DPR, dan lembaga kehakiman. Sudah pasti pula anggota Polri dan TNI. Para ASN pun akan menata birokrasi di sana. Mereka itu punya keluarga.

            Mereka sudah pasti butuh makanan dan jajanan, maka akan lahir bisnis kuliner. Mereka butuh pakaian, pasti akan lahir bisnis pakaian, kain, dan jahit. Mereka butuh hiburan, lahir pula bisnis wisata. Mereka punya anak-anak, lahir pula lembaga-lembaga pendidikan mulai play group, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan perguruan tinggi. Mereka punya kendaraan, pasti butuh perbengkelan hingga tambal ban.

            Semakin banyak orang berada di sana, semakin banyak bisnis yang berkembang. Itu artinya ada perputaran uang di sana. Ada kegiatan menguntungkan di sana.

            Para santri atau ahli agama harus pula ada di sana untuk memberikan pencerahan agar tidak salah jalan dalam melangkah. Akan tetapi, hal yang harus diingat, di sana wajib dilarang keras orang-orang yang suka mengaku-aku keturunan Nabi saw atau bikin-bikin makam keramat palsu karena itu adalah kedustaan yang menyesatkan dan merugikan perkembangan umat, merusakkan negara.

            Pendek kata, di IKN akan ada banyak peluang mendapatkan pekerjaan dan untung. Saya sangat suka anak-anak muda yang punya visi ke depan dan penuh optimisme. Mereka yang suka nyinyir akan ketinggalan dan terlindas zaman.

            Para penyinyir dan pesimis sudah jelas berulang-ulang runtuh memalukan. Dulu bilang Kalimantan adalah tempat jin buang anak, IKN tetap dibangun. Mereka bilang IKN adalah proyek mangkrak, IKN jalan terus. Kata mereka istana IKN adalah istana hantu, nyatanya orang kuat yang berada di sana bersama orang-orang yang punya harapan ke depan. Justru para penyinyir yang berkali-kali kalah itu menjadi hantu bergentayangan pada berbagai Medsos. Hantu itu cuma banyak omong, kenyataannya tidak ada, tidak punya karya, kecuali nakut-nakutin orang. Manusia-manusia ini sudah terjatuh dan ingin ditemani orang banyak untuk bersama-sama jatuh. Jangan ikuti mereka.

            Foto IKN saya dapatkan dari Sembaridinas.

            Anak-anak muda harus optimis. Indonesia itu luas. Sekarang dibuka lahan baru untuk berkarya dan bekerja di IKN. Manfaatkan kesempatan itu untuk menjadi orang yang bermanfaat, baik bagi diri, orang lain, maupun alam sekitar. Kata Nabi Muhammad saw, orang yang paling baik itu adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.

            Sampurasun.

Thursday, 20 June 2024

Pahala Besar untuk Pengirim Hewan Kurban Babi

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ada kejadian unik di seputar perayaan Idul adha kali ini. Satu masjid di Papua dikirimi hewan babi untuk dikurbankan saat Idul Adha 2024 ini. Babi dikirimkan oleh pengirimnya langsung menggunakan mobil pikap. Tentu saja, Sang Ustadz, santri Lirboyo, yang ditugaskan menjadi guru di Papua ini senyum-senyum sambil bingung, garuk-garuk dagunya. Fotonya saya dapatkan dari Tribun Jambi – Tribun News.

            Setelah dicek, ternyata pengirimnya adalah seorang mualaf yang baru saja masuk Islam. Dia punya semangat beribadat dan berbuat baik yang tinggi. Oleh sebab itu, ketika mengetahui ada Hari Raya Idul Adha, segera ikut serta dengan mengirimkan hewan kurban. Sayangnya, dia belum tahu binatang apa saja yang disyaratkan boleh dijadikan hewan kurban. Karena ketidaktahuannya itulah dia mengirimkan babi.


Babi untuk Kurban (Foto: Tribun Jambi - Tribun News)


            Jamaah di sana segera saja menggoda Ustadz, “Gimana nih, Pak Ustadz?”

            Malah teman pengirim babi itu menggoda pengirimnya, “Wah, bagus nih buat mas kawin.”

            Tidak jelas akhir kisah ini karena tak ada berita selanjutnya. Bisa jadi babi itu ditukar dengan hewan lain atau dijual, kemudian uangnya dibelikan kambing. Saya tidak tahu.

             Bagi saya, insyaallah, pengirim babi itu mendapatkan pahala besar dari Allah swt karena semangatnya beribadat dan berbagi dengan sesama. Soal salah hewan kurban, itu soal pengetahuan yang belum sampai saja, tetapi hatinya sudah tulus untuk menjalankan kewajiban seorang Islam. Insyaallah, Allah swt menerima ketulusan hatinya. Dia malah lebih baik dibandingkan orang yang paham Islam dan memiliki kemampuan berkurban, tetapi tidak berkurban. Toh, meskipun hewan kurbannya benar, darah dan dagingnya tidak akan sampai kepada Allah swt. Hal yang sampai kepada Allah swt adalah keikhlasan dan kesucian hati orang-orang yang berkurban itu.

            Kita doakan agar dia menjadi seorang muslim yang baik dan akan lebih baik lagi dalam menjalankan Islam.

            Sampurasun.

Monday, 17 June 2024

Menanti Para “Cucu Nabi” ke Palestina

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Setelah pemerintahan Presiden RI Jokowi memerintahkan Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto untuk ikut cawe cawe di Timur Tengah, khususnya di Palestina, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) segera menyiapkan pasukan dan memfasilitasi prajuritnya untuk berangkat ke Palestina sebagai pasukan perdamaian. Untuk melengkapi dalam melaksanakan tugasnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mempersilakan rakyat Indonesia untuk berpartisipasi dalam membantu Palestina. Masyarakat Indonesia tentunya atas nama Negara Indonesia bersama TNI setelah mendapatkan restu atau mandat dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bisa segara berangkat dan memulihkan keamanan di Palestina, terkhusus di jalur Gaza.


(Foto: Vidio)


            Inilah kesempatan yang sangat tepat bagi orang-orang yang suka mengaku-aku “cucu nabi” untuk membuktikan dirinya bahwa mereka adalah benar-benar orang Islam yang mulia dan mampu berpartisipasi aktif dalam membantu rakyat Palestina. Warga Palestina mayoritas adalah umat “kakeknya” yang artinya cucu kakeknya ini harus sayang kepada umat kakeknya. Sekarang orang-orang bersenjata dari Indonesia di bawah payung TNI memberikan kesempatan kepada rakyat sipil untuk bersama membantu umat kakek mereka itu di Palestina. Ini adalah kesempatan yang baik untuk membuktikan bahwa para pengaku cucu nabi itu benar-benar orang yang berguna dan menguntungkan umat Islam, bukan mengambil keuntungan dari umat Islam.

            Daripada terus-terusan bertengkar dengan para penggugatnya yang tidak mempercayai mereka sebagai cucu nabi, mendingan buktikan diri sebagai orang berani dan hebat bernyali membantu rakyat Palestina di tanah konflik perang. Umat Islam sudah mulai runtuh kepercayaannya kepada mereka yang suka mengaku-aku sebagai cucu nabi karena di samping tidak ada bukti, juga banyak di antara mereka yang perilakunya jauh dari keteladanan Nabi Muhammad saw. Bukti jelas sebagai keturunan Nabi saw itu ada tiga, yaitu susunan nasab yang jelas tersambung dan tidak terputus; sertifikat internasional dari negara asal; hasil tes DNA. Di samping itu, harus terbukti dalam perilakunya sehari-hari mencerminkan kesucian Muhammad saw. Nah, sebagai pengaku “keturunan rasul”, buktikan dalam akhlak dalam membantu Palestina bersama TNI.

            Jika orang-orang yang gemar mengaku cucu nabi ini daftar dan berangkat bersama TNI ke Palestina, meskipun tidak punya ketiga bukti yang tadi disebutkan, umat akan menghormatinya sebagai orang berani dan punya kepedulian terhadap umat Islam di Palestina. Kalau tidak, umat punya penilaian sendiri terhadap kalian.

            Ilustrasi saya dapatkan dari Vidio.

            Begitu ya.

            Sampurasun.

Friday, 14 June 2024

Beda Soeharto dan Jokowi Soal Tenaga Kerja

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Soeharto adalah Presiden ke-2 Indonesia, sedangkan Jokowi adalah Presiden ke-7 Indonesia. Keduanya memiliki keinginan yang sama-sama baik untuk rakyatnya. Mereka menginginkan rakyatnya memiliki pekerjaan dan penghasilan yang layak. Mereka berbuat sesuai dengan zamannya masing-masing dan kondisi negara pada masanya.

            Pada Zaman Soeharto, Indonesia baru membangun, uang masih sangat sedikit, lapangan kerja masih sangat sedikit, industri juga masih jauh dari banyak. Oleh sebab itu, Soeharto membolehkan rakyat Indonesia untuk berduyun-duyun bekerja di luar negeri. Pada era ini semakin marak dan santer istilah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan atau Tenaga Kerja Wanita (TKW). Banyak rakyat Indonesia yang berharap bekerja di luar negeri karena memang di dalam negeri sulit sekali pekerjaan. Bahkan, pemerintah Soeharto mendorong rakyat untuk bekerja di luar negeri dengan memujinya sebagai “Pahlawan Devisa” yang artinya pahlawan Indonesia yang datang dengan mata uang asing untuk dijadikan kas dan tabungan negara dalam bertransaksi dengan pihak luar negeri.

            Saya masih ingat perkataan Menteri Tenaga kerja RI saat itu, Abdul Latif, “Kita memfasilitasi rakyat untuk bekerja di luar negeri, yang penting mereka punya pekerjaan saja dulu.”

            Hal itu jelas menunjukkan bahwa konsentrasi pemerintah adalah “asal rakyat punya kerja” karena pemerintah belum mampu membuka lapangan kerja di dalam negeri untuk rakyatnya. Para boss, orang-orang kaya raya, para pemilik industri, dan uang itu ada di luar negeri. Jadi, rakyat harus bekerja kepada mereka untuk mendapatkan uang. Rakyat bekerja untuk mengejar uang di luar negeri.

            Berbeda dengan masa Jokowi. Pada zaman ini sudah mulai banyak masalah yang menimpa rakyat Indonesia yang bekerja di luar negeri dan negara punya program hilirisasi. Keadaan ini membuat Jokowi melakukan moratorium, pengurangan, bahkan pelarangan untuk bekerja di luar negeri di negara-negara tertentu. Jokowi malah sedikit membujuk rakyat untuk tetap berada di dalam negeri dengan menunjukkan berbagai keberhasilan pembangunan di Indonesia. Di samping itu, program hilirisasi semakin diperkuat. Jokowi dan Prabowo tentunya berusaha menarik para boss, orang-orang kaya raya, para pemiliki industri, dan uang-uang yang bejibun di luar negeri untuk masuk ke Indonesia. Pemerintah memberikan syarat kepada negara-negara maju yang menginginkan kekayaan alam Indonesia untuk membangun pabrik, industri, dan perusahaan di Indonesia. Demikian pula Jokowi dengan sangat tegas mewajibkan mereka membawa para ahlinya dan uang-uang mereka untuk berada di Indonesia. Jika mereka tidak mau, tidak ada proyek untuk mereka. Dengan demikian, rakyat Indonesia bisa bekerja kepada mereka di dalam negeri Indonesia sendiri. Rakyat tak perlu ke luar negeri untuk mencari uang, tetapi uang yang harus datang ke Indonesia untuk didapatkan oleh rakyat.

            Begitu perbedaan antara Soeharto dengan Jokowi dalam memberikan pekerjaan kepada rakyatnya. Soeharto mendorong rakyat untuk mendapatkan uang di luar negeri, sedangkan Jokowi memaksa asing untuk membawa uang ke dalam negeri untuk menggaji rakyatnya.

            Pekerjaan Soeharto dan Jokowi memang belum sempurna, masih perlu waktu dan perlu presiden-presiden baru untuk menyelesaikannya. Hal yang harus diingat adalah kita masih sangat lemah yang ditandai dengan kalau bekerja di luar negeri, orang asing adalah boss, sedangkan kita adalah kuli. Kalaupun orang-orang asing kaya itu datang ke Indonesia, mereka tetap yang menjadi boss, kita tetap kuli. Di luar ataupun di dalam negeri kita hanyalah kuli. Begitulah kita yang masih lemah karena pendidikan yang buruk dan perilaku korupsi yang juga masih sangat banyak.

            Mudah-mudahan tidak lama lagi kita yang menjadi boss dan orang asing yang menjadi kuli kita karena kita belajar dari orang-orang pintar, orang kaya, dan para pemiliki industri. Orang-orang hebat itu sekarang sedang memikirkan transportasi pulang-pergi ke luar angkasa, ke Bulan, ke Mars. Kita harus mengejar ketertinggalan kita. Kita terlalu banyak mikirin berbangga-bangga dengan leluhur, keturunan ini-itu, darah ini-itu, cucu nabi, anak malaikat, generasi jin, ahli waris raksasa, penjaga ruh-ruh orang sakti, dan dongeng-dongeng lucu lainnya yang celakanya dianggap kebenaran.

            Begitu ya. Selama presiden kita bekerja untuk kebaikan kita semua, dukung penuh agar cepat tercapai tujuan pembangunan. Jika merugikan rakyat, ingatkan dia untuk kembali ke jalan yang benar.

            Sampurasun.

Thursday, 30 May 2024

Nggak Masalah Ngaku Cucu Nabi atau Anak Malaikat Sekalipun

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Saya pikir sudah selesai urusan “cucu Nabi” ini, tetapi akhir-akhir ini kembali menyeruak. Sebetulnya, tidak masalah mengaku-aku sebagai cucu nabi, anak malaikat, atau ngaku-ngaku apa pun. Kalau hanya mengaku-aku, biarkan saja. Namanya juga mengaku-aku.

            Saya juga sering mengaku-aku sebagai keturunan Pangeran Diponegoro, iya kan?

            Tidak ada yang membenci dan marah sama saya gara-gara mengaku-aku itu. Biasa saja. Leluhur saya itu ada yang bernama Minggon, ada juga yang nama belakangnya Kolopaking, nyambung ke Solo.

            Jokowi itu orang Solo. Jangan-jangan leluhur saya dengan leluhur Jokowi itu ... ah, jangan deh.

            Kalau hanya mengaku-aku, biarin aja. Kalem saja. Kalaupun mereka menguatkan pengakuannya dengan dongeng-dongeng, senyumin aja.

            Kan nggak lucu, ada yang mengaku bisa membuat Malaikat Munkar dan Nakir tidak jadi bertanya kepada Si Mayit karena Si Mayit sepanjang hidupnya suka memberikan kacang kulit setiap sore kepada salah seorang yang disebut ulama dan mengaku-aku cucu Nabi. Ada lho ceritera itu.

            Senyumin aja.

            Hal yang menjadi masalah itu adalah setelah mengaku-aku cucu Nabi, minta dihormati, minta dimuliakan, ingin dipercaya sebagai orang paling soleh, memaksa orang untuk mengikuti kemauannya, memaki-maki para kiyai, menghina para ustadz, menghujat orang lain sebagai kafir, zalim, munafik, fasik, mengintimidasi orang-orang yang tidak mempercayai mereka dengan menggunakan kekerasan dan premanisme, serta sejumlah hal buruk lainnya yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad saw yang mereka klaim sebagai “kakeknya”. Itu yang menjadi masalah.

            Kalau sudah mengusik orang lain, itu bakal menjadi masalah. Nah, orang-orang yang sering mengaku-aku cucu Nabi itu kerap membuat orang lain kesal dan marah. Itu masalah.

            Kalau cuma ngaku-ngaku, itu urusan mereka sendiri. Kalau sudah membuat tidak nyaman orang lain, akan menjadi urusan orang-orang yang merasa terganggu itu.

            Orang Israel mengaku-aku sebagai “umat pilihan Tuhan”, nggak masalah. Hal yang membuat masalah adalah mereka mengklaim tanah Palestina milik mereka dan melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap warga Palestina. Oleh sebab itu, orang-orang Israel selalu berperang dan tidak pernah merasa aman hingga kini.

            Orang Jerman mengaku-aku sebagai “keturunan Dewa Aria”, ras paling utama di muka Bumi, nggak masalah. Hal yang  menjadi masalah adalah mereka memerangi seluruh umat manusia dan ingin menguasainya hingga tunduk di hadapan mereka. Akhirnya, mereka runtuh dipermalukan hingga saat ini tak ada yang percaya lagi terhadap keunggulan mereka.

            Orang Jepang mengaku-aku sebagai “keturunan Dewa Matahari”, nggak masalah. Hal yang menjadi masalah adalah mereka ingin menguasai Asia, termasuk melakukan penjajahan yang sangat kejam kepada Indonesia. Kini mereka terusir dari Indonesia, kalah perang, dibom atom, dan harus merendahkan diri untuk bisa bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain, termasuk terhadap Indonesia.

            Begitulah kisah orang yang mengaku-aku sebagai keturunan hebat, tetapi melakukan kejahatan kepada manusia lainnya. Runtuh secara memalukan.

            Kalau cuma mengaku-aku, cuekin aja. Kalau sudah mengganggu, boleh dilawan, tetapi ingat negara kita adalah negara hukum, lawan dengan cara-cara yang konstitusional, bukan dengan cara kekerasan dan premanisme.

            Begitu ya. Kalau percaya saya adalah keturunan Pangeran Diponegoro, tidak apa-apa. Tidak percaya juga, tidak berdosa. Kalau tertawa atas pengakuan saya, itu lebih baik.

            Sampurasun.

Thursday, 18 April 2024

Jangan Mau Kembali ke Zaman Pembunuhan

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Dunia ini selalu berkembang dari zaman ke zaman, baik pikiran, perilaku, keyakinan, maupun teknologi. Ketika sudah terjadi perkembangan, peningkatan kemajuan, jangan mau kembali lagi ke masa lalu yang sudah ditinggalkan. Kita harus menghadap dan terus melangkah ke depan.

            Dari sisi politik, dunia sudah jauh berkembang daripada masa lalu. Pada zaman dulu manusia menggunakan kekerasan dan otot untuk mengganti kekuasaan. Manusia kerap membunuh, menghancurkan, memperkosa, menganiaya, membantai dalam setiap pergantian kekuasaan. Ini terjadi pada masa-masa kerajaan, kekaisaran, dan jenis pemimpin lainnya. Ini pun terjadi pada hampir seluruh belahan dunia, baik Timur Tengah, Eropa, Barat, Timur, termasuk Asia dan Afrika. Di Indonesia sendiri terjadi banyak pembunuhan dan penghancuran dalam pergantian kekuasaan pada sejarahnya.

            Kenyataan hidup seperti itu membuat para ilmuwan, pemikir, orang-orang bermoral, para pengajar, dan orang-orang baik lainnya berpikir untuk membuat hidup lebih baik. Manusia tidak perlu lagi saling bunuh, saling aniaya, saling hancurkan dalam proses pergantian kekuasaan. Tak perlu lagi ada kekerasan dalam hal politik. Hasil pemikiran manusia pada saat ini telah melangkah dengan mengenal adanya dialog dan pemilihan. Manusia didorong untuk selalu berdialog terbuka, bermusyawarah dalam menyelesaikan banyak masalah. Di samping itu, digunakan pula proses pemilihan yang kita kenal dengan istilah demokrasi untuk mengganti kekuasaan. Dengan demikian, dalam menyelesaikan masalah politik dan pergantian kekuasaan, manusia tidak perlu lagi saling membunuh, berkelahi, merampok, ataupun memperkosa. Para pemikir mendorong manusia agar mengalihkan pertempuran dan pembunuhan yang biasanya terjadi ke meja-meja perundingan atau pengadilan. Adapun proses pergantian kekuasaan, pertikaian, dan pertengkarannya dialihkan ke bilik suara atau tempat pemilihan suara (TPS). Di sanalah pada masa ini manusia harus mengatasi masalah dan pergantian politik. Jadi, tak perlu lagi menggunakan kekerasan. Perangnya di meja-meja dialog dan TPS. Untuk menjaga semuanya berjalan dengan baik, ada hukum yang menjadi koridor dan pagar yang membatasinya.

            Kalau kita sudah hidup dalam masa yang lebih maju dan menghindarkan pertumpahan darah, tetapi masih ada orang-orang yang memprovokasi untuk melakukan kekerasan, itu tandanya kita masih betah hidup dalam “kebodohan” dan belum mampu hidup dalam kemajuan akal. Orang-orang ini menyeret kita untuk hidup seperti manusia purba yang tidak menggunakan akal, tetapi menggunakan  otot dan kekerasan.

            Allah swt menganugerahkan akal agar kita mampu berpikir dan menyelesaikan masalah dengan pikiran. Kita sudah berkembang dan harus terus berkembang menemukan cara-cara lain yang lebih beradab. Kalau ada yang kembali mengalihkan pertarungan politik ke jalanan atau melakukan pertumpahan darah, jangan mau karena sama saja kita melangkah mundur ke zaman kuno.

            Kalaulah di belahan Bumi lain masih ada manusia yang menggunakan otot dan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, inilah saatnya Indonesia menunjukkan dan menjadi contoh bahwa kita adalah manusia yang lebih beradab dibandingkan mereka. Sejarah membuktikan itu sebenarnya. Ketika orang lain masih hidup di gua-gua rebutan makanan, tempat tinggal, dan seks, kita sudah mengenal “tepo seliro, tenggang rasa, sareundeuk saigel, sabobot sapihanean”, dan lain sebagainya.

            Jangan mau kembali ke zaman pembunuhan.

            Sampurasun.

Tuesday, 16 April 2024

Iran Harus Serius Kerja Sama dengan Yordania untuk Mengalahkan Israel

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Iran menyerang Israel dengan alasan membela diri karena Israel telah membunuh dua jenderal Iran, tujuh Garda Revolusi Iran, dan merusakkan gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Serangan Iran ini ternyata mendapat hambatan dari Yordania. Drone dan Rudal Iran dicegat Yordania sebelum mencapai Israel. Akibatnya roket-roket Iran tidak seluruhnya menembus Israel meskipun banyak juga yang mencapai sasaran dan menghancurkan banyak fasilitas di Israel.

            Yordania sebetulnya bukan membela atau mendukung Israel dengan menghalangi drone dan Rudal Iran, melainkan melindungi negaranya dari akibat perang Iran Vs Israel. Memang jika melihat peta, jalan terpendek Iran untuk menyerang Israel adalah melalui udara, tetapi harus melalui Irak dan Yordania. Foto peta dunia saya dapatkan dari Intisari Online Grid ID, sedangkan peta Israel dari Republika Online – Republika co id.


Peta Dunia (Foto: Intisari Online Grid ID)

Peta Israel (Foto: Republika Online - Republika co id)


            Untuk memerangi Israel, Iran harus membujuk Irak dan Yordania untuk membuka ruang udaranya agar peluru-peluru Iran menembus Israel tanpa ada halangan. Iran harus memberikan jaminan kepada Irak dan Yordania agar senjata-senjatanya tidak merusakkan kedua negara itu. Akan tetapi, hal ini tidaklah mudah karena Yordania adalah negara kuat militer yang pasti bersikukuh untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi rakyatnya. Jadi, Yordania tidak akan dengan mudah membuka ruang udaranya bagi jalan perang, baik untuk Iran maupun untuk Israel. Kalau soal Irak, Iran tidak akan sesulit terhadap Yordania untuk meminta membuka ruang udara karena Irak negara yang sudah lemah sejak kejatuhan rezim Sadam Husein.

            Yordania tidak akan begitu saja membuka ruang udaranya karena negeri itu berbatasan darat langsung dengan Israel yang bisa saja ikut terseret konflik militer dengan Israel. Hingga saat ini Yordania tetap bersikeras akan menembak jatuh pesawat, drone, ataupun Rudal yang melewati negaranya, baik itu dari Iran maupun dari Israel. Yordania memusatkan perhatiannya untuk mengamankan negaranya sendiri.

            Perilaku Yordania sangat mudah dipahami. Hal ini akan sama sikapnya dengan Indonesia apabila terjadi perang antara Australia dengan Cina. Jika kedua negara itu berperang, ruang laut dan udara Indonesia bisa menjadi ajang medan pertempuran dan itu akan merugikan Indonesia. Pemerintah Indonesia pasti akan melindungi rakyat dan negaranya sendiri. Indonesia sudah pasti akan mengusir kekuatan Cina dan Australia dari wilayah kedaulatannya.

            Di sinilah diperlukan seni diplomasi tingkat tinggi dari Iran untuk bekerja sama dan meyakinkan Yordania untuk berada bersamanya. Sikap Iran yang mengancam Yordania karena telah menghalanginya memerangi Israel sangat tidak bagus karena sama saja dengan menambah musuh dan semakin sulit mengalahkan Israel. Kalau tidak bisa membuka ruang udara Yordania, Iran harus membuat proksi-proksi atau membuat pangkalan militer di Suriah, Libanon, dan Mesir yang berbatasan darat langsung dengan Israel. Bisa juga melalui jalur Laut Merah yang tidak mudah dan tidak murah biayanya.

            Itu juga kalau mau perang. Kalau tidak mau perang, cari jalan lain yang tidak harus mengorbankan nyawa manusia.

            Sampurasun.

Monday, 15 April 2024

Sulitnya Menyatukan Pemimpin Muslim Dunia

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Dunia muslim sudah jelas memiliki masalah yang sama, yaitu kemerdekaan Palestina dan penghentian penjajahan Israel atas warga Palestina. Semua pemimpin muslim, dalam hal ini pemimpin negara, tahu itu dan mereka juga paham harus membantu Palestina. Akan tetapi, para pemimpin negara mayoritas muslim ini tidak juga dapat bersatu sebagaimana yang diharapkan.

            Banyak orang Islam kebingungan tentang hal ini. Mereka berpendapat seandainya para pemimpin muslim ini bersatu sedunia, sangat mudah mengalahkan Israel sekaligus menghancurkan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya yang selalu membantu Israel dalam melakukan kejahatannya atas Palestina. Karena kebingungan tentang hal ini, banyak orang yang dengan mudah menuduh bahwa para pemimpin muslim sudah menjadi antek-antek kapitalis, bahkan dihujat sebagai fasik, munafik, kafir, zalim, murtad, dan lain sebagainya yang sama sekali tidak menolong memperbaiki situasi, malah membuat masalah di antara warga muslim sendiri.

            Sebetulnya, hal yang sesungguhnya terjadi adalah para pemimpin muslim itu memiliki kewajiban utama yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu melindungi, mengamankan, dan menyejahterakan rakyatnya sendiri. Bantuan untuk Palestina itu adalah kewajiban nomor sekian, entah nomor berapa. Para pemimpin muslim ini akan selalu memperhatikan rakyatnya sendiri, baik beragama Islam maupun nonislam. Rakyat merekalah yang paling utama, sedangkan Palestina adalah rakyat wilayah negara lain yang akan dibantu jika rakyatnya sendiri memiliki sedikit kelebihan dana, makanan, obat-obatan. Para pemimpin ini tidak akan pernah membela Palestina secara mati-matian jika rakyatnya sendiri masih membutuhkan perhatiannya. Oleh sebab itu, besar-kecilnya bantuan dan kuat-lemahnya dukungan terhadap Palestina sangat bergantung pada sehebat apa negara itu menyejahterakan rakyatnya. Jika rakyatnya sejahtera, bantuan dan dukungannya akan semakin besar. Jika rakyatnya masih miskin atau perlu mendapatkan banyak perhatian, dukungan dan bantuan pada Palestina pun akan semakin kecil.

            Itu yang terjadi sebenarnya. Jadi, kalau para pemimpin muslim ini mau bersatu, negara dan rakyatnya harus membantu pemerintahnya dengan dukungan dan kritikan agar negaranya bisa lebih sejahtera, maju, dan makmur. Dengan demikian, akan memiliki energi lebih kuat untuk membela  Palestina dan negara mana pun yang sedang membutuhkan bantuan. Jika di dalam negerinya sendiri banyak masalah dan semrawut, kesejahteraan, kemajuan, kecerdasan, dan kemakmuran itu tidak akan pernah terwujud. Akibatnya, jangankan membantu bangsa lain, mengurus dirinya sendiri tidak bisa.

            Sampurasun.

Sunday, 14 April 2024

Indonesia Makin Erat dengan Cina

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan kemenangan Prabowo-Gibran, selaku Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Pilpres 2024, Cina dengan sangat Gercep mengundang Prabowo hadir ke Cina dan bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Prabowo memang hadir sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia karena belum dilantik menjadi presiden, tetapi diperlakukan sudah menjadi presiden. Negara besar Cina sudah memantapkan niatnya untuk mengamankan bisnisnya di Indonesia.


Indonesia-Cina, Prabowo-Xi (Foto: detikNews - Detikcom)

            Cina memang punya kepentingan banyak di Indonesia, perusahaan-perusahaannya berkembang dan menguat di Indonesia, sementara itu Indonesia mendapatkan keuntungan juga dari aktivitas ekonomi Cina di Indonesia. Cina itu sangat patuh kepada kebijakan Indonesia soal ekonomi dan bergerak sangat cepat mengikuti keinginan Presiden RI Joko Widodo. Untuk soal larangan ekspor yang dijalankan pemerintah Indonesia, Cina mengikutinya dan segera membangun berbagai industri di Indonesia. Dengan demikian, Cina mendapatkan keuntungan besar, Indonesia pun mendapatkan keuntungan pula dari investasi, pajak, alih teknologi, dan sebagainya. Tak heran jika Presiden Xi menghormati Prabowo dengan sangat cepat dan Prabowo pun dengan sangat tegas mengatakan bahwa dirinya akan melanjutkan program-program yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi. Ikatan antara Indonesia dan Cina akan semakin lengket lebih dibandingkan lengketnya perangko dengan amplop surat.

            Berbeda dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat yang sangat lambat, bertele-tele dalam menyikapi kemenangan Prabowo-Gibran. Mereka terkesan acuh tak acuh dan kurang merasa nyaman karena Prabowo berjanji akan melanjutkan program Jokowi dan meningkatkan program itu lebih baik untuk meraih Indonesia emas pada 2045. Sikap Prabowo ini tentu saja menjadikan pihak barat merasa rugi sebelum bangkrut karena mereka masih menginginkan mendapatkan sumber daya alam Indonesia dengan cara kuno dengan harga yang sangat murah. Mereka tidak ingin rakyat Indonesia maju dan makmur menyaingi mereka. Mereka masih ingin merekalah yang kaya raya dan Indonesia tetap dalam kemiskinan atau paling tidak, terjebak dalam kondisi negara yang berpenghasilan menengah.

            Dengan semakin terlihatnya ketergantungan Cina terhadap Indonesia, Cina menjadi negara yang digunakan Indonesia untuk menjadi daya tawar yang tinggi terhadap negara-negara barat. Contoh kecilnya, Indonesia pernah mengajak Elon Musk untuk berbisnis di Indonesia, tetapi Elon Musk ternyata tidak serius, terkesan meremehkan Indonesia. Akibatnya, Indonesia memberikan kemudahan Cina berbisnis di Indonesia. Ketika Elon Musk dengan Tesla-nya ingin kembali bernegosiasi, Indonesia sudah tidak terlalu mementingkan lagi Elon Musk karena Cina dan Jepang sudah memiliki perjanjian dengan Indonesia dan sudah menguasai 55% industri yang diminati Elon di Indonesia.

Begitulah sedikit gambaran kedekatan Indonesia dengan Cina yang pada masa depan akan berlanjut terus. Indonesia hanya harus tetap kukuh pada kepentingan rakyat dengan menggunakan energi hubungan dengan Cina untuk kepentingan rakyat Indonesia. Dengan demikian, rakyat Indonesia harus jeli dan mengambil manfaat dari hubungan ini agar dapat meningkatkan kualitas dirinya.

Foto Prabowo dan Xi saya dapatkan dari detikNews – Detikcom.

Sampurasun.