Wednesday, 20 July 2016

Pentingnya Mengenal Sekolah Baru

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Mengenal lingkungan sekolah baru adalah sangat penting, terutama untuk siswa baru di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Upaya pengenalan sekolah terhadap para siswa baru sangatlah bermanfaat sepanjang sesuai dengan maksud pengenalan itu sendiri dan tidak berbelok ke “jalan yang sesat” menjadi perploncoan.

            Pengenalan dan pengakraban antara siswa senior dan junior adalah teramat penting untuk menumbuhkan kebersamaan dan keharmonisan lingkungan sekolah. Siswa senior bisa memberikan wawasan awal mengenai sekolah dan segala hal yang terkait dengannya. Misalnya, mengenalkan dirinya sendiri, organisasi yang ada di kampus itu, prestasi-prestasi yang telah diraih dan yang ingin diraih, lingkungan di seputar sekolah, termasuk jenis-jenis mata pelajaran yang masih baru untuk para siswa junior. Para siswa senior pun sangat diperbolehkan untuk memperkenalkan guru-guru yang ada di kampus itu. Bukan hanya nama guru yang diperkenalkan, melainkan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut beserta tingkat kesulitan dan kemudahannya. Tambahan pula siswa senior dapat menggambarkan watak dan kebiasaan setiap guru di kampusnya sehingga siswa junior mendapat gambaran awal bagaimana harus bersikap terhadap para gurunya yang jelas memiliki karakter dan kebiasaan yang berbeda. Dengan demikian, para junior lebih siap untuk menjadi anggota keluarga baru di kampusnya yang baru.

            Para senior pun sangatlah baik jika mengajak para juniornya untuk mencintai kampus mereka. Hal itu bisa dimulai dengan penanaman pemahaman pentingnya kebersihan, kerapian, dan pelestarian lingkungan hidup. Akan lebih baik jika para seniornya menyediakan diri pada masa memasuki proses kegiatan belajar untuk membantu juniornya jika mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran.

            Hubungan antara senior dan junior yang dibangun dengan cara-cara yang baik akan menumbuhkan situasi dan suasana yang lebih baik. Penguatan hubungan dan rasa saling menghormati dapat dibangun dengan kegiatan-kegiatan positif, apalagi yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat akademis, misalnya, kegiatan pernelitian dan eksperimen yang hasilnya bisa diperlombakan dengan sekolah-sekolah lain. Kebanggaan terhadap sekolah dan rasa kebersamaan dapat dilakukan dengan cara bersaing dengan sekolah lain dengan nilai-nilai yang teramat positif. Apabila terjadi masalah dengan sekolah lain, hendaknya para senior dapat memberikan teladan dengan tidak mengarahkannya menjadi tawuran antarsekolah, melainkan memberikan solusi dengan cara melaporkannya pada pihak sekolah yang selanjutnya mempercayakan sepenuhnya penyelesaian persoalah kepada pihak sekolah dengan pihak sekolah yang menjadi seterunya.

            Para senior yang dipercaya sekolah untuk membimbing adik-adiknya dalam rangka mengantarkannya untuk memahami lingkungan baru haruslah para senior yang memang patut dan sudah terbukti menjadi pribadi-pribadi yang pantas untuk diteladani. Bukan para senior yang hanya memiliki kegemaran berorganisasi tanpa memiliki prestasi akademik dan nonakademik. Para senior yang lebih dewasa dibandingkan teman-teman sebayanya akan lebih mampu menumbuhkan rasa hormat para junior kepada para senior sehingga tercipta suasana yang lebih menyenangkan. Para senior yang tidak berpikiran lebih dewasa hanya akan bertindak over acting dan berkecenderungan menimbulkan rasa tidak suka dari para juniornya sehingga tujuan dari kegiatan pengenalan terhadap lingkungan sekolah menjadi terganggu, bahkan tidak tercapai sama sekali.

            Tatatertib sekolah yang diperkenalkan para senior yang teruji dan terbukti baik akan lebih berpengaruh kepada para juniornya. Dengan demikian, para juniornya akan memiliki senior yang sebetulnya masih sebaya, tetapi telah mampu menjadi teladan bagi dirinya dan lingkungan di kampus tersebut. Para junior pun akan memiliki ”kakak” yang bisa menjadi role model  bagi dirinya untuk bersikap di kampusnya yang baru.


            Begitulah selayaknya hubungan yang dapat diciptakan dalam kegiatan pengenalan lingkungan sekolah untuk mengakrabkan para senior dengan junior, bukan dibelokan menjadi “perploncoan” yang sama sekali tidak bermanfaat, tidak bermartabat, dan sia-sia. 

No comments:

Post a Comment