oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Beberapa waktu lalu ada
beberapa orang Inggris dan Amerika Serikat yang mengatakan kepada saya lewat
youtube bahwa Al Quran menyuruh umat Islam untuk membunuh Yahudi. Bahkan, ada
yang berkata bahwa dirinya ingin menjadi orang Islam, tetapi dia mempunyai teman
Yahudi dan dia tidak mau bermusuhan dengan temannya dan tidak mau membunuh
temannya itu.
Saya balik bertanya, “Siapa bilang Al Quran menyuruh umat
Islam membunuh Yahudi?”
Ada pula yang mengatakan bahwa umat Islam tidak akan
mampu mengalahkan Yahudi.
Saya balik bertanya, “Untuk apa mengalahkan Yahudi?”
Ketika saya tanya dari mana mereka mendapatkan informasi
semacam itu, mereka bilang dari Al Quran. Ketika saya uji mereka untuk
menunjukkan surat apa dan ayat berapa dalam Al Quran yang memerintahkan untuk
membunuh dan mengalahkan Yahudi, mereka pun terdiam dan tidak dapat menunjukkan
surat dan ayatnya.
Hal tersebut jelas menunjukkan gencarnya para pembenci
Islam menginformasikan Islam di dunia Barat secara salah. Saya berupaya
menjelaskan bahwa tidak ada satu surat dan satu ayat pun yang memerintahkan
kaum muslimin untuk membunuh Yahudi. Kaum muslimin justru harus dapat hidup
berdampingan dengan siapa saja sepanjang kaum-kaum yang lain bersedia hidup saling
menghormati dan menjaga hubungan dengan baik. Berbeda halnya jika kaum-kaum
yang lain melancarkan permusuhan dan makar terhadap Islam dan kaum muslimin,
maka umat Islam akan memeranginya. Siapa pun itu, dari bangsa mana pun mereka,
agama apa pun mereka, termasuk orang Islam sendiri pun wajib diperangi jika
melakukan kerusakan dan kekacauan dalam kehidupan.
Jika kaum Yahudi dapat hidup dengan kaum muslimin secara
baik dan saling menghargai, toleran, serta saling menghormati, kaum muslimin
pun harus bersikap sama, bahkan harus mampu lebih baik. Akan tetapi, jika kaum
Yahudi melakukan berbagai kecurangan dan kejahatan kepada kaum muslimin, mereka
pun pasti akan dimusuhi.
Dari sejak zaman Nabi Muhammad saw, tidak pernah ada
perintah untuk membunuh Yahudi. Bahkan, banyak di antara orang-orang Yahudi
menjadi orang Islam. Lebih jauh lagi, beberapa di antara mereka menjadi orang
kepercayaan Nabi saw. Shofia binti Hunayn pun asalnya Yahudi yang kemudian
menjadi muslim dan menjadi istri Nabi Muhammad saw yang kemudian hidup selama
lima puluh tahun lagi sejak Nabi wafat. Dia meninggal dalam keadaan tetap sebagai
muslim.
Kalaupun saat ini kaum muslim memusuhi kaum Yahudi, itu
disebabkan perilaku buruk Israel terhadap orang-orang Palestina. Negara mereka
telah melakukan penjajahan kepada warga dan tanah air Palestina. Khusus bagi
Indonesia, Israel dan Yahudi dianggap musuh karena melakukan kejahatan
penjajahan tersebut. Orang Indonesia sangat membenci penjajahan. Jadi,
permusuhan kepada Yahudi dan Israel bukanlah karena ada perintah untuk membunuh
dalam Al Quran, melainkan karena perilaku Yahudi dan Israel sendiri yang memicu
permusuhan. Dengan demikian, hubungan antara muslim dan Yahudi sangat
ditentukan oleh sikap Yahudi sendiri. Jika kaum Yahudi bersedia hidup
berdampingan dan saling menghormati, kaum muslimin pun akan melakukan hal yang
sama. Jika kaum Yahudi masih selalu melakukan hal-hal yang buruk dan jahat,
kaum muslimin pun akan memusuhinya. Indonesia pun akan terus memusuhinya karena
Pembukaan UUD 1945 menyatakan kebencian terhadap perilaku penjajahan oleh siapa
pun, bukan hanya oleh Israel.
Is that clear?
Memang orang Islam
harus membenci agama Yahudi dan seluruh agama apa pun. Orang Islam hanya harus
mencintai Islam dan membenci agama di luar Islam. Hal itu disebabkan agama apa
pun di luar Islam adalah salah besar serta sesat dan menyesatkan. Hal yang
harus sangat dibenci adalah agamanya atau keyakinannya, bukan orangnya, bukan
manusianya. Secara keyakinan, ya benar Islam wajib membenci agama di luar
Islam. Akan tetapi, secara hubungan sosial, Islam mengharuskan setiap
pemeluknya untuk tetap menjalin kerja sama yang baik dan hubungan yang
harmonis. Apabila penganut agama lain berbuat baik dan menjaga perdamaian
dengan kaum muslimin, tetapi orang Islam tidak melakukan hal yang sama, bahkan
merusakkan hubungan baik, hukumannya adalah dosa. Artinya, kaum muslimin harus
menjaga ketertiban, kedamaian, dan keharmonisan sepanjang kaum-kaum yang lain
pun melakukan kebaikan tersebut. Akan
tetapi, jika kaum muslimin dicurangi dan atau diperlakukan buruk, permusuhan
dan perang adalah sesuatu hal yang “dibolehkan” oleh Allah swt, bahkan pada kondisi
tertentu perang itu menjadi wajib dan yang tidak ikut berperang adalah para
pendosa.
Tak ada perintah untuk membunuh Yahudi, memusuhi Yahudi,
dan memerangi Yahudi jika para Yahudi berkecenderungan berbuat baik, tetapi
jika terus berbuat jahat, permusuhan dengan kaum muslim pun akan terus
berlangsung. Semuanya bergantung Yahudi sendiri, mau damai atau terus
bermusuhan.
Kalau Yahudi mau berdamai, itu sangat bagus.
Kalau Yahudi mau terus bermusuhan pun, tetap sangat
bagus.
Tak ada keburukan bagi seorang muslim, semuanya selalu
baik. Ketika mendapat kemenangan, dia
akan bersyukur. Syukur adalah kebaikan. Ketika mendapatkan musibah dan
kesulitan, dia akan bersabar. Sabar pun adalah kebaikan bagi dirinya.
Jadi, mau damai atau
perang sama saja bagi orang beriman. Keduanya mengandung kebaikan.
Mau damai atau perang?
It’s up to you, Jews!
No comments:
Post a Comment