oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Perploncoan di mana pun adalah manifestasi dari
kepengecutan.
Siapa
yang pengecut?
Para pengecut itu adalah lembaga yang mengadakannya dan
orang-orang yang terlibat aktif dalam melaksanakan perploncoan.
Lembaga apa pun namanya dan di tingkat apa pun, perploncoan
adalah tindakan para pengecut. Mereka pengecut karena takut juniornya atau
orang-orang yang berada di bawahnya tidak menghormatinya. Mereka pengecut
karena takut tidak dihargai dan tidak dikenal para junior. Mereka pengecut karena
menciptakan kondisi semu yang membuat para juniornya mau tidak mau harus menghormati,
menghargai, mengenal, dan takut kepada mereka yang inginnya disebut para senior
itu. Di samping itu, banyak hal yang sesungguhnya menunjukkan bahwa mereka itu
adalah para pengecut parah.
Memang sudah seharusnya para junior menghormati,
menghargai, mengenal, dan berupaya mendekat kepada para senior. Hal ini sangat
sesuai dengan budaya asli Indonesia yang telah disempurnakan oleh ajaran Islam,
yaitu yang lebih muda harus menghormati
yang lebih tua dan yang lebih tua harus menyayangi yang lebih muda. Akan
tetapi, kondisi ini harus diciptakan dan terwujud oleh tindakan-tindakan yang
terpuji, bukan oleh perploncoan. Mereka yang lebih senior harus menampilkan
diri sebagai pelindung, penyayang, dan pemberi nasihat kepada yang lebih muda.
Pengalaman hidupnya yang lebih lama dibandingkan yang muda harus memberikan
manfaat yang banyak terhadap para juniornya. Mereka yang junior harus
benar-benar memahami pengalaman para seniornya agar dapat lebih baik lagi
menghadapi tantangan dan hambatan pada masa depan. Para junior tidak perlu
mengalami berbagai kesukaran dan kekurangan yang telah dialami para seniornya.
Mereka dapat mempelajari berbagai hal dari para seniornya sehingga dapat hidup
dan beraktivitas lebih baik dibandingkan seniornya. Karena para senior memiliki
pengalaman yang lebih bagi dirinya serta memberikan banyak nasihat dan masukan,
para junior sudah seharusnya menghormati para seniornya. Begitulah seharusnya
yang terjadi. Dengan demikian, generasi berikutnya akan selalu lebih baik
dibandingkan generasi sebelumnya. Itulah yang dimaksudkan Nabi Muhammad saw
bahwa beruntunglah orang-orang yang hari
ini lebih baik dibandingkan hari kemarin dan hari esok lebih baik dibandingkan
hari ini. Artinya, setiap generasi terbaru atau para junior dapat lebih
baik dibandingkan generasi sebelumnya atau para senior.
Berbeda dengan perploncoan yang pengecut itu. Para senior
berupaya mendapatkan penghormatan, rasa takut, dan penghargaan dari para junior
melalui tindakan-tindakan yang dikondisikan dan mengada-ada. Hal itu disebabkan
orang-orang yang inginnya disebut senior itu tidak memiliki kemampuan untuk
menampilkan diri sebagai pelindung, penyayang, dan pemberi nasihat ulung bagi juniornya.
Mereka tidak memiliki karya yang bermanfaat yang dapat menjadi contoh bagi para
juniornya. Mereka pun tidak mengerti bagaimana seharusnya hidup serta berbagi
pengetahuan dan pengalaman kepada para juniornya. Pengalaman hidup mereka dan
pengetahuan mereka sama sekali tidak berguna bagi para juniornya. Akan tetapi,
mereka memaksakan diri ingin dihormati, bahkan ditakuti oleh para juniornya.
Oleh sebab itu, mereka menciptakan hal-hal yang tidak bermanfaat dan
bermartabat agar para junior tunduk patuh dan hormat kepada mereka. Dengan
demikian, para senior jiwanya merasa terpuaskan. Padahal, kondisi itu adalah
kondisi penuh kepalsuan. Di dalam hati para juniornya tersimpan kemarahan, kebencian,
sekaligus menyaksikan kelucuan-kelucuan para seniornya yang berupaya
mendapatkan rasa hormat dengan tindakan yang sama sekali tidak ada gunanya.
Karena perploncoan adalah manifestasi dari kepengecutan
para senior, kita harus mendukung penuh pemerintah Indonesia dalam hal ini
Kemendikbud RI yang berupaya menghapuskan perploncoan di lingkungan pendidikan.
Hal itu disebabkan di samping sangat tidak berguna, juga mendidik bangsa
Indonesia untuk menjadi para pengecut, para pendendam, dan orang-orang angkuh
yang menimbulkan rasa kebencian.
Apa pun alasannya perploncoan adalah kepengecutan yang
sangat tidak berguna. Perploncoan untuk melatih kedisiplinan adalah bohong.
Perploncoan untuk mengenal lingkungan baru adalah bohong. Perploncoan untuk menciptakan
keakraban senior-junior juga adalah bohong. Apa pun alasan untuk melaksanakan
perploncoan adalah kebohongan. Perploncoan adalah kebohongan yang sia -sia.
Nabi Muhammad saw mengajarkan, “Jauhilah perbuatan yang sia-sia.”
Perploncoan adalah kepengecutan yang penuh kebohongan dan
sia-sia. Oleh sebab itu, wajib dijauhi.
No comments:
Post a Comment