oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Manusia ditakdirkan untuk
hidup saling membutuhkan. Sejak lahir pun manusia membutuhkan manusia lainnya,
tidak bisa tidak, kecuali Nabi Adam as. Meskipun lahir tanpa ibu, Adam as tetap
diciptakan dengan memiliki rasa keinginan untuk berhubungan dengan manusia
lainnya. Oleh sebab itulah, diciptakan pasangannya, Hawa ra.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bermasyarakat.
Ia tidak akan memiliki keutamaan, kebangkitan, dan keluhuran jika hidup
sendiri. Seseorang bisa disebut hebat, pandai, berhasil, kaya, shaleh, tinggi,
bijak karena ada orang lain yang memiliki kekurangan dibandingkan dirinya. Tak
ada manusia yang benar-benar bisa hidup sendiri di dunia ini, kecuali dalam
fantasi semacam Tarzan atau Mowgli. Meskipun demikian, Tarzan dan Mowgli pun
pada bagian kisahnya berhubungan juga dengan manusia lainnya.
Pada zaman modern ini kebutuhan berinteraksi antarmanusia
semakin tinggi. Kita makan beras berarti butuh petani beras. Butuh pakaian
berarti butuh petani kapas, pemintal benang, penenun kain, dan penjahit. Butuh
berkomunikasi jarak jauh berarti butuh Hp, televisi, laptop yang dibuat orang
lain. Butuh memindahkan orang, barang, dan jasa, berarti butuh alat
transportasi yang juga dibuat orang lain. Butuh mengatur kehidupan berbangsa
dan bernegara, berarti butuh orang lain yang memiliki pengalaman dan ilmu
tentang masyarakat, negara, hukum, dan segala yang terkait dengan hal itu.
Pendek kata, semua manusia butuh manusia lainnya.
Kebutuhan berhubungan dengan manusia lainnya ini tidak
dibatasi oleh agama, letak geografis, budaya, atau adat. Bahkan, dengan orang tidak
beragama pun kebutuhan untuk berhubungan itu selalu ada. Di dalam pergaulan
internasional kebutuhan tanpa dibatasi sekat-sekat itu tampak sekali. Teknologi
yang dibangun pihak Barat membutuhkan minyak untuk mengoperasikannya dari Asia
Barat atau Timur Tengah. Segala barang yang diproduksi perlu bahan dan pasar
dari Asia. Demikian pula untuk memenuhi kebutuhan spiritual, orang-orang banyak
yang berdatangan ke Asia semisal ke India, Thailand, termasuk ke Indonesia.
Untuk itu, kita harus memiliki sikap terbuka dan toleran
dengan siapa saja. Sikap tertutup dan menolak untuk berhubungan hanya akan
membuat kita tertinggal dan hidup dalam kegelapan. Berbagai ilmu, sifat dan
perilaku, serta sumber daya alam tersebar di seluruh penjuru dunia. Oleh sebab
itu, diperlukan hubungan yang baik di antara umat manusia agar dapat memenuhi
berbagai kebutuhan, baik lahir maupun batin.
Allah swt pun memang berkehendak agar seluruh manusia
berhubungan satu sama lain untuk saling mengenal, saling belajar, dan saling
tolong-menolong.
Hal itu ditegaskan Allah swt dalam QS Al Hujurat ayat 13.
”Hai Manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal …."
Jangan arogan, jangan
merasa diri paling tinggi, paling hebat, dan paling benar karena kita
sesungguhnya selalu membutuhkan orang lain. Oleh sebab itu, kita wajib menjalin
interaksi yang baik dengan orang lain apa pun agama, ras, suku, dan adat
mereka, bahkan sekalipun dengan mereka yang tidak beragama.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment