Tuesday 17 September 2019

Manusia Butuh Manusia


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Manusia ditakdirkan untuk hidup saling membutuhkan. Sejak lahir pun manusia membutuhkan manusia lainnya, tidak bisa tidak, kecuali Nabi Adam as. Meskipun lahir tanpa ibu, Adam as tetap diciptakan dengan memiliki rasa keinginan untuk berhubungan dengan manusia lainnya. Oleh sebab itulah, diciptakan pasangannya, Hawa ra.

            Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bermasyarakat. Ia tidak akan memiliki keutamaan, kebangkitan, dan keluhuran jika hidup sendiri. Seseorang bisa disebut hebat, pandai, berhasil, kaya, shaleh, tinggi, bijak karena ada orang lain yang memiliki kekurangan dibandingkan dirinya. Tak ada manusia yang benar-benar bisa hidup sendiri di dunia ini, kecuali dalam fantasi semacam Tarzan atau Mowgli. Meskipun demikian, Tarzan dan Mowgli pun pada bagian kisahnya berhubungan juga dengan manusia lainnya.

            Pada zaman modern ini kebutuhan berinteraksi antarmanusia semakin tinggi. Kita makan beras berarti butuh petani beras. Butuh pakaian berarti butuh petani kapas, pemintal benang, penenun kain, dan penjahit. Butuh berkomunikasi jarak jauh berarti butuh Hp, televisi, laptop yang dibuat orang lain. Butuh memindahkan orang, barang, dan jasa, berarti butuh alat transportasi yang juga dibuat orang lain. Butuh mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara, berarti butuh orang lain yang memiliki pengalaman dan ilmu tentang masyarakat, negara, hukum, dan segala yang terkait dengan hal itu. Pendek kata, semua manusia butuh manusia lainnya.

            Kebutuhan berhubungan dengan manusia lainnya ini tidak dibatasi oleh agama, letak geografis, budaya, atau adat. Bahkan, dengan orang tidak beragama pun kebutuhan untuk berhubungan itu selalu ada. Di dalam pergaulan internasional kebutuhan tanpa dibatasi sekat-sekat itu tampak sekali. Teknologi yang dibangun pihak Barat membutuhkan minyak untuk mengoperasikannya dari Asia Barat atau Timur Tengah. Segala barang yang diproduksi perlu bahan dan pasar dari Asia. Demikian pula untuk memenuhi kebutuhan spiritual, orang-orang banyak yang berdatangan ke Asia semisal ke India, Thailand, termasuk ke Indonesia.

            Untuk itu, kita harus memiliki sikap terbuka dan toleran dengan siapa saja. Sikap tertutup dan menolak untuk berhubungan hanya akan membuat kita tertinggal dan hidup dalam kegelapan. Berbagai ilmu, sifat dan perilaku, serta sumber daya alam tersebar di seluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu, diperlukan hubungan yang baik di antara umat manusia agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan, baik lahir maupun batin.

            Allah swt pun memang berkehendak agar seluruh manusia berhubungan satu sama lain untuk saling mengenal, saling belajar, dan saling tolong-menolong.

            Hal itu ditegaskan Allah swt dalam QS Al Hujurat ayat 13.

            ”Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal …."

            Jangan arogan, jangan merasa diri paling tinggi, paling hebat, dan paling benar karena kita sesungguhnya selalu membutuhkan orang lain. Oleh sebab itu, kita wajib menjalin interaksi yang baik dengan orang lain apa pun agama, ras, suku, dan adat mereka, bahkan sekalipun dengan mereka yang tidak beragama.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment