oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Manusia adalah makhluk
otonom. Artinya, manusia memiliki kebebasan menentukan sikap, pikiran, dan
memiliki perasaannya sendiri. Dia bertanggung jawab sendiri atas pilihannya
sendiri. Mau hidupnya bahagia atau susah, bergantung perilaku yang dia pilih
sendiri.
Setiap manusia adalah unik. Tidak ada manusia yang 100%
sama, baik fisiknya maupun batinnya. Meskipun ada istilah “kembar identik”,
manusia selalu berbeda, selalu ada ketidaksamaan. Selintas memang bisa tampak
mirip, persis, tetapi sesungguhnya tidak pernah ada yang sama. Perbedaan ini
pada zaman modern ini digunakan pemerintah dan aparat kepolisian untuk
mendeteksi dan mendata manusia. Contohnya, sidik jari tidak ada yang sama di
dunia ini, selalu berbeda. Meskipun kembar, bahkan namanya sama, misalnya,
sama-sama bernama “Sidik”, tetap saja sidik jarinya berbeda. Jari-jari
orang-orang yang bernama Sidik, pasti beda sidik jarinya. Disidik-sidik juga
jari Si Sidik jelas berbeda dengan Si Sidik lainnya. Sidik jari para Si Sidik,
sidik beda. Demikian pula kondisi batin
dan isi otaknya berbeda antara setiap orang. Latar belakang, lingkungan, sifat
bawaan, pendidikan, dan kreativitas setiap orang berbeda.
Hal itu mengharuskan kita untuk lebih “wise”, ‘bijak’ dalam bersikap kepada sesama
manusia. Tidak boleh kita memperlakukan tindakan sama persis kepada setiap
orang karena setiap orang memiliki perbedaan. Orang bijak akan memperlakukan
orang sesuai dengan kondisi orang tersebut. Tidak boleh kita memaksakan
kehendak kepada orang lain sebelum ada pemahaman dan kesepakatan untuk
melaksanakan kehendak tersebut. Sebelum orang lain paham dan sepakat untuk
melakukan sesuatu, tak boleh kita memaksakan sesuatu yang kita inginkan kepada
orang lain. Pemaksaan hanya melahirkan konflik di antara manusia dan jauh dari
rahmat Allah swt.
Akan tetapi, jika sudah sampai pada pemahaman dan
kesepakatan bersama, pemaksaan itu harus dilakukan karena pelanggaran terhadap
kesepakatan adalah keburukan. Contohnya, manusia waras akal sudah sepakat bahwa
yang namanya pembunuhan, pencurian, penganiayaan, dan pemerkosaan adalah
kejahatan. Jika ada yang melanggar kesepakatan itu, pemaksaan untuk mematuhi
kesepakatan itu harus dilakukan. Dalam dunia modern sekarang ini pemaksaan
tersebut dilakukan dengan cara penegakkan hukum.
Manusia adalah makhluk otonom yang bertanggung jawab atas
pilihannya sendiri. Oleh sebab itu, hargailah manusia dengan segala
perbedaannya dengan manusia lainnya. Untuk dapat berhubungan dengan baik di
antara manusia, makhluk-makhluk otonom itu harus mengadakan kesepakatan
sehingga atas dasar tanggung jawab pribadinya bersedia untuk hidup bersama atas
dasar kesepakatan tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi ketertiban dan
keharmonisan dalam hidup asal patuh pada kesepakatan bersama.
Sampurasun
No comments:
Post a Comment