Thursday 12 November 2020

Ribut Soal Jumlah Penjemput, Nggak Penting

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Kok ribut soal jumlah penjemput MRS di Bandara Soekarno-Hatta?

            Mahfudz, M.D. mengatakan “sedikit”, Haikal Hassan mengatakan “banyak”, jutaan.

            Terus, apa manfaatnya?

            Apa pentingnya?

            Lagian, tidak ada standar juga soal sedikit dan banyak itu. Misalnya, 0 s.d. 10 juta adalah sedikit, 10 s.d. 30 juta adalah lumayan, 30 juta ke atas adalah banyak.

            Standar itu kan tidak ada. Jadi, tidak jelas soal sedikit dan banyak itu.

            Kalau dibandingkan dengan jumlah murid-murid saya, jumlah penjemput MRS itu banyak sekali. Murid-murid saya kalau dijumlahkan, mungkin hanya sekitar seribu orang lebih sedikit. Kalau perbandingannya seperti itu, jelas murid saya lebih sedikit dibandingkan penjemput MRS.

            Berbeda kalau dibandingkan dengan pengikut Jokowi. Jelas kalau itu perbandingannya, pengikut Jokowi jauh lebih banyak. Buktinya, Jokowi menang dalam pemilihan yang berdasarkan jumlah pemilih. Pengikut MRS kan gabung dengan pengikut Prabowo dan itu masih kalah.

            Jadi, jangan meributkan soal itu. Baik Mahfudz maupun Haikal, tidak punya standar soal jumlah itu. Bagi Mahfudz mungkin angka 10 juta adalah sedikit. Bagi Haikal, angka itu adalah sangat besar.

            Terus, ngapain?

            Nggak ada gunanya juga kan ngomongin itu?

            Hanya menghabiskan energi.

            Mari kita hemat energi untuk hal-hal yang lebih positif, misalnya, belajar lebih tekun, bekerja lebih keras, dan berperilaku lebih menyenangkan.

            Mari belajar bersama untuk lebih tenang karena ini bagian dari “revolusi akhlak”. Tidak perlu ribut soal yang tidak penting, kita mesti lebih dewasa, lebih sabar, lebih melembutkan. Kalbu kita perlu dimenej dengan baik. Kalau mau, belajar ke Aa Gym yang punya “Manajemen Qalbu”.

            Kemarin saya ajak untuk tidak bicara kasar, baik di dunia maya maupun di dunia nyata, sekarang kita tingkatkan untuk tidak perlu meributkan hal-hal sepele.

            Di samping itu, kalau mau komen, komenlah yang baik dan mencerdaskan. Kalau tidak, saya hapus komentarnya. Hayu ah, salam.

 

#salamrevolusiakhlak

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment