Monday, 9 November 2020

Sugesti

 


 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Sugesti adalah salah satu faktor psikologis yang menjadi landasan manusia untuk berinteraksi. Sugesti terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang memberi pandangan dan pihak lain menerimanya. Jika Si Penerima sugesti tidak sedang dalam keadaan berpikir rasional, akan langsung menerima anjuran, pandangan, nasihat, atau pendapat pemberi sugesti dan meyakini kebenarannya.

            Biasanya sugesti berasal dari hal-hal berikut:

1.       Orang yang berwibawa, kharismatik, atau memiliki pengaruh kuat kepada penerima sugesti. Contohnya, orangtua, cendekiawan, pemimpin agama, tokoh masyarakat, dan orang-orang yang dianggap suci.

2.       Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi di lingkungan Si Penerima Sugesti, misalnya, direktur, bos, manajer, dan pemilik perusahaan.

3.       Kelompok mayoritas terhadap minoritas. Contohnya, dalam suatu pertemuan atau rapat awalnya memiliki pandangan dan pendapat sendiri, tetapi ternyata jumlah peserta rapat yang mayoritas berkata lain. Akhirnya, pandangan dan pendapat yang berbeda pun mengubah pemikiran dan persetujuannya.

4.       Reklame atau iklan. Misalnya, ada produk kosmetik yang diiklankan mampu membuat seseorang cantik atau ganteng dalam hitungan jam. Iklan tersebut akan mempengaruhi konsumen sehingga membelinya.

            Di samping itu, sugesti dapat diterima bukan hanya karena faktor-faktor yang ada di dalam diri pemberi sugesti, melainkan pula terdapat dalam kondisi penerima sugesti. Faktor-faktor tersebut adalah:

1.         Terhambatnya daya berpikir kritis. Semakin lemah kemampuan seseorang untuk berpikir kritis, semakin mudah dikendalikan pihak lain. Contohnya, orang yang sedang marah, mudah diadu domba untuk berkelahi.

2.         Kemampuan berpikir terpecah (disosiasi). Disosiasi terjadi ketika orang dilanda kebingungan karena menghadapi berbagai persoalan hidup. Dalam keadaan demikian, ia akan mudah mendapatkan pengaruh, saran, dorongan, atau ajakan orang lain tanpa berpikir panjang.

3.         Orang yang ragu-ragu ketika menerima pendapat satu arah. Seseorang yang ragu-ragu karena terbatasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki, umumnya akan mudah tersugesti oleh pengaruh pihak lain, apalagi ketika mendapatkan pendapat atau pengarahan satu arah. Contohnya, ketika mendengarkan ceramah yang berapi-api penuh provokasi, tetapi tidak dapat melakukan komunikasi langsung dengan Sang Penceramah, meskipun ragu, dia akan mengikuti provokasi dari penceramah tersebut.

            Demikian penjelasan sugesti yang terjadi dalam hidup keseharian manusia yang dapat menumbuhkan pengaruh, baik karena faktor Si Pemberi Sugesti, maupun Si Penerima Sugesti.

            Sampurasun


Sumber Pustaka

Irawan, Hanif; Rahmawati, Farida; Febriyanto, Alfian; Muhammad Kusumantoro, Sri, Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1

Maryati, Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial; untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013, Penerbit Erlangga: Jakarta


No comments:

Post a Comment