Saturday, 7 November 2020

Rizieq Pulang, Biasa Sajalah


oleh Tom Finadin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Kalau nggak salah, sebelumnya Rizieq Shihab sudah tujuh kali berencana pulang dari Arab ke Indonesia, tetapi tidak juga pulang. Pada November 2020 ini kembali mengutarakan niatnya untuk pulang ke Indonesia.

            Dalam menghadapi kepulangannya, sebaiknya bersikap biasa saja, tidak perlu berlebihan. Hal ini kan biasa terjadi setiap detik; ada orang yang pergi dan pulang dari dan ke Indonesia. Kalaulah disebut pemimpin Ormas, ya tetap biasa saja. Ormas di Indonesia itu banyak, misalnya, NU, Muhammadiyah, Persis, HMI, GMNI, Pemuda Pancasila, dsb.. Kalau ketuanya atau pemimpinnya pergi dan pulang Indonesia-luar negeri, biasa saja, tidak heboh. Begitu pula dengan kepulangan Rizieq ke Indonesia, biasa sajalah, jangan diheboh-hebohin.

            Bagi para pendukungnya, pecintanya, kalau menyambut, biasa saja bersikap, tidak perlu berlebihan, tenang saja. Demikian pula pihak-pihak yang ingin memenjarakan Rizieq, biasa saja bersikap. Ini negara hukum, segera proses dan konfirmasi ulang laporan-laporan kepada polisi tentang hal-hal yang diakibatkan ulah Rizieq dan belum diproses.

            Hadapi dan selesaikan kasus-kasus hukum yang tertunda. Tidak perlu bertingkah aneh-aneh, biasa saja. Kalau memang tidak bersalah, bebas. Kalau ternyata bersalah, ya harus menerima konsekwensinya untuk menjalani hukuman. Begitulah hidup sebagai manusia beradab pada zaman ini.

            Rizieq sudah terbukti tidak bersalah dalam dua kasus, yaitu “chat pornografi” dan “penghinaan terhadap Pancasila”. Kedua hal itu sudah selesai dan dihentikan penyidikannya oleh Polri. Sisanya, hadapi dan selesaikan, misalnya, soal “campur racun”, soal tanah, dan soal tuduhan penghinaan agama yang dilaporkan oleh kelompok pemuda Katolik.

            Kalau sudah selesai dan dihadapi secara beradab, bareng membangun Indonesia.

            Kabarnya dia akan memimpin revolusi?

            Baguslah, bareng-bareng dengan pemerintah Jokowi memimpin revolusi mental, revolusi akhlak, atau revolusi lainnya yang mengisi kemerdekaan dengan beragam pembangunan, baik lahir maupun batin. Gotong royong jauh lebih baik dibandingkan gontok-gontokan. Kerja sama jauh lebih positif dibandingkan berkonflik. Menciptakan suasana sejuk jauh lebih baik dibandingkan menciptakan suasana panas dan emosional.

            Di hadapan kita ada banyak yang harus dihadapi bersama, seperti, Covid-19, kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan, dan ketertinggalan teknologi yang harus dikejar. Bekerja bersama jauh lebih baik.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment