oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Nahdlatul Ulama (NU)
mendapatkan serangan yang begitu sering dan begitu besar. Akan tetapi, semua
serangannya sama sekali tidak masuk akal dan lemah. Nilainya hanya sama dengan
berisik di telinga. Serangannya hanya dipercaya oleh orang-orang bodoh yang memang sudah
memiliki kebencian sejak lama. Saking banyaknya serangan, kebanyakan kalau saya
tulis semuanya. Akan tetapi, paling tidak yang mencuat akhir-akhir ini bisa
diingat banyak orang. Disebutnya NU seperti bis yang diisi oleh orang-orang
mabok; diotak-atik sejarahnya antara Hasyim Asyari dan Hasan Dipo; Terpilihnya
Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU 2021-2026 yang dituding akan menjadi sumber
kegaduhan Indonesia.
Serangan akhir-akhir ini yang semakin keras tidak lepas
dari urusan politik Negara Indonesia. NU telah dan sedang menjadi benteng
penguat NKRI yang sangat besar peranannya dalam mempertahankan keutuhan NKRI.
Banyak yang menyerang pemerintah dengan memanipulasi agama; jualan sorga dan
neraka; tuduhan kafir, murtad, zalim, munafik; pengkultusan terhadap individu;
pemecahbelahan umat. Akan tetapi, itu semua mendapatkan batu sandungan yang
sangat besar dan kuat, batu penghalangnya itu adalah NU. Mereka yang menyerang
pemerintah itu sangat tahu bahwa upaya mereka akan selalu sia-sia karena ada NU
yang berdiri untuk mempertahankan negara. Oleh sebab itu, mereka menyerang NU
dengan harapan NU terpecah dan lemah dengan berbagai narasi dan informasi yang
menyesatkan tak berdalil.
Meskipun banyak mendapatkan serangan, tampaknya NU
menjadi semakin kuat. Itu bagus. Hal ini malah semakin terlihat dengan dikukuhkannya
Dr. Muhammad Luthfi bin Yahya atau yang lebih akrab disapa Habib Luthfi menjadi
Ketua Kelompok Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hal ini
tidak lepas dari keinginan Ketua BNPT Boy Rafli Amar bahwa tokoh agama seperti
Habib Luthfi dapat meredam ideologi terorisme yang bisa dimunculkan melalui
paham-paham keagamaan yang sempit yang berujung pada tindakan kekerasan. Di
samping itu, semua orang tahu bahwa warga NU sangat menghormati dan berguru
kepada Habib Luthfi. Artinya, secara politik NU akan menjadi peredam pula dari
segala aktivitas yang mengarah pada tindakan radikalisme dan terorisme dalam
menjaga integrasi bangsa.
Dengan melihat hal ini NU menjadi semakin kuat karena
mendapatkan kepercayaan yang sangat besar, tetapi menjadi bertambah besar pula
tugas dan kewajiban NU dalam menstabilkan kehidupan bernegara. Akan menjadi hal
yang tidak aneh jika semakin keras pula serangan-serangan yang akan didapatkan
NU dari pihak-pihak lain. Itu adalah risiko yang harus ditanggung NU. Akan
tetapi, negara akan berada membekingi NU karena NU pun sudah menjadi beking
negara.
Ini adalah perjalanan hidup. Mau tidak mau harus
dijalani.
Bukankah salah satu bukti iman itu harus diwujudkan dalam
kecintaan kepada negara?
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment