Saturday 1 January 2022

Makin Diserang, NU Makin Kuat

 


oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

Nahdlatul Ulama (NU) mendapatkan serangan yang begitu sering dan begitu besar. Akan tetapi, semua serangannya sama sekali tidak masuk akal dan lemah. Nilainya hanya sama dengan berisik di telinga. Serangannya hanya dipercaya  oleh orang-orang bodoh yang memang sudah memiliki kebencian sejak lama. Saking banyaknya serangan, kebanyakan kalau saya tulis semuanya. Akan tetapi, paling tidak yang mencuat akhir-akhir ini bisa diingat banyak orang. Disebutnya NU seperti bis yang diisi oleh orang-orang mabok; diotak-atik sejarahnya antara Hasyim Asyari dan Hasan Dipo; Terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU 2021-2026 yang dituding akan menjadi sumber kegaduhan Indonesia.

            Serangan akhir-akhir ini yang semakin keras tidak lepas dari urusan politik Negara Indonesia. NU telah dan sedang menjadi benteng penguat NKRI yang sangat besar peranannya dalam mempertahankan keutuhan NKRI. Banyak yang menyerang pemerintah dengan memanipulasi agama; jualan sorga dan neraka; tuduhan kafir, murtad, zalim, munafik; pengkultusan terhadap individu; pemecahbelahan umat. Akan tetapi, itu semua mendapatkan batu sandungan yang sangat besar dan kuat, batu penghalangnya itu adalah NU. Mereka yang menyerang pemerintah itu sangat tahu bahwa upaya mereka akan selalu sia-sia karena ada NU yang berdiri untuk mempertahankan negara. Oleh sebab itu, mereka menyerang NU dengan harapan NU terpecah dan lemah dengan berbagai narasi dan informasi yang menyesatkan tak berdalil.

            Meskipun banyak mendapatkan serangan, tampaknya NU menjadi semakin kuat. Itu bagus. Hal ini malah semakin terlihat dengan dikukuhkannya Dr. Muhammad Luthfi bin Yahya atau yang lebih akrab disapa Habib Luthfi menjadi Ketua Kelompok Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hal ini tidak lepas dari keinginan Ketua BNPT Boy Rafli Amar bahwa tokoh agama seperti Habib Luthfi dapat meredam ideologi terorisme yang bisa dimunculkan melalui paham-paham keagamaan yang sempit yang berujung pada tindakan kekerasan. Di samping itu, semua orang tahu bahwa warga NU sangat menghormati dan berguru kepada Habib Luthfi. Artinya, secara politik NU akan menjadi peredam pula dari segala aktivitas yang mengarah pada tindakan radikalisme dan terorisme dalam menjaga integrasi bangsa.

            Dengan melihat hal ini NU menjadi semakin kuat karena mendapatkan kepercayaan yang sangat besar, tetapi menjadi bertambah besar pula tugas dan kewajiban NU dalam menstabilkan kehidupan bernegara. Akan menjadi hal yang tidak aneh jika semakin keras pula serangan-serangan yang akan didapatkan NU dari pihak-pihak lain. Itu adalah risiko yang harus ditanggung NU. Akan tetapi, negara akan berada membekingi NU karena NU pun sudah menjadi beking negara.

            Ini adalah perjalanan hidup. Mau tidak mau harus dijalani.

            Bukankah salah satu bukti iman itu harus diwujudkan dalam  kecintaan kepada negara?

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment