oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Indonesia ini seksi, selalu
menggiurkan banyak orang. Oleh sebab itu, berbagai bangsa rebutan untuk
mendapatkan sumber daya alam Indonesia sekaligus sumber daya manusia Indonesia.
Sumber daya alam jelas melimpah, sumber daya manusia jelas bersedia untuk diberi
upah murah meskipun melakukan pekerjaan kasar yang berat-berat. Dengan
demikian, banyak kekuatan asing dari luar Indonesia, baik berupa negara ataupun
swasta/perusahaan/perorangan yang berupaya membuat Indonesia tidak maju atau
tidak berdaya. Ketika bangsa Indonesia berusaha memperbaiki dirinya, selalu
saja diganggu dan diupayakan untuk terpecah belah, baik melalui jalan kesukuan
ataupun keagamaan. Kekuatan asing ini selalu menggunakan orang-orang bodoh,
orang-orang yang kalah dalam politik, mereka yang tidak sabaran mendapatkan
keuntungan ekonomi, pihak-pihak yang ingin berkuasa secara instan, dan para
pengkhayal yang ingin mengubah sistem negara sesuai dengan lamunan mereka
sendiri yang tidak jelas itu. Selalu begitu.
Hal
yang tidak boleh dilupakan adalah tidak ada sebuah negara pun yang menginginkan
Indonesia maju, kaya raya, dan berkuasa di dunia. Mereka yang ingin Indonesia
maju adalah rakyatnya sendiri yang tentunya waras dan bersedia untuk belajar
keras dan bekerja keras. Adapun rakyat yang tidak waras adalah mereka yang
tertipu oleh kekuatan asing dan merasa dirinya yang paling benar.
Kalau mau dipelajari atau diteliti lebih dalam, silakan
saja. Sejarah sudah mencatat kok. Sejak Indonesia berdiri saja, kesatuan
Indonesia diganggu sehingga pada 1949 bentuknya menjadi Republik Indonesia
Serikat (RIS).
Siapa yang membuat Indonesia menjadi RIS?
Tentu saja Belanda yang tidak ingin Indonesia benar-benar
merdeka seutuhnya. Dengan RIS mereka berharap masih bisa mengontrol Indonesia.
Untungnya, rakyat Indonesia cerdas dan kembali berjuang untuk kembali ke negara
kesatuan dengan cara membubarkan RIS. Dari peristiwa inilah dimulainya istilah “NKRI Harga Mati”. Kini RIS bubar, hanya
bertahan satu tahun, dan kembali menjadi NKRI pada 1950.
Pemberontakan-pemberontakan di daerah pada masa
kepresidenan Ir. Soekarno pun ada kekuatan asing di situ. Salah satu buktinya
adalah pesawat pembom AS yang dipiloti CIA Alan Pope ditembak jatuh oleh Mayor
Udara Dewanto. Amerika Serikat jelas bermain di situ.
Demikian
pula, huru-hara G-30-S PKI, ada Inggris dan Amerika Serikat bikin kisruh
suasana. Setelah Soekarno jatuh, banyak modal kapitalis masuk dan menguasai
berbagai sumber daya Indonesia, termasuk Freeport yang hanya menyisakan sedikit
keuntungan untuk Indonesia, hanya 9%. Adapun pihak asing mendapatkan 91%. Baru pada
era Jokowi ini Indonesia mengambi alih saham terbesar PT Freeport menjadi 51%
dan pihak asing diwajibkan membuat smelter bahan setengah jadi di Indonesia untuk
mendapatkan nilai tambah bagi Indonesia dan membuka lapangan kerja bagi rakyat.
Kasus
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ada banyak senjata buatan AS yang digunakan pihak
GAM. Itu asing. Demikian juga dalam kasus Ambon Poso yang diawali dengan
keinginan membuat Republik Maluku Selatan (RMS), ada Belanda dan Amerika
Serikat yang ikut bikin runyam. Timor Timur lepas dari Indonesia menjadi Timor
Leste, ada Australia yang ngotot untuk pemisahan itu.
Hal
yang sama pun terjadi di Papua yang masih bergejolak. Di sana ada banyak
senjata dari AS dan ada gerakan-gerakan aneh yang muncul oleh orang-orang
Inggris dan Australia. Dalam diplomasi luar negeri, ada negara konyol tidak
beken bernama Vanuatu yang masih merongrong Indonesia.
Pendeknya,
Indonesia selalu diganggu karena tidak boleh maju, tidak boleh berpendidikan,
dan tidak boleh makmur. Indonesia harus selalu berada dalam kekuasaan mereka.
Saat
ini mereka menggunakan agama untuk membuat kusut Indonesia. Mereka menggunakan
orang-orang bodoh yang bisa bicara ngawur seolah-olah dakwah untuk dijadikan
ulama agar dapat membodohi orang-orang bodoh juga. Oleh sebab itu, tidak perlu
heran jika ada orang yang disebut ulama, tetapi perilakunya jauh dari perilaku
Nabi Muhammad saw. Mereka selalu berbicara kepada orang-orang bodoh karena
orang pintar selalu tahu kebohongan dan kebodohan mereka.
Kekuatan
asing itu menggunakan isu-isu agama di Indonesia karena melihat keberhasilan
mereka yang telah memporak-porandakan Libya, Irak, Afghanistan, dan Suriah.
Mungkin juga Yaman karena Houthi terus-menerus memerangi pemerintahnya yang
dibantu Arab Saudi. Di negara-negara itu isu agama telah membelah mereka dan
membuat mereka semakin terbelakang. Ketika negaranya terbelah, kekuatan asing
semakin kuat dan rusaklah negara itu.
Jika
negaranya kuat seperti Iran atau Arab Saudi, kekuatan asing tidak bisa masuk
karena rakyat dan negaranya solid dan kuat. Adapun negara lainnya rusak karena
selalu berkhayal tentang kekhalifahan yang sudah runtuh itu sehingga terjadi
pembunuhan di antara mereka sendiri.
Mereka
berusaha mati-matian membuat Indonesia rusak melalui isu agama sehingga
melahirkan intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Hal itu terjadi karena
mereka berhasil menipu sebagian orang-orang Indonesia. Mereka punya banyak uang,
senjata, dan organisasi untuk melakukannya. Beruntunglah Allah swt selalu
menjaga Indonesia sehingga tetap utuh hingga hari ini, bahkan semakin kuat dan
semakin mampu mengatur negara lain karena kita memiliki banyak sumber daya yang
diperlukan orang lain. Hasilnya, insyaallah dalam beberapa tahun lagi, apalagi
2045 akan lebih terasa karena ada bonus demografi dengan syarat kita sama-sama
bergotong royong untuk mencapainya. Kalau kitanya selalu tertipu dan bertengkar
di antara kita sendiri, kita tetap sengsara dan orang asing yang untung.
Cek
perasaan kalian. Kalau di dalam diri kalian ada istilah atau keyakinan “ulama kami, ulama kalian; ulamaku, ulamamu;
kaum sini, kaum sana; aku masuk surga, kamu masuk neraka; kalian adalah musuhku”,
berarti kalian sudah tertipu. Kalian sibuk memikirkan saudara kalian
sendiri untuk jatuh, bukannya bekerja bersama sebagai saudara untuk mencapai
kemajuan bersama. Kalian sudah jauh tersesat dan itu diperhatikan oleh
pihak-pihak asing yang ingin segera menerkam Indonesia dan menikmati kelezatan
Indonesia. Mereka punya banyak uang, banyak teknologi, banyak senjata, mudah
sekali menguasai Indonesia yang masih miskin, bodoh, dan kurang senjata.
Kuncinya
ada di kebersamaan. Semua orang Indonesia matanya harus mengarah ke satu tujuan
yang sama, tujuan nasional Indonesia. Tujuan Indonesia itu hanya satu kalimat
kok, yaitu “Mewujudkan Manusia Indonesia Seutuhnya yang Makmur Lahir dan Makmur Batin Berdasarkan Pancasila”.
Pengen
maju?
Bareng
dalam kebersamaan dan tolak perpecahan walaupun itu menggunakan isu-isu murahan
yang katanya ajaran agama, padahal ngarang sendiri tidak jelas sumbernya.
Hayu ah.
No comments:
Post a Comment