Sunday 30 January 2022

Pecah Belah Bangsa

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Indonesia ini seksi, selalu menggiurkan banyak orang. Oleh sebab itu, berbagai bangsa rebutan untuk mendapatkan sumber daya alam Indonesia sekaligus sumber daya manusia Indonesia. Sumber daya alam jelas melimpah, sumber daya manusia jelas bersedia untuk diberi upah murah meskipun melakukan pekerjaan kasar yang berat-berat. Dengan demikian, banyak kekuatan asing dari luar Indonesia, baik berupa negara ataupun swasta/perusahaan/perorangan yang berupaya membuat Indonesia tidak maju atau tidak berdaya. Ketika bangsa Indonesia berusaha memperbaiki dirinya, selalu saja diganggu dan diupayakan untuk terpecah belah, baik melalui jalan kesukuan ataupun keagamaan. Kekuatan asing ini selalu menggunakan orang-orang bodoh, orang-orang yang kalah dalam politik, mereka yang tidak sabaran mendapatkan keuntungan ekonomi, pihak-pihak yang ingin berkuasa secara instan, dan para pengkhayal yang ingin mengubah sistem negara sesuai dengan lamunan mereka sendiri yang tidak jelas itu. Selalu begitu.

Hal yang tidak boleh dilupakan adalah tidak ada sebuah negara pun yang menginginkan Indonesia maju, kaya raya, dan berkuasa di dunia. Mereka yang ingin Indonesia maju adalah rakyatnya sendiri yang tentunya waras dan bersedia untuk belajar keras dan bekerja keras. Adapun rakyat yang tidak waras adalah mereka yang tertipu oleh kekuatan asing dan merasa dirinya yang paling benar.

            Kalau mau dipelajari atau diteliti lebih dalam, silakan saja. Sejarah sudah mencatat kok. Sejak Indonesia berdiri saja, kesatuan Indonesia diganggu sehingga pada 1949 bentuknya menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).

            Siapa yang membuat Indonesia menjadi RIS?

            Tentu saja Belanda yang tidak ingin Indonesia benar-benar merdeka seutuhnya. Dengan RIS mereka berharap masih bisa mengontrol Indonesia. Untungnya, rakyat Indonesia cerdas dan kembali berjuang untuk kembali ke negara kesatuan dengan cara membubarkan RIS. Dari peristiwa inilah dimulainya istilah “NKRI Harga Mati”. Kini RIS bubar, hanya bertahan satu tahun, dan kembali menjadi NKRI pada 1950.

            Pemberontakan-pemberontakan di daerah pada masa kepresidenan Ir. Soekarno pun ada kekuatan asing di situ. Salah satu buktinya adalah pesawat pembom AS yang dipiloti CIA Alan Pope ditembak jatuh oleh Mayor Udara Dewanto. Amerika Serikat jelas bermain di situ.

Demikian pula, huru-hara G-30-S PKI, ada Inggris dan Amerika Serikat bikin kisruh suasana. Setelah Soekarno jatuh, banyak modal kapitalis masuk dan menguasai berbagai sumber daya Indonesia, termasuk Freeport yang hanya menyisakan sedikit keuntungan untuk Indonesia, hanya 9%. Adapun pihak asing mendapatkan 91%. Baru pada era Jokowi ini Indonesia mengambi alih saham terbesar PT Freeport menjadi 51% dan pihak asing diwajibkan membuat smelter bahan setengah jadi di Indonesia untuk mendapatkan nilai tambah bagi Indonesia dan membuka lapangan kerja bagi rakyat.

Kasus Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ada banyak senjata buatan AS yang digunakan pihak GAM. Itu asing. Demikian juga dalam kasus Ambon Poso yang diawali dengan keinginan membuat Republik Maluku Selatan (RMS), ada Belanda dan Amerika Serikat yang ikut bikin runyam. Timor Timur lepas dari Indonesia menjadi Timor Leste, ada Australia yang ngotot untuk pemisahan itu.

Hal yang sama pun terjadi di Papua yang masih bergejolak. Di sana ada banyak senjata dari AS dan ada gerakan-gerakan aneh yang muncul oleh orang-orang Inggris dan Australia. Dalam diplomasi luar negeri, ada negara konyol tidak beken bernama Vanuatu yang masih merongrong Indonesia.

Pendeknya, Indonesia selalu diganggu karena tidak boleh maju, tidak boleh berpendidikan, dan tidak boleh makmur. Indonesia harus selalu berada dalam kekuasaan mereka.

Saat ini mereka menggunakan agama untuk membuat kusut Indonesia. Mereka menggunakan orang-orang bodoh yang bisa bicara ngawur seolah-olah dakwah untuk dijadikan ulama agar dapat membodohi orang-orang bodoh juga. Oleh sebab itu, tidak perlu heran jika ada orang yang disebut ulama, tetapi perilakunya jauh dari perilaku Nabi Muhammad saw. Mereka selalu berbicara kepada orang-orang bodoh karena orang pintar selalu tahu kebohongan dan kebodohan mereka.

Kekuatan asing itu menggunakan isu-isu agama di Indonesia karena melihat keberhasilan mereka yang telah memporak-porandakan Libya, Irak, Afghanistan, dan Suriah. Mungkin juga Yaman karena Houthi terus-menerus memerangi pemerintahnya yang dibantu Arab Saudi. Di negara-negara itu isu agama telah membelah mereka dan membuat mereka semakin terbelakang. Ketika negaranya terbelah, kekuatan asing semakin kuat dan rusaklah negara itu.

Jika negaranya kuat seperti Iran atau Arab Saudi, kekuatan asing tidak bisa masuk karena rakyat dan negaranya solid dan kuat. Adapun negara lainnya rusak karena selalu berkhayal tentang kekhalifahan yang sudah runtuh itu sehingga terjadi pembunuhan di antara mereka sendiri.

Mereka berusaha mati-matian membuat Indonesia rusak melalui isu agama sehingga melahirkan intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Hal itu terjadi karena mereka berhasil menipu sebagian orang-orang Indonesia. Mereka punya banyak uang, senjata, dan organisasi untuk melakukannya. Beruntunglah Allah swt selalu menjaga Indonesia sehingga tetap utuh hingga hari ini, bahkan semakin kuat dan semakin mampu mengatur negara lain karena kita memiliki banyak sumber daya yang diperlukan orang lain. Hasilnya, insyaallah dalam beberapa tahun lagi, apalagi 2045 akan lebih terasa karena ada bonus demografi dengan syarat kita sama-sama bergotong royong untuk mencapainya. Kalau kitanya selalu tertipu dan bertengkar di antara kita sendiri, kita tetap sengsara dan orang asing yang untung.

Cek perasaan kalian. Kalau di dalam diri kalian ada istilah atau keyakinan “ulama kami, ulama kalian; ulamaku, ulamamu; kaum sini, kaum sana; aku masuk surga, kamu masuk neraka; kalian adalah musuhku”, berarti kalian sudah tertipu. Kalian sibuk memikirkan saudara kalian sendiri untuk jatuh, bukannya bekerja bersama sebagai saudara untuk mencapai kemajuan bersama. Kalian sudah jauh tersesat dan itu diperhatikan oleh pihak-pihak asing yang ingin segera menerkam Indonesia dan menikmati kelezatan Indonesia. Mereka punya banyak uang, banyak teknologi, banyak senjata, mudah sekali menguasai Indonesia yang masih miskin, bodoh, dan kurang senjata.

Kuncinya ada di kebersamaan. Semua orang Indonesia matanya harus mengarah ke satu tujuan yang sama, tujuan nasional Indonesia. Tujuan Indonesia itu hanya satu kalimat kok, yaitu “Mewujudkan Manusia Indonesia Seutuhnya yang Makmur Lahir dan Makmur Batin Berdasarkan Pancasila”.

Pengen maju?

Bareng dalam kebersamaan dan tolak perpecahan walaupun itu menggunakan isu-isu murahan yang katanya ajaran agama, padahal ngarang sendiri tidak jelas sumbernya.

Hayu ah.

Sampurasun

No comments:

Post a Comment