oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Sepak terjang Jokowi memang
sering mengagetkan. Presiden kerempeng yang katanya planga plongo kayak Pinokio
ini memang bernyali besar bikin orang ketar-ketir. Dia bisa bikin sebuah negara
bangkrut beneran. Oleh sebab itu, Jokowi makin banyak musuhnya.
Di dalam negeri musuh Jokowi adalah para koruptor; mereka
yang punya banyak hutang ke negara, tetapi tidak mau bayar; orang-orang sakit
hati yang kalah dalam kontestasi politik; mereka yang ingin berkuasa setelah
Jokowi berhenti menjadi presiden. Jokowi tetap dimusuhi meskipun pada 2024
harus tidak lagi menjadi presiden. Jokowi tetap masih punya pengaruh kuat dalam
politik di Indonesia meskipun nanti tidak lagi ikutan pemilihan presiden. Hal
itu disebabkan dia akan menjadi “The King
Maker”, ‘pencipta presiden masa depan’. Dia akan mengarahkan para
pendukungnya untuk memilih sosok yang dia pilih sendiri dan pengikutnya itu
semakin hari semakin banyak. Oleh sebab itu, tak heran jika hingga hari ini
Jokowi terus-terusan diserang dengan berbagai isu. Musuhnya tidak mau jagoannya
dikalahkan oleh jagoan yang diusung Jokowi.
Sebetulnya, kalau masih sesama warga bangsa, tidak perlu
saling bermusuhan. Soal politik, ikuti saja aturan dan raih kepercayaan rakyat
dengan kerja keras dan prestasi nyata. Bersainglah dalam suasana kekeluargaan.
Menang atau kalah, itu hal biasa dalam sebuah pertandingan. Akan tetapi,
disebabkan banyak orang berkepala batu, berhati kaku, berlandaskan nafsu,
mereka anggap Jokowi dan pendukungnya adalah musuh. Karena minim prestasi,
narasi yang mereka gunakan adalah kafir, murtad, dajjal, zalim, PKI, sorga,
neraka, syafaat nabi, dan lain sebagainya yang semuanya ecek-ecek, remeh temeh,
tidak bernilai, serta tidak ada hubungannya dengan kemampuan membangun bangsa. Hanya
orang-orang bodoh yang bisa dipengaruhi oleh narasi semacam itu.
Beruntung, Indonesia tidak hancur karena hal-hal bodoh
seperti itu. Berbeda dengan Libya, Afghanistan, Suriah, dan Irak yang mudah
diadu domba karena isu-isu agama. Kini mereka berantakan, nggak karu-karuan,
dan terus saling bunuh hingga hari ini.
Di dalam pergaulan dunia, Jokowi tambah banyak musuhnya
karena mulai berani menantang berbagai negara. Dia memang menantang negara
lain, bahkan negara-negara maju. Hal yang sangat mengagetkan adalah dia telah
mengambil alih kepemilikan saham terbesar Freeport dan mewajibkan pembangunan
smelter di Gresik. Dia tidak mau lagi jual bahan emas mentah ke luar negeri,
tetapi harus dibuat dulu menjadi bahan setengah jadi di Indonesia. Demikian
juga soal nikel, Jokowi menghentikan penjualan bahan mentah nikel ke luar
negeri, tetapi harus dibuat dulu menjad barang setengah jadi atau barang jadi
di Indonesia, seperti, baja atau baterai litium.
Sederhananya seperti ini. Saya pernah diundang diskusi di
rumah dinas Gubernur Jawa Barat semasa Ahmad Heryawan. Aher Curhat bahwa biji
kopi dari Garut dijual ke luar negeri hanya Rp10.000,- per kilo, lalu diolah
menjadi kopi jadi di luar negeri, kemudian dibeli lagi oleh Indonesia dengan
harga Rp75.000,- per gelas seduh di Star Buck.
Keuntungan yang didapat negara asing dari kopi jauh
berkali-kali lipat dibandingkan keuntungan orang Indonesia yang sangat kecil.
Itu disebabkan kita hanya menjual barang mentah. Padahal, biji kopinya dari
Garut, tetapi yang kaya raya orang luar negeri. Kalau bahan setengah jadi dan
barang jadinya dibuat di Indonesia, orang Indonesia akan menjadi lebih kaya
raya dan akan banyak orang yang bekerja sehingga mengurangi pengangguran.
Seperti itulah yang dilakukan Jokowi. Dia ingin bahan
setengah jadi dan barang jadi dari nikel itu dibuat di Indonesia sehingga
memakmurkan rakyat Indonesia. Bukan lagi orang lain yang untung, melainkan
rakyat sendiri. Akan tetapi, kebijakan Jokowi itu jelas merugikan negara lain,
pabrik-pabrik baja, baterai, atau barang lain yang berasal dari nikel di luar
negeri bisa bangkrut karena bahan mentahnya tidak ada lagi, harus dibuat di
Indonesia. Oleh sebab itu, Unieropa menggugat Indonesia di sidang WTO karena
mereka rugi. Akan tetapi, Jokowi tidak takut dan menghadapinya dengan
menggunakan pengacara berskala internasional dalam sidang.
Itu kan barang milik Indonesia, mau diapain juga terserah
Indonesia, begitu kan?
Inilah yang membuat salah satunya orang-orang ingin
Jokowi tiga periode. Banyak yang tidak yakin jika bukan Jokowi yang menjadi
presiden, Indonesia tidak punya keberanian untuk melindungi sumber daya alamnya
untuk kemakmuran rakyat.
Bukankah kita sering mendengar ceritera bahwa Indonesia
adalah negara kaya raya, tetapi kapan kita bisa merasakan kekayaan alam itu?
Kita tidak akan pernah kaya jika terus-terusan jual
barang mentah. Kita harus inovasi agar bisa mengolahnya menjadi barang setengah
jadi dan barang jadi.
Salah satunya, ya harus mempertahankan sumber daya
kekayaan itu untuk diri kita sendiri, bukan untuk memperkaya negara orang lain.
Bukan cuma penjualan nikel yang dihentikan Jokowi,
melainkan pula pada tahun-tahun ke depan akan menghentikan penjualan bauksit,
timah, tembaga, dan lain-lain. Semuanya tidak boleh dijual mentah, tetapi boleh
dijual ketika sudah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi.
Dunia memang sangat bergantung pada Indonesia. Buktinya,
baru-baru ini Jokowi menghentikan penjualan batu bara selama satu bulan ke luar
negeri karena pasokan untuk PLN di dalam negeri kurang. Jokowi ingin kebutuhan
batu bara untuk di dalam negeri dulu tercukupi, baru untuk luar negeri. Hal itu
membuat dunia berteriak karena jika tak mendapatkan batu bara dari Indonesia,
mereka akan gelap gulita dan banyak industri yang macet karena daya listrik
mereka terhenti. Jepang, Korea Selatan, Filipina, Cina sampai memohon-mohon
untuk bisa membeli lagi batu bara dari Indonesia. Jokowi tetap pada
kebijakannya untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya dulu.
Keberanian Jokowi menantang dunia ini tentu saja menambah
jumlah musuh-musuhnya. Bisa saja negara asing, pengusaha asing, para eksportir,
para importir barang-barang mentah dari Indonesia yang dihentikan Jokowi dan
membuat mereka rugi ini membiayai orang-orang berkepala batu dan berhati kusut
untuk membuat huru-hara dengan menggunakan orang-orang bodoh di Indonesia.
Musuh Jokowi memang menjadi makin banyak.
Kunci untuk mempertahankan kekayaan alam Indonesia dan
mengamankan kebijakan Jokowi adalah dengan memiliki militer yang kuat sehingga
mampu melawan negara mana pun yang coba-coba merampok lagi Indonesia seperti
pada masa penjajahan. Di samping itu, rakyat pun harus bersama-sama secara
sadar paham bahwa kekayaan alam Indonesia itu harus dinikmati oleh rakyat
sendiri dengan mendukung setiap upaya pemerintah yang bertujuan untuk
kepentingan rakyatnya, bukan bikin isu-isu negatif murahan yang membodohi diri
sendiri dan menyesatkan orang lain.
Bukankah negara kita kaya dan kita ingin ingin makmur?
Mari lawan bersama siapa pun yang merugikan kita dengan
kesungguhan kita dalam belajar, berinovasi, bersatu, bekerja keras, dan berwibawa
dalam angkatan bersenjata.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment