oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Pada tulisan yang lalu saya
pernah menulis bahwa kedaulatan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dijaga oleh anak-anak muda Indonesia yang sebagian besar perempuan di
forum-forum internasional semacam Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Mereka
mempertahankan NKRI dari fitnah, serangan, dan serbuan negara-negara asing yang
ingin membuat Indonesia terjatuh dengan menggunakan berbagai isu, terutama
isu-isu hak azasi manusia (Ham) di Papua. Merekalah yang sesungguhnya melindungi
para ulama, para kiyai, para ustadz, para pendeta, para biksu, para pedanda,
para pemimpin agama dan keyakinan, para pemeluk agama, serta seluruh rakyat
Indonesia di forum-forum dunia. Jika mereka gagal berdiplomasi dalam melindungi
kedaulatan negara, pasukan dan kekuatan asing bisa masuk ke Indonesia, kemudian
merusakkan tanah, tatanan, dan sistem sosial di Indonesia seperti yang terjadi
di Timur Tengah. Besar sekali jasa mereka dan sungguh berat tugas mereka. Karya
mereka mendunia karena berulang-ulang melakukan serangan mematikan terhadap
para presiden, perdana menteri, dan pemimpin negara asing yang ingin mencoba
meruntuhkan Indonesia.
Dalam tulisan kali ini, saya tulis tiga perempuan muda
cantik yang dengan cerdas mempertahankan kehormatan NKRI di dunia. Saya
sertakan foto dan sumbernya dengan beberapa kalimat serangan mereka pada
negara-negara lain yang kerap menganggu Indonesia. Sengaja saya potong dan
sedikit ubah kalimat mereka karena terlalu panjang serta agar lebih jelas suara
mereka ditujukan bukan hanya untuk satu negara, melainkan ke negara mana pun
yang mencoba menyerang Indonesia.
Sesuai urutan foto, pertama,
diplomat muda ini bernama “Silvany Austin
Pasaribu” (sumber foto: Kpop Squad Media). Dia mendapat serangan dari Presiden
Vanuatu yang mencoba menceramahi Indonesia tentang Ham. Kemudian, Silvany balas
menyerang. Seperti saya bilang, saya potong dan saya ubah kalimatnya bukan
hanya untuk Vanuatu, melainkan untuk negara mana pun yang mencoba menyerang
Indonesia.
Silvany Austin Pasaribu (Foto: KPOP SQUAD MEDIA) |
Silvany
berbicara seperti ini, “Simpan ceramah
kalian untuk kalian sendiri! Presiden
Indonesia Jokowi menyerukan untuk mencari solusi yang menguntungkan antarnegara,
tetapi negara bodoh seperti kalian justru menentangnya. Di tengah krisis
kesehatan dan ekonomi yang harus dihadapi, negara bodoh kalian justru menyerukan
memecah belah dengan mendukung separatisme dengan dalih Ham. Indonesia sudah
setuju dan menandatangani untuk penghapusan diskriminasi, penyiksaan, dan kekejaman,
tetapi negara kalian belum menyetujuinya. Bagaimana mungkin kalian mengajari
kami tentang Ham sementara kalian sendiri belum menandatangani penghapusan perilaku
yang merendahkan martabat manusia? Kalian harus urus rakyat kalian sendiri!
Kalian bukan wakil rakyat Papua dan berhentilah bersikap seperti itu! Papua
adalah Indonesia!”
Luar
biasa bukan serangan Silvany terhadap pemimpin negara asing?
Kedua, “Nara Masista Rakhmatia” (sumber foto: Okezone News), lagi-lagi dia menyerang banyak negara lain dari kawasan Asia Pasifik yang menuduh Indonesia melanggar Ham.
Nara Masista Rakhmatia (Foto: Okezone News)
Kalimat Nara Masista seperti ini, “Indonesia berkomitmen untuk menghormati
Ham. Pada zaman ini semuanya harus terbuka dan sulit menyembunyikan pelanggaran
Ham. Ketika kalian menunjuk-nunjuk kami dengan jari telunjuk, sesungguhnya ada
empat jari kalian yang menunjuk pada wajah kalian sendiri!”
Kalimat
Nara Masista Rakhmatia sangat lugas dan menohok pada negara lain yang mengusik
Indonesia.
Ketiga, “Sindy Nur Fitri” (sumber foto: Kuyou id). Dia dengan keras menyerang negara-negara bodoh itu.
Sindy Nur Fitri (Foto: KUYOU.id)
Kalimat
Sindy semacam ini, “Kalian terus-terusan
menyerang dan melanggar kedaulatan Indonesia. Kami melawan informasi palsu yang
kalian sebarkan! Kalian hanya menyebarkan harapan palsu yang menyulut konflik
dan mengorbankan banyak nyawa orang tak berdosa. Kalian hanya berdiam diri
ketika KKB membunuh guru, perawat, pekerja kesehatan, pekerja konstruksi,
menghancurkan fasilitas kesehatan, dan aparat penegak hukum. Mengapa kalian
berdiam diri ketika orang-orang yang mengabdi untuk rakyat Papua dibunuh secara
brutal? Kenyataannya, kalian hanya menganjurkan separatisme agar Papua berpisah
dari Indonesia. Indonesia adalah negara demokrasi yang menghormati Ham dan
hukum!”
Silvany,
Nara, dan Sindy adalah para perempuan cerdas yang melindungi NKRI dari serangan
negara lain. Padahal, mereka adalah perempuan yang sering dianggap warga negara
kelas dua dan harus selalu dianggap lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Kenyataannya, merekalah yang melindungi para lelaki dan perempuan di seluruh
Indonesia ini dari kemungkinan adanya invasi atau campur tangan asing terhadap
kehidupan di Indonesia. Insyaallah, upaya
mereka mendapatkan pahala yang sangat besar dari sisi Allah swt.
Mereka
adalah para lulusan program studi Hubungan Internasional universitas terkemuka
di Indonesia ini, semoga pada masa depan murid-murid dan atau
mahasiswa-mahasiswa saya di Program Studi Hubungan Internasional, Fisip,
Unviersitas Al Ghifari, banyak yang sehebat atau bahkan lebih hebat
dibandingkan mereka untuk membela Indonesia.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment