Friday, 21 August 2020

Karakteristik Perubahan Sosial

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Berdasarkan berbagai kajian, perubahan sosial memiliki karakteristik tertentu. Berikut beberapa karakteristik tersebut.

            Pertama, masyarakat selalu berkembang. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang. Perubahan atau perkembangan tersebut bisa terjadi dengan cepat atau lambat. Hal yang jelas perubahan tidak bisa ditahan. Kalaupun ada orang-orang yang tidak mengikuti perubahan dalam arti anti terhadap perubahan, akan menjadi pihak yang “ketinggalan zaman”.

            Kedua, perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan mendorong pula perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga lainnya. Hal itu disebabkan lembaga yang satu dengan lembaga-lembaga lainnya terhubung bagai mata rantai. Contohnya, pada masa orde baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, presiden Indonesia itu sangat kuat, bisa berkali-kali dipilih, dan masyarakat sulit untuk melakukan kritik atau protes terhadap pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah tertutup kepada masyarakat. Ketika berganti ke masa reformasi, presiden tidak boleh berkali-kali, paling lama hanya dua periode, kekuasaan presiden dibatasi oleh undang-undang, tidak boleh sekehendak dirinya sendiri, masyarakat boleh mengkritik dan protes. Oleh sebab itu, pemerintah menjadi harus terbuka. Setiap bagian atau departemen dalam pemerintah Indonesia harus terbuka kepada masyarakat. Demikian pula, lembaga penegak hukum ditambah dengan kehadiran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

            Ketiga, perubahan sosial bisa terjadi dengan lambat atau cepat. Perubahan yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi (keterbelahan atau kekacauan organisasi atau kerusakan kesatuan) untuk sementara karena harus ada penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Akan tetapi, pada waktunya akan terjadi reorganisasi (pengaturan kembali organisasi atau kesatuan) yang meliputi pemantapan kaidah, nilai, dan sikap yang baru akibat adanya perubahan.

            Keempat, perubahan tidak dapat dibatasi pada hanya benda atau spiritual karena keduanya mempunyai kaitan yang kuat. Misalnya, pada zaman dahulu orang mempelajari agama hanya dari ceramah para pemimpin agama, tetapi sekarang orang bisa mempelajarinya lewat buku atau internet. Dengan demikian, pengetahuan akan menyebar lebih cepat dibandingkan dengan hanya mendengarkan ceramah.

            Kelima, meskipun perubahan sosial tidak dapat dibendung dan tidak dapat ditahan, setiap orang harus waspada agar tidak menjadi korban perubahan yang negatif. Justru kitalah yang harus menjadi penentu dalam perubahan.

            Sampurasun.

 

 

Sumber Pustaka

Maryati, Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

 

Wijayanti, Fitria; Kusumantoro, Sri Muhammad; Irawan, Hanif, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial

No comments:

Post a Comment