oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Berdasarkan berbagai kajian,
perubahan sosial memiliki karakteristik tertentu. Berikut beberapa
karakteristik tersebut.
Pertama, masyarakat
selalu berkembang. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang. Perubahan atau
perkembangan tersebut bisa terjadi dengan cepat atau lambat. Hal yang jelas
perubahan tidak bisa ditahan. Kalaupun ada orang-orang yang tidak mengikuti
perubahan dalam arti anti terhadap perubahan, akan menjadi pihak yang “ketinggalan
zaman”.
Kedua, perubahan
yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan mendorong pula
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga lainnya. Hal itu disebabkan lembaga
yang satu dengan lembaga-lembaga lainnya terhubung bagai mata rantai. Contohnya,
pada masa orde baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, presiden Indonesia
itu sangat kuat, bisa berkali-kali dipilih, dan masyarakat sulit untuk
melakukan kritik atau protes terhadap pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah
tertutup kepada masyarakat. Ketika berganti ke masa reformasi, presiden tidak
boleh berkali-kali, paling lama hanya dua periode, kekuasaan presiden dibatasi
oleh undang-undang, tidak boleh sekehendak dirinya sendiri, masyarakat boleh
mengkritik dan protes. Oleh sebab itu, pemerintah menjadi harus terbuka. Setiap
bagian atau departemen dalam pemerintah Indonesia harus terbuka kepada
masyarakat. Demikian pula, lembaga penegak hukum ditambah dengan kehadiran
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ketiga, perubahan
sosial bisa terjadi dengan lambat atau cepat. Perubahan yang cepat biasanya
mengakibatkan disorganisasi
(keterbelahan atau kekacauan organisasi atau kerusakan kesatuan) untuk
sementara karena harus ada penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Akan
tetapi, pada waktunya akan terjadi reorganisasi
(pengaturan kembali organisasi atau kesatuan) yang meliputi pemantapan
kaidah, nilai, dan sikap yang baru akibat adanya perubahan.
Keempat, perubahan
tidak dapat dibatasi pada hanya benda atau spiritual karena keduanya mempunyai
kaitan yang kuat. Misalnya, pada zaman dahulu orang mempelajari agama hanya
dari ceramah para pemimpin agama, tetapi sekarang orang bisa mempelajarinya
lewat buku atau internet. Dengan demikian, pengetahuan akan menyebar lebih
cepat dibandingkan dengan hanya mendengarkan ceramah.
Kelima, meskipun
perubahan sosial tidak dapat dibendung dan tidak dapat ditahan, setiap orang
harus waspada agar tidak menjadi korban perubahan yang negatif. Justru kitalah
yang harus menjadi penentu dalam perubahan.
Sampurasun.
Sumber
Pustaka
Maryati,
Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi
untuk SMA dan MA Kelas XII Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial,
Penerbit Erlangga: Jakarta
Wijayanti,
Fitria; Kusumantoro, Sri Muhammad; Irawan, Hanif, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
No comments:
Post a Comment