oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Terdapat beberapa tipe atau
bentuk kelompok sosial. Berikut beberapa klasifikasi menurut para ahli
sebagaimana yang ditulis Kun Maryati dan Juju Suryawati (2014) dalam Sosiologi: untuk SMA dan MA Kelas XI
Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial yang diterbitkan Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Pada tulisan kali ini dikemukakan dua pendapat dari dua
ahli, yaitu: Durkheim dan Ferdinand Tonnies.
Durkheim
Durkheim mengklasifikasikan
kelompok sosial menjadi dua, yaitu kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Kelompok sosial
yang didasarkan pada solidaritas mekanik adalah kelompok yang memenuhi segala
kebutuhan hidupnya saling bergantung pada kelompoknya sendiri, tidak bergantung
pada kelompok yang di luar dirinya. Ikatan persatuan di dalam kelompok ini
sangat kuat karena memiliki keyakinan yang sama, tujuan yang sama, perasaan
yang sama, dan kesamaan saling ketergantungan. Tidak ada pembagian kerja dalam
kelompok ini, semua bekerja untuk mendapatkan hal yang sama, tidak jelas siapa
bertanggung jawab atas apa dan siapa bertanggung jawab kepada siapa. Jika ada
masalah, biasanya diselesaikan secara kekeluargaan dan sifatnya perdata
(pribadi), bukan pidana (umum/negara).
Berbeda dengan kelompok sosial yang didasarkan pada
solidaritas organik. Dalam kelompok masyarakat seperti ini sudah dikenal
pembagian kerja. Ada ketua, wakil, dan pengurus lainnya. Kelompok ini kerap
bekerja sama dengan kelompok-kelompok lain di luar diri mereka untuk mencapai
tujuan bersama. Di dalam kelompok ini jelas ada pembagian tugas, pembagian
hasil, pertanggungjawaban, dan aturan-aturan yang dibuat berdasarkan
kesepakatan. Pelanggaran yang terjadi dalam kelompok ini kerap diselesaikan
melalui jalur hukum positif, baik perdata (pribadi) maupun pidana (umum/negara).
Ferdinand
Tonnies
Ferdinand Tonnies mengatakan
bahwa kelompok sosial terbagi ke dalam dua, yaitu: gemeinschaft dan gesselschaft.
Dalam gemeinschaft hubungan di antara anggota kelompok lebih kuat dan lebih
intim karena terdapat ikatan yang dibawa sejak lahir. Contohnya, keterikatan
karena pernikahan, keturunan yang sama, agama, bahasa, dan adat. Para anggota
gemeinschaft tetap bersatu meskipun hidup dan tinggal di tempat terpisah, beda
kota, beda provinsi, bahkan beda negara.
Adapun gesselschaft
merupakan kelompok sosial yang bisa dikatakan bertemu tanpa sengaja. Mereka terikat
oleh kebutuhan dan kepentingan yang sama. Meskipun bersatu, mereka tetapi
mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Ikatan mereka semu dan sementara.
Misalnya, kelompok para pekerja, pengusaha, dan sarjana. Mereka bisa terpisah
satu sama lain kapan saja ketika kepentingan mereka sudah terpenuhi atau
tujuannya tidak tercapai. Mereka tetap bersatu selama kepentingan
masing-masingnya terpenuhi.
Demikian penjelasan Durkheim dan Ferdinand Tonnies.
Sampurasun
Sumber
Pustaka:
Wijayanti,
Fitria; Rahmawati, Farida; Irawan, Hanif; Sosiologi:
untuk SMA/MA Kelas X Semester 1: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
Maryati,
Kun; Suryawati, Juju; 2014, Sosiologi:
untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit
Erlangga: Jakarta
No comments:
Post a Comment