Thursday 13 August 2020

Tipe Kelompok Sosial

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Terdapat beberapa tipe atau bentuk kelompok sosial. Berikut beberapa klasifikasi menurut para ahli sebagaimana yang ditulis Kun Maryati dan Juju Suryawati (2014) dalam Sosiologi: untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial yang diterbitkan Penerbit Erlangga, Jakarta.

            Pada tulisan kali ini dikemukakan dua pendapat dari dua ahli, yaitu: Durkheim dan Ferdinand Tonnies.

 

Durkheim

Durkheim mengklasifikasikan kelompok sosial menjadi dua, yaitu kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas mekanik adalah kelompok yang memenuhi segala kebutuhan hidupnya saling bergantung pada kelompoknya sendiri, tidak bergantung pada kelompok yang di luar dirinya. Ikatan persatuan di dalam kelompok ini sangat kuat karena memiliki keyakinan yang sama, tujuan yang sama, perasaan yang sama, dan kesamaan saling ketergantungan. Tidak ada pembagian kerja dalam kelompok ini, semua bekerja untuk mendapatkan hal yang sama, tidak jelas siapa bertanggung jawab atas apa dan siapa bertanggung jawab kepada siapa. Jika ada masalah, biasanya diselesaikan secara kekeluargaan dan sifatnya perdata (pribadi), bukan pidana (umum/negara).

            Berbeda dengan kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas organik. Dalam kelompok masyarakat seperti ini sudah dikenal pembagian kerja. Ada ketua, wakil, dan pengurus lainnya. Kelompok ini kerap bekerja sama dengan kelompok-kelompok lain di luar diri mereka untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam kelompok ini jelas ada pembagian tugas, pembagian hasil, pertanggungjawaban, dan aturan-aturan yang dibuat berdasarkan kesepakatan. Pelanggaran yang terjadi dalam kelompok ini kerap diselesaikan melalui jalur hukum positif, baik perdata (pribadi) maupun pidana (umum/negara).

 

Ferdinand Tonnies

Ferdinand Tonnies mengatakan bahwa kelompok sosial terbagi ke dalam dua, yaitu: gemeinschaft dan gesselschaft. Dalam gemeinschaft hubungan di antara anggota kelompok lebih kuat dan lebih intim karena terdapat ikatan yang dibawa sejak lahir. Contohnya, keterikatan karena pernikahan, keturunan yang sama, agama, bahasa, dan adat. Para anggota gemeinschaft tetap bersatu meskipun hidup dan tinggal di tempat terpisah, beda kota, beda provinsi, bahkan beda negara.

            Adapun gesselschaft merupakan kelompok sosial yang bisa dikatakan bertemu tanpa sengaja. Mereka terikat oleh kebutuhan dan kepentingan yang sama. Meskipun bersatu, mereka tetapi mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Ikatan mereka semu dan sementara. Misalnya, kelompok para pekerja, pengusaha, dan sarjana. Mereka bisa terpisah satu sama lain kapan saja ketika kepentingan mereka sudah terpenuhi atau tujuannya tidak tercapai. Mereka tetap bersatu selama kepentingan masing-masingnya terpenuhi.

            Demikian penjelasan Durkheim dan Ferdinand Tonnies.

            Sampurasun

 

Sumber Pustaka:

Wijayanti, Fitria; Rahmawati, Farida; Irawan, Hanif; Sosiologi: untuk SMA/MA Kelas X Semester 1: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial

 

Maryati, Kun; Suryawati, Juju; 2014, Sosiologi: untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

No comments:

Post a Comment