oleh Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Dalam pandangan Robert K.
Merton, terdapat kriteria suatu kelompok, yaitu:
Pertama, memiliki
pola interaksi. Orang-orang yang berada dalam sebuah kelompok tertentu memiliki
pola interaksi tertentu. Mereka berhubungan di antara anggotanya dengan
cara-cara dan kebiasaan tertentu. Cara berkomunikasi dan berperilaku kelompok
keagamaan akan berbeda dengan kelompok pencinta alam atau gank motor.
Kedua, pihak
yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok. Setiap
anggota kelompok menyatakan bahwa dirinya adalah kelompok itu. Orang-orang yang
berada di luar kelompoknya dianggap berbeda dengan dirinya. Contohnya,
penggemar Rhoma Irama mengakui dirinya sebagai Forsa dan yang diluar Forsa berbeda dengan dirinya. Contoh lain,
para pemuda Masjid Al Hidayah menyatakan bahwa dirinya adalah pemuda Masjid Al
Hidayah, orang-orang di luar dirinya dianggap berbeda dengan dirinya.
Ketiga, pihak-pihak
yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok.
Artinya, setiap anggota kelompok mengakui bahwa siapa pun yang bergabung dengan kelompoknya adalah
sesama anggota kelompok tersebut. Demikian pula orang lain yang berada di luar
kelompok tersebut menyatakan bahwa anggota kelompok yang berinteraksi atau
berhubungan dengan cara tertentu adalah benar-benar anggota dari kelompoknya.
Misalnya, setiap anggota kesebelasan sepak bola Persib Bandung mengakui bahwa
setiap anggota Persib Bandung adalah benar-benar anggotanya. Demikian pula,
orang di luar Persib Bandung mengakui bahwa para pemain Persib Bandung adalah
benar-benar anggota dari Persib Bandung.
Menurut Soerjono Soekanto syarat-syarat kelompok sosial
adalah:
Pertama, adanya
kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan. Artinya setiap
anggota kelompok secara sadar paham bahwa dirinya adalah anggota dari
kelompoknya.
Kedua, ada timbal
balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut.
Maksudnya, setiap anggota kelompok saling berhubungan, berkomunikasi, dan
berinteraksi di antara kelompok tersebut.
Ketiga, ada faktor
yang mengikat di antara anggota yang membuat hubungan di antara mereka semakin
kuat dan erat. Faktor penguat tersebut dapat berupa kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, suku bangsa yang sama, agama yang
sama, kegemaran yang sama, dan lain sebagainya. Misalnya, Pemuda Indonesia
diikat kuat oleh perasaan yang sama tentang cintanya kepada Indonesia. Contoh
lain, Pemuda Sunda diikat dengan kuat oleh rasa kesukuan yang sama sebagai
sesama keturunan Sunda.
Sampurasun.
Sumber
Pustaka:
Wijayanti,
Fitria; Rahmawati, Farida; Irawan, Hanif; Sosiologi:
untuk SMA/MA Kelas X Semester 1: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
Maryati,
Kun; Suryawati, Juju; 2014, Sosiologi:
untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit
Erlangga: Jakarta
No comments:
Post a Comment