Thursday, 6 August 2020

Syarat dan Ciri Kelompok Sosial

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Dalam pandangan Robert K. Merton, terdapat kriteria suatu kelompok, yaitu:

            Pertama, memiliki pola interaksi. Orang-orang yang berada dalam sebuah kelompok tertentu memiliki pola interaksi tertentu. Mereka berhubungan di antara anggotanya dengan cara-cara dan kebiasaan tertentu. Cara berkomunikasi dan berperilaku kelompok keagamaan akan berbeda dengan kelompok pencinta alam atau gank motor.

            Kedua, pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok. Setiap anggota kelompok menyatakan bahwa dirinya adalah kelompok itu. Orang-orang yang berada di luar kelompoknya dianggap berbeda dengan dirinya. Contohnya, penggemar Rhoma Irama mengakui dirinya sebagai Forsa dan yang diluar Forsa berbeda dengan dirinya. Contoh lain, para pemuda Masjid Al Hidayah menyatakan bahwa dirinya adalah pemuda Masjid Al Hidayah, orang-orang di luar dirinya dianggap berbeda dengan dirinya.

            Ketiga, pihak-pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok. Artinya, setiap anggota kelompok mengakui bahwa siapa  pun yang bergabung dengan kelompoknya adalah sesama anggota kelompok tersebut. Demikian pula orang lain yang berada di luar kelompok tersebut menyatakan bahwa anggota kelompok yang berinteraksi atau berhubungan dengan cara tertentu adalah benar-benar anggota dari kelompoknya. Misalnya, setiap anggota kesebelasan sepak bola Persib Bandung mengakui bahwa setiap anggota Persib Bandung adalah benar-benar anggotanya. Demikian pula, orang di luar Persib Bandung mengakui bahwa para pemain Persib Bandung adalah benar-benar anggota dari Persib Bandung.

            Menurut Soerjono Soekanto syarat-syarat kelompok sosial adalah:

            Pertama, adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan. Artinya setiap anggota kelompok secara sadar paham bahwa dirinya adalah anggota dari kelompoknya.

            Kedua, ada timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Maksudnya, setiap anggota kelompok saling berhubungan, berkomunikasi, dan berinteraksi di antara kelompok tersebut.

            Ketiga, ada faktor yang mengikat di antara anggota yang membuat hubungan di antara mereka semakin kuat dan erat. Faktor penguat tersebut dapat berupa kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, suku bangsa yang sama, agama yang sama, kegemaran yang sama, dan lain sebagainya. Misalnya, Pemuda Indonesia diikat kuat oleh perasaan yang sama tentang cintanya kepada Indonesia. Contoh lain, Pemuda Sunda diikat dengan kuat oleh rasa kesukuan yang sama sebagai sesama keturunan Sunda.

                        Sampurasun.

 

Sumber Pustaka:

Wijayanti, Fitria; Rahmawati, Farida; Irawan, Hanif; Sosiologi: untuk SMA/MA Kelas X Semester 1: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial

 

Maryati, Kun; Suryawati, Juju; 2014, Sosiologi: untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga: Jakarta

No comments:

Post a Comment