oleh Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Perubahan yang terjadi pada
masyarakat disebabkan banyak hal, baik yang bersifat lahir maupun batin.
Hal-hal yang bersifat lahir biasanya berbentuk materi semisal alat komunikasi
dan kendaraan. Hal-hal yang berbentuk batin semisal tumbuhnya kesadaran dan pemikiran
baru.
Berikut alasan-alasan terjadinya perubahan.
Pertama, masyarakat
menghadapi masalah-masalah baru. Masyarakat selau menghadapi masalah-masalah
baru sesuai dengan tuntutan zamannya yang membutuhkan pemikiran dan alat baru
untuk memecahkannya. Misalnya, ketika kendaraan motor semakin banyak, terjadi
masalah kemacetan; ketika terjadi pandemi Covid-19, terjadi kematian,
kesakitan, dan penularan. Hal-hal seperti itu mendorong masyarakat untuk
berubah dengan menggunakan segala kemampuannya, baik yang bersifat lahir maupun
batin.
Kedua, tingkat ketergantungan
pada hubungan antarwarga pewaris kebudayaan. Banyak tradisi dan agama yang
mempertahankan kebiasaan-kebiasaan mereka. Akan tetapi, kebiasaan-kebiasaan itu
kerap berbenturan dengan kondisi zamannya. Oleh sebab itu, di antara warga
selalu ada pihak-pihak atau kekuatan yang memiliki pemikiran baru untuk
melakukan perubahan.
Ketiga, perubahan
lingkungan. Lingkungan sangat mendorong perubahan masyarakat. Misalnya,
munculnya kota-kota kecil yang berada di
wilayah yang dulunya pedesaan membuat masyarakat berubah banyak. Lingkungan
yang kemudian banyak diisi oleh orang-orang berpendidikan akan meningkatkan
perilaku dan pola pikir masyarakat.
Secara umum faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk
berubah adalah:
Pertama, rasa
tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada. Ketidakpuasan atas situasi
yang sedang berjalan mendorong masyarakat untuk berubah. Misalnya, masyarakat
yang terkekang dengan tradisi melakukan perlawanan untuk hidup lebih bebas.
Kedua, timbulnya
keinginan untuk mengadakan perbaikan. Situasi yang buruk dan lemah mendorong
masyarakat untuk memperbaiki keadaan. Misalnya, kemiskinan mendorong masyarakat
untuk lebih berpendidikan dan meningkatkan keterampilan dirinya.
Ketiga, kesadaran
adanya kekurangan dalam budaya sendiri sehingga berusaha mengadakan perbaikan.
Contohnya, masyarakat Indonesia yang dimanjakan alam yang tropis membuat diri
malas dan banyak istirahat. Kemalasan itu menyebabkan kelemahan berpikir dan
kurangnya daya saing ekonomi. Hal itu mendorong perubahan untuk lebih tinggi
tingkat pendidikan dan lebih bekerja keras jika ingin cerdas dan mendapatkan
kekayaan yang banyak.
Keempat, adanya
usaha untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contohnya, adanya wabah penyakit Covid-19
mendorong masyarakat untuk menjaga kesehatan, menggunakan masker, banyak di
rumah, dan bekerja ke luar rumah jika sangat penting.
Kelima, banyaknya
kesulitan yang dihadapi yang memungkinkan manusia untuk dapat mengatasinya.
Berbagai kesulitan hidup membuat manusia berubah agar dapat mengatasinya dengan
baik. Misalnya, kesulitan ekonomi membuat manusia berpikir melakukan beragam
cara untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Keenam, sikap
terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal baru, baik yang datang dari dalam
dirinya maupun dari luar dirinya. Keterbukaan masyarakat terhadap gagasan baru
yang tumbuh dalam lingkungannya akan membuat perubahan bagi masyarakat itu
sendiri. Misalnya, adanya gagasan untuk bekerja bakti secara rutin akan membuat
lingkungan yang kumuh berubah menjadi bersih dan sehat. Keterbukaan terhadap
pengaruh dari luar dirinya pun akan membuat masyarakat berubah. Misalnya, kehadiran
para dokter dengan ilmu medis modern membuat masyarakat perlahan-lahan
meninggalkan praktik-praktik perdukunan.
Ketujuh, tingkat
kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya keinginan untuk
meningkatkan taraf hidup. Kebutuhan masyarakat yang semakin banyak mendorong
untuk bekerja lebih keras lagi. Misalnya, sekarang dengan adanya smartphone, kendaraan baru, dan laptop
membuat masyarakat bekerja lebih keras untuk mendapatkan uang agar dapat
membeli barang-barang tersebut.
Kedelapan, sistem
pendidikan yang memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa
depan yang lebih baik. Dengan berkembangnya sistem pendidikan, manusia
mendapatkan pengetahuan dan pengakuan baru melebihi kondisi rata-rata masyarakat
yang tidak berpendidikan. Hal itu membuat masa depan dan kehidupan orang-orang
yang berpendidikan lebih baik.
Sampurasun.
Sumber
Pustaka:
Maryati,
Kun; Suryawati, Juju, 2013, Sosiologi
untuk SMA dan MA Kelas XII Kurikulum 2013: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial,
Penerbit Erlangga: Jakarta
Wijayanti,
Fitria; Kusumantoro, Sri Muhammad; Irawan, Hanif, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII: Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
No comments:
Post a Comment