oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Setelah kejatuhan Unisoviet
dan terdesaknya komunisme, Amerika Serikat (AS) seakan-akan menjadi penguasa
tunggal di dunia dan merasa dirinya adalah yang paling berkuasa. Tampaknya, AS
memang ingin memastikan bahwa dirinya benar-benar sebagai penguasa di muka Bumi
dan selalu berupaya mengalahkan orang lain, negara lain, atau mengatur hidup
orang lain sesuai dengan pandangannya. Mereka ingin sistem pergaulan dan politik
dunia berada dalam kondisi unipolar, hanya satu penguasa, yaitu dirinya.
Sayangnya, keinginan mereka itu sia-sia karena dunia
tidak diciptakan untuk itu, tidak akan pernah dalam situasi yang benar-benar
unipolar, kecuali semu atau hanya perasaan dirinya. Dalam kenyataannya unipolar
itu tidak akan pernah terjadi karena itu menentang sunatullah, hukum Allah swt,
kebiasaan Allah swt, sistem dan mekanisme Allah swt.
Kita lihat sejarah manusia, minimal yang saya ingat.
Kalau ada yang mau menambahkan, boleh saja silakan. Dulu, sebelum masa
kerasulan Muhammad saw, dunia terbagi pada dua kekuatan besar, yaitu Romawi dan
Persia. Ada dua kekuatan besar di muka Bumi, bipolar. Setelah memasuki masa
kekhalifahan, terdapat beberapa kekuatan besar di Bumi, yaitu Kekhalifahan,
Romawi, dan Mongolia, multipolar. Kemudian, pada masa berikutnya, muncul
kekuatan barat Amerika Serikat dan kekuatan timur Unisoviet, kembali bipolar. Setelah
Unisoviet jatuh dan Rusia seolah tersingkirkan, muncul kekuatan ekonomi dan
teknologi Cina yang berseberangan dengan AS. Selalu begitu. Sekarang, Rusia
muncul lagi dengan lebih mengejutkan dengan memamerkan kekuatan militer dan
teknologi perangnya dalam perang di Ukraina. Sementara itu, kekuatan AS dan
Eropa Barat tampak kaku, rikuh, dan tidak siap menghadapi kekuatan besar Rusia.
Apalagi setelah ada keluhan dari prajurit Ukraina bahwa banyak senjata bantuan
dari AS untuk Ukraina dalam melawan Rusia, tidak berfungsi dengan baik. Rusia
tampak sekali menguasai pertempuran dengan keakuratan militernya.
Dunia itu memang seperti itu, tidak pernah unipolar,
tetapi selalu bipolar atau mulitipolar. Bahkan, akibat dari perang Rusia Vs
Ukraina ini kemungkinan dunia akan terbagi ke dalam pakta-pakta baru,
multipolar. Gabungan Indonesia-India-Cina bisa menjadi kekuatan baru yang bisa
mengalahkan barat dengan kemampuan yang dimilikinya. Indonesia punya sumber
daya alam, Cina punya teknologi, dan India punya militernya. Di samping itu,
jumlah penduduk ketiga negara itu sangat banyak, Indonesia sekitar 270 juta
jiwa, India sekitar 1,4 miliar, dan Cina hampir 2 miliar dapat menjadi pasar
ekonomi raksasa mengalahkan AS dan Eropa Barat.
Sekali lagi, dunia tidak akan pernah bisa unipolar secara
nyata, kecuali semu. Hal itu sebagaimana yang ditegaskan Allah swt sendiri dalam QS Al
Baqarah 2 : 251.
“…
Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian manusia yang
lain, niscaya rusaklah Bumi ini. Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang
dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam.”
Di dalam kehidupan ini selalu ada kejahatan,
kerakusan, dan keterlaluan. Ketika terjadi sikap-sikap negatif yang
membahayakan kehidupan umat manusia dan segenap alam raya, Allah swt
menggerakkan sekelompok manusia lainnya untuk melawan atau menahan kejahatan
manusia lainnya agar Bumi, manusia, dan keseluruhan kehidupan ini tidak rusak.
Allah swt adalah Sang Maha Pemberi Karunia dan menginginkan agar kehidupan dunia
ini seimbang.
AS dan siapa pun tidak perlu
bermimpi untuk menjadi penguasa tunggal dunia karena itu tidaklah mungkin alias
mustahil. Sang Pencipta Alam ini pun tidak pernah akan mengizinkan ada satu
penguasa tunggal di muka Bumi ini. Oleh sebab itu, saling mengenal, saling
belajar, saling mengisi, dan saling bekerja sama adalah lebih baik dalam
mengarungi hidup ini daripada bercita-cita menjadi penguasa tunggal di muka
Bumi, apalagi dengan menggunakan kekerasan dan pembunuhan atas manusia lainnya.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment