Saturday, 7 May 2022

Amerika Serikat Tidak Akan Berhasil Menentang Sunatullah

 


oleh Tom Finaldin

Bandung, Putera Sang Surya

Setelah kejatuhan Unisoviet dan terdesaknya komunisme, Amerika Serikat (AS) seakan-akan menjadi penguasa tunggal di dunia dan merasa dirinya adalah yang paling berkuasa. Tampaknya, AS memang ingin memastikan bahwa dirinya benar-benar sebagai penguasa di muka Bumi dan selalu berupaya mengalahkan orang lain, negara lain, atau mengatur hidup orang lain sesuai dengan pandangannya. Mereka ingin sistem pergaulan dan politik dunia berada dalam kondisi unipolar, hanya satu penguasa, yaitu dirinya.

            Sayangnya, keinginan mereka itu sia-sia karena dunia tidak diciptakan untuk itu, tidak akan pernah dalam situasi yang benar-benar unipolar, kecuali semu atau hanya perasaan dirinya. Dalam kenyataannya unipolar itu tidak akan pernah terjadi karena itu menentang sunatullah, hukum Allah swt, kebiasaan Allah swt, sistem dan mekanisme Allah swt.

            Kita lihat sejarah manusia, minimal yang saya ingat. Kalau ada yang mau menambahkan, boleh saja silakan. Dulu, sebelum masa kerasulan Muhammad saw, dunia terbagi pada dua kekuatan besar, yaitu Romawi dan Persia. Ada dua kekuatan besar di muka Bumi, bipolar. Setelah memasuki masa kekhalifahan, terdapat beberapa kekuatan besar di Bumi, yaitu Kekhalifahan, Romawi, dan Mongolia, multipolar. Kemudian, pada masa berikutnya, muncul kekuatan barat Amerika Serikat dan kekuatan timur Unisoviet, kembali bipolar. Setelah Unisoviet jatuh dan Rusia seolah tersingkirkan, muncul kekuatan ekonomi dan teknologi Cina yang berseberangan dengan AS. Selalu begitu. Sekarang, Rusia muncul lagi dengan lebih mengejutkan dengan memamerkan kekuatan militer dan teknologi perangnya dalam perang di Ukraina. Sementara itu, kekuatan AS dan Eropa Barat tampak kaku, rikuh, dan tidak siap menghadapi kekuatan besar Rusia. Apalagi setelah ada keluhan dari prajurit Ukraina bahwa banyak senjata bantuan dari AS untuk Ukraina dalam melawan Rusia, tidak berfungsi dengan baik. Rusia tampak sekali menguasai pertempuran dengan keakuratan militernya.

            Dunia itu memang seperti itu, tidak pernah unipolar, tetapi selalu bipolar atau mulitipolar. Bahkan, akibat dari perang Rusia Vs Ukraina ini kemungkinan dunia akan terbagi ke dalam pakta-pakta baru, multipolar. Gabungan Indonesia-India-Cina bisa menjadi kekuatan baru yang bisa mengalahkan barat dengan kemampuan yang dimilikinya. Indonesia punya sumber daya alam, Cina punya teknologi, dan India punya militernya. Di samping itu, jumlah penduduk ketiga negara itu sangat banyak, Indonesia sekitar 270 juta jiwa, India sekitar 1,4 miliar, dan Cina hampir 2 miliar dapat menjadi pasar ekonomi raksasa mengalahkan AS dan Eropa Barat. 

            Sekali lagi, dunia tidak akan pernah bisa unipolar secara nyata, kecuali semu. Hal itu sebagaimana yang ditegaskan Allah swt sendiri dalam QS Al Baqarah 2 : 251.

            “… Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian manusia yang lain, niscaya rusaklah Bumi ini. Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam.”

            Di dalam kehidupan ini selalu ada kejahatan, kerakusan, dan keterlaluan. Ketika terjadi sikap-sikap negatif yang membahayakan kehidupan umat manusia dan segenap alam raya, Allah swt menggerakkan sekelompok manusia lainnya untuk melawan atau menahan kejahatan manusia lainnya agar Bumi, manusia, dan keseluruhan kehidupan ini tidak rusak. Allah swt adalah Sang Maha Pemberi Karunia dan menginginkan agar kehidupan dunia ini seimbang.

            AS dan siapa pun tidak perlu bermimpi untuk menjadi penguasa tunggal dunia karena itu tidaklah mungkin alias mustahil. Sang Pencipta Alam ini pun tidak pernah akan mengizinkan ada satu penguasa tunggal di muka Bumi ini. Oleh sebab itu, saling mengenal, saling belajar, saling mengisi, dan saling bekerja sama adalah lebih baik dalam mengarungi hidup ini daripada bercita-cita menjadi penguasa tunggal di muka Bumi, apalagi dengan menggunakan kekerasan dan pembunuhan atas manusia lainnya.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment