Sunday, 1 May 2022

Ramadhan Tidak Mau Berhenti Perang, Tetapi Cobalah Berhenti Dulu Saat Idul Fitri

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Pasukan tempur Rusia dalam melakukan “demilitarisasi” dan “denazifikasi” di Ukraina dibantu penuh oleh Presiden Republik Chechnya Ramzan Akhmadovich Kadyrov. Tentara muslim Chechnya mengerahkan pasukan tempur daratnya untuk membantu Rusia.

            Pasukan muslim Chechnya ini sangat disiplin, ramah, murah senyum menghiasi tubuh kekar dan jenggot lebatnya. Tak heran mereka selalu meraih keberhasilan dalam setiap operasinya. Dari beberapa video operasi pasukan Chechnya, tampaknya mereka bertugas menyisir kota-kota untuk menyelamatkan warga sipil yang terjebak perang dan membersihkan para neo nazi yang dikabarkan menggunakan rakyat sipil sebagai tameng hidup dalam perang.


Pasukan Chechnya Merebut Mariupol (Foto: CNN Indonesia)


Keberhasilan mereka merebut Kota Mariupol, Ukraina, mengejutkan semua orang. Pasukan Chechnya mengumumkan bahwa Kota Mariupol telah jatuh ke tangan mereka dan tidak bisa dikembalikan. Mereka menguasai penuh di sana.

Ketika memasuki Bulan Suci Ramadhan, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta Ramzan Kadyrov untuk menghentikan perang agar para tentara Chechnya dapat lebih berkonsentrasi menjalankan ibadat Ramadhan. Akan tetapi, Ramzan menolaknya karena dalam keyakinannya justru berperang pada Bulan Suci Ramadhan akan memperoleh pahala yang lebih besar. Putin pun tak bisa menolak keinginan Ramzan.


Valadimir Putin dan Ramzan Kadyrov (Foto: CNN Indonesia)


Foto dialog antara Putin dan Ramzan serta pasukan Chechnya yang telah merebut Kota Mariupol saya dapatkan dari CNN Indonesia.

Kini Bulan Suci Ramadhan telah selesai dan memasuki Syawal. Pada 1 Syawal adalah Hari Raya umat Islam, Idul Fitri. Ada baiknya untuk menghentikan perang dulu, hormati hari raya ini dan berbagi kebahagiaan bersama dengan siapa pun. Berbuat baiklah dengan musuh jika musuh cenderung untuk berdamai dan bersedia menghentikan perang sementara, lebih baik lagi jika didapat kata sepakat untuk menghentikan perang selamanya. Ini mungkin sulit terjadi, tetapi tidaklah salah untuk dicoba dan mengurangi ketegangan. Banyak berdoa supaya Allah swt memberikan jalan ke luar yang terbaik. Ajaklah musuh untuk menyelesaikan perselisihan dengan dialog dan rasa saling percaya. Jika musuh dapat dipercaya, hormati sikap mereka. Akan tetapi, jika musuh tidak dapat dipercaya dan terus menunjukkan ancaman bahaya. Kalian lebih tahu apa yang harus kalian lakukan.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment