oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Munafik itu cirinya ada
tiga, yaitu: kalau berbicara, berbohong; kalau diberi kepercayaan, berkhianat;
kalau berjanji, diingkarinya. Begitu ya, semua orang Islam seharusnya tahu hal
ini.
Hoaks
itu bohong. Jadi, pembuat dan penggemarnya adalah orang-orang munafik. Meskipun
teriak-teriak takbir dan katanya bakal masuk surga, mereka aslinya munafiqun.
Terkait
perang Rusia Vs Ukraina, Amerika Serikat (AS) menekan Indonesia untuk tidak
mengundang Rusia ikut dalam perhelatan G20 yang dipimpin Indonesia di Bali.
Beberapa waktu lalu Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa jika Presiden Rusia
Putin diundang di KTT G20, Presiden Republik Indonesia Jokowi pun harus
mengundang Presiden Ukraina Zelensky untuk hadir di Bali.
Sebagai
manusia normal, orang akan berpikir bahwa AS dan sekutu Nato-nya akan ikut
hadir menyukseskan agenda G20 jika Zelensky diundang ke Bali untuk bertemu
dengan Putin membahas perang yang melibatkan keduanya. Jika hanya Putin yang
diundang, sedangkan Zelensky tidak, wajar jika AS dan sekutunya kecewa terhadap
Jokowi, Indonesia, kemudian memboikot G20.
Sebetulnya,
tekanan AS terhadap Indonesia untuk mengundang Zelensky adalah sebuah bentuk
arogansi keangkuhan AS terhadap negara lain, khususnya terhadap Indonesia. Hal
itu disebabkan Indonesia tidak harus mengundang Ukraina dalam KTT G20 karena
Ukraina bukanlah anggota dari G20. Jokowi bisa saja tidak mengundang Ukraina,
tetapi tetap mengundang Rusia untuk hadir di Bali. Akan tetapi, karena perang
ini sangat mengganggu hubungan antarnegara dan mengganggu pula ekonomi dunia,
Jokowi berinisiatif untuk mengundang pula Presiden Ukraina Zelensky untuk hadir
di Bali dan diharapkan dapat bertemu dengan Presiden Rusia Putin untuk
menyelesaikan beragam masalah dan mendapatkan saling pengertian.
Presiden Republik Indonesia Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden |
Foto
Jokowi dan Joe Biden saya dapatkan dari CNBC Indonesia.
Jokowi
sudah mengundang Zelensky meskipun bukan anggota G20. Artinya, AS dan sekutunya
seharusnya tidak punya alasan untuk tidak menyukseskan G20. Mereka harus ikut
karena Indonesia, selaku Presidensi G20, menjembatani pula perdamaian dunia,
khususnya antara Rusia dan Ukraina. Akan tetapi, jika AS dan konco-konconya
tidak juga hadir menyukseskan G20, padahal Zelensky sudah diundang, hal itu
menunjukkan dengan lebih jelas bahwa AS dan sekutunya adalah negeri munafik,
hipokrit, dan arogan.
Saya
ingatkan masa kemunafikan dan kearoganan barat, sudah hampir berakhir dan itu
akan membuat barat carut-marut. Mau tidak mau, kekuatan timur Rusia menunjukkan
eksistensinya dengan dibantu belasan negara yang siap bertempur bersama Rusia.
AS
dan sekutu Nato-nya jangan munafik. Tetaplah sadar bersama negara lain
menyelesaikan masalah yang sama, yaitu mengatasi masalah kesulitan ekonomi
pascapandemi Covid-19. Kalau kalian “walk
out” dan dengan arogan meninggalkan agenda G20, kalian berarti tidak
memberikan kontribusi yang positif bagi dunia. Kalian hanya akan dicatat
sejarah sebagai negeri munafik dan arogan.
No comments:
Post a Comment