Tuesday, 12 April 2022

Udah Mah Bajingan, Bodoh Lagi, Bodor Pisan

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ini teh Bulan Suci Ramadhan, harus banyak berbicara dan berperilaku yang baik-baik, termasuk menulis hal yang baik-baik. Akan tetapi, terpaksa kudu bicara kasar sedikit, mudah-mudahan Allah swt mengampuni, karena muncul para bajingan tengik yang bikin huru-hara, bikin kerusuhan, bergaya kayak pemilik surga, tetapi kurang ajar keterlaluan sampai bikin macet jalan tol dan membakar pos polisi. Saking bajingannya, mereka menganiaya Ade Armando yang sudah berusia lebih dari 60 tahun, main keroyokan lagi. Malu-maluin. Soal ujaran Ade Armando yang dianggap menista agama, itu ada salurannya melalui jalur hukum. Perilaku mengeroyok orang tua itu adalah perilaku bajingan yang bikin orang jadi bodoh, hidup pada zaman purba.

            Sudah saya bilang kan, tuntutan mahasiswa itu sudah tenggelam dan menguap entah ke mana karena mahasiswa membiarkan para bajingan itu ikut berada dalam aksi mahasiswa. Rakyat kini lebih tertarik pada berita Ade Armando dibandingkan pada isu yang dibawa mahasiswa. Lain kali, mahasiswa cek en ricek dulu kelompok mana saja yang akan ikut berpartisipasi dalam demo mahasiswa. Jadi, bisa mencegah para bajingan untuk merusakkan demonstrasi yang sebetulnya bisa menjadi kegiatan cerdas itu.

            Di samping bajingan, mereka itu bodoh. Saking bodohnya, mereka mengupload video ketika Ade Armando dianiaya dengan bangga seperti sebuah perayaan kemenangan. Mirip PKI dulu yang memasukkan para jenderal ke dalam sumur sambil bergembira. Padahal, dengan mengupload video dan melakukan penganiayaan di tempat umum yang bisa terekam kamera CCTV, mempermudah mereka dikenali oleh masyarakat dan pihak kepolisian. Kini mereka pun terancam hukuman pidana.

            Bodoh kan?

            Kayak yang bangga, tetapi merugikan dirinya sendiri sehingga mudah dikenali polisi. Kini polisi sudah menangkap dua dari enam orang penganiaya Ade Armando. Yang empat lagi diharapkan menyerahkan diri. Kalau tidak, akan ditangkap secara paksa.

            Orang-orang bodoh lainnya dengan bangga mengupload video-video kerusuhan, penganiayaan, huru-hara, dan lain sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa mereka itu bodoh dan hanya tahu tentang huru-hara tanpa mengenal upaya mencari jalan keluar memecahkan masalah dan memberikan banyak solusi untuk kebaikan bersama. Di kepala mereka sebagian besar hanya berisi tentang kekacauan.

            Polisi sudah mengenali mereka dan bertekad menggusurnya masuk ruang sidang pengadilan untuk mendapatkan hukuman dari hakim.

            Karena para bajingan itu sangat bodoh, mengira dirinya pejuang dan telah menang, padahal terancam puasa di penjara, lebaran di penjara, disiksa napi lainnya di dalam penjara, dan meringkuk di tahanan meninggalkan keluarga dalam waktu yang lama, membuat diri mereka seperti pelawak. Udah mah bajingan, bodoh lagi nge-upload aksi bajingan mereka hingga mudah ditangkap polisi.

            Beginilah yang tidak saya suka, generasi muda kita yang sebetulnya harus menjadi generasi cerdas, ikut-ikutan terpengaruh jadi bajingan bodoh yang lucu itu. Kita diminta dunia menyelesaikan masalah krisis dunia, di dalam negeri kita malah menonton para bajingan bodoh yang lucu itu.

            Jangan jadi bajingan, jangan jadi bodoh. Kalau melucu, jadilah komedian yang cerdas dan bukan lucu karena kebodohan kalian sendiri.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment