oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Ketika Denny Siregar
menantang Novel Bamukmin yang ompong itu di ring, Novel terdiam. Akan tetapi
kemudian, dia menjawab tantangan itu dan berani berkelahi dengan Denny. Bahkan,
perseteruan keduanya akan difasilitasi oleh Dedy Corbuzier. Melihat kenyataan
itu, Denny terdiam, lalu dibuli sebagai penakut, takut sama Novel. Akan tetapi,
Denny menyatakan dirinya siap dan mengajak duel di ring dengan tempat di Bali.
Novel pun menyatakan siap, tetapi tidak di Bali. Dia ingin di Arab Saudi.
Melihat kenyataan itu, pertarungan tidak perlu
dilanjutkan. Moal baleg.
Meskipun demikian, Wali Medsos Gus Arya siap menggantikan
Denny Siregar untuk bertarung dengan Novel Bamukmin dengan tujuan ingin
merontokkan habis gigi Novel. Gus Arya berpendapat bahwa diri dan nyawa Denny
Siregar terlalu mahal jika dibandingkan dengan Novel. Menurutnya, Denny fokus saja
memberikan pencerahan kepada rakyat. Urusan Novel adalah selevel dengan dirinya.
Foto Gus Arya saya dapatkan dapatkan dari Fin Fajar Indonesia.
Gus Arya (Foto: Fin Fajar Indonesia) |
Menurut saya, jika Novel harus memilih, pastinya lebih
mudah untuk bertarung dengan Denny yang sudah berusia 48 tahun dibandingkan
dengan Gus Arya yang ahli bela diri, kekar, dan usianya jauh lebih muda. Akan
tetapi, ada yang lebih mudah dan menarik minat untuk untuk dilawan, yaitu penantang
baru: “New Bulurah” dengan alamat di
@Neng_Sofyy.
Dalam Twitter, New Bulurah bilang begini, “Duetin aku di
ring tinju sama novel sarkimin donk.”
Foto New Bulurah saya dapatkan dari Twitter yang kemudian
menjadi konten dalam youtube kanal News Cinema. Naratornya bilang yang dimaksud
Novel Sarkimin itu adalah Novel Bamukmin.
New Bulurah (Foto: Twitter) |
Seperti saya bilang, ini mah sudah moal baleg, nggak akan
bener. Sudah bubar saja. Sarekeun, pada tidur saja semuanya.
Lagian
urusan apa yang akan selesai dengan berkelahi di ring?
Memuliakan
Islam?
Mempertahankan
NKRI?
Tidak
akan ada yang selesai dengan cara itu. Sudahlah aksi saling tantang itu anggap
saja hiburan. Anggap saja “ice breaking” di
tengah-tengah keriuhan hidup ini.
Kalaupun
sempat terjadi pertarungan itu, bakal enggak akan selesai-selesai karena
masyarakat kalau jagoannya kalah, akan menantang balik siapa saja yang menang.
Terus, nanti pendukung jagoan lainnya lagi, menantang lagi. Terus saja tinju di
ring. Kalau cuma di ring, agak mendingan. Coba kalau para pendukung
masing-masing jagoan itu janjian bertarung di jalanan, di kebon awi, di kolong
jalan tol, di gunung, makin repot dan makin tidak beres, tidak beradab.
Kalaupun
pertandingan ini beneran serius digelar, kepolisian harus segera
menghentikannya, Bubarkan saja mereka. Suruh pulang, Perintahkan tidur. Nggak
ada gunanya. Kayak anak kecil, padahal sudah pada gede. Ada hukum yang bisa
digunakan untuk menyelesaikan masalah.
No comments:
Post a Comment