oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Salah satu agenda KTT G20
adalah pertemuan para menteri keuangan pada 20 Apri 2022. Sebagaimana yang
disampaikan Presiden RI Jokowi bahwa perhelatan G20 ini harus ditujukan untuk
memulihkan keadaan ekonomi dunia pascapandemi Covid-19. Artinya, seluruh
anggota diharapkan untuk memberikan masukan, ide, dan program untuk memulihkan
ekonomi dunia. Sayangnya, karena terjadi perang antara Rusia Vs Ukraina,
terjadi ketegangan dan polarisasi di dunia. Negara-negara barat yang disponsori
Amerika Serikat (AS) menolak kehadiran Rusia dalam KTT G20.
Hal itu pun memang terjadi pada saat digelar pertemuan
para menteri keuangan. Karena saat itu hadir Menteri Keuangan Rusia Anton
Siluanov, delegasi AS, Inggris, dan Kanada pun “walk out”, meninggalkan pertemuan. Mereka tidak bisa berhadapan
dengan Menteri Keuangan Rusia.
Menanggapi hal itu, Indonesia, selaku Presidensi G20,
diwakili Menteri Keuangan Sri Mulyani, tenang saja menghadapi perilaku AS,
Inggris, dan Kanada. Bagi Sri Mulyani, sikap AS, Inggris, dan Kanada sama
sekali tidak mempengaruhi isi pertemuan dan agenda G20. Pertemuan tetap
berjalan dengan negara-negara lain yang lebih serius menyelesaikan masalah
ekonomi dunia. Kalaupun negara-negara
barat tidak bisa tahan berhadapan dengan Rusia, itu hak mereka. Agenda G20
tetap berjalan dengan tema “recovery
together, stronger together”.
Kalau menurut adat Sunda, sikap AS, Inggris, dan Kanada
itu disebut “belik” atau “pundung”. Mereka protes dan mengunci
diri karena keinginannya tidak digubris oleh orang lain. Mereka mencoba bertaruh
bahwa dirinya merasa sangat penting sehingga menganggap semuanya tidak akan
berjalan dengan baik jika tanpa ada dirinya. Sayangnya, dalam kenyataan
sehari-hari, orang yang belikan dan pundungan, biasanya merasa rugi sendiri,
lalu perlahan kembali membuka dari kepada orang-orang, tetapi dia sudah dicatat
sebagai orang belikan dan pundungan.
Sikap Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani
sudah sangat tepat, yaitu tenang, santai, tetap yakin, tetapi tidak merendahkan
orang lain. Indonesia punya cara sendiri, punya watak sendiri, dan kehormatan
sendiri dalam melaksanakan berbagai agenda G20. Biarkan dunia tahu bahwa
Indonesia menghormati semuanya, terbuka untuk perbaikan dan perdamaian, serta
tetap tenang dan yakin dengan jalan yang dipilihnya. Inilah saat Indonesia
mengajari dunia bagaimana hidup dengan lebih santun.
Tugas rakyat Indonesia adalah mendukung upaya Negara
Indonesia dalam mengatasi kemelut dunia dengan kecerdasan dan kesantunan, bukan
dengan aksi-aksi kampungan dengan perilaku-perilaku brutal memalukan.
No comments:
Post a Comment