oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Banyak sekali sebetulnya
penganiayaan yang dialami oleh Nabi Muhammad saw yang dilakukan oleh kafir
Quraisy. Kalau kita baca perjalanannya, ada banyak penganiayaan yang terjadi,
baik secara psikis maupun secara fisik. Akan tetapi, yang sering dikisahkan
para ustadz hanya sedikit karena kisah-kisah itu yang dianggap dapat menjadi
contoh baik yang bisa dijadikan teladan di samping kisah-kisah lainnya.
Misalnya, Nabi Muhammad saw disebut orang gila dan penyihir. Diboikot hingga
kelaparan sampai mengikat batu di lambungnya untuk menahan rasa lapar. Dilempari
batu dan kotoran di Thaif sampai kakinya berdarah-darah, kehausan, dan
keletihan luar biasa mengindari pengeroyokan warga. Diludahi setiap hari.
Bibirnya sobek, giginya patah, dan punggungnya terluka oleh kaum kafir di Bukit
Uhud.
Perlakuan orang-orang terhadap Nabi Muhammad saw, tentu
saja mengerikan dan membuat marah. Bukan hanya manusia beriman yang marah,
melainkan pula Malaikat Jibril. Saking marahnya, Jibril menawarkan dirinya
untuk menghancurkan orang-orang itu.
“Kalau engkau mau, ya Rasulullah, aku bisa membalikkan
tanah mereka,” kata Jibril.
Maksudnya, membuat gempa bumi yang membuat orang-orang
kafir itu tenggelam ke dalam tanah.
“Jangan, ya Jibril. Mereka itu hanya orang-orang yang tidak
tahu,” jawab Nabi Muhammad saw kepada Jibril.
Begitu kira-kira kisahnya.
Jika dipelajari kejadian di seputaran peristiwa itu, kita
akan melihat bahwa mereka yang berbeda pendapat dengan Nabi Muhammad saw
terdiri atas orang-orang pintar, orang-orang cuek, serta orang-orang bodoh yang
terkena hasutan dan sebagian sudah berjiwa bajingan.
Orang-orang
pintar itu terdiri atas para pendeta Kristen atau Nasrani dan para Rabi Yahudi.
Mereka dengan Nabi Muhammad saw sering sekali berdiskusi dan berdebat keras.
Akan tetapi, ya hanya sebatas berdebat, tidak sampai main kekerasan fisik.
Adapun
orang-orang bodoh dihasut dengan kebohongan oleh orang-orang kaya kafir Quraisy
tentang ajaran Muhammad saw. Bagi mereka yang sudah berjiwa bajingan selalu
berupaya menyakiti Nabi saw dengan kekerasan fisik, bahkan pembunuhan.
Ketika
Nabi Muhammad saw terluka dan terhuyung-huyung menghindarkan diri di Bukit
Uhud, mereka berteriak dusta, “Muhammad telah mati! Muhammad telah mati!”
Mereka
memang penipu. Seolah-olah telah menang, padahal episode berikutnya mereka sebagian
tunduk kepada Nabi saw, sebagian lagi ditahan, sebagian lagi mati dibunuh dalam
perang.
Orang-orang
bodoh itu telah dihasut oleh orang-orang kaya kafir yang dirugikan secara
ekonomi dan dihentikan kebiasaan buruknya oleh Nabi Muhammad saw. Secara
ekonomi, Nabi Muhammad saw mengajarkan kejujuran dan keadilan yang mengganggu
kelompok pengusaha dan penguasa Mekah. Kebiasaan buruk mereka merendahkan perempuan
pun yang biasanya menguasainya tanpa batas dibatasi oleh Nabi Muhammad saw
dengan adanya pernikahan dalam jumlah terbatas.
Begitulah
orang-orang bodoh dihasut oleh para bohir bajingan yang menggunakan orang-orang
bodoh bajingan pula hingga melakukan kekerasan fisik. Padahal, Nabi Muhammad
saw tidak pernah melakukan kekerasan fisik. Nabi saw hanya menyampaikan gagasan
dan pemikiran yang diperolehnya melalui wahyu dari Allah swt. Kalaupun Nabi
Muhammad saw melakukan perang, itu terpaksa karena orang-orang kafir selalu
ngeyel dan melakukan kekerasan fisik kepada kaum muslimin dan muslimat.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment