Tuesday 5 April 2022

Jangan Tabu Ngomongin PKI Saat Ramadhan

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Beberapa hari kemarin banyak terpasang di mana-mana spanduk bergambar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menggunakan kaos merah berlambang “palu arit”, ciri khas Partai Komunis Indonesia (PKI). Bertebaran pula berbagai kata-kata bulian dan kasar terhadap Jenderal Andika Perkasa.  Salah satunya saya upload menjadi ilustrasi tulisan ini yang berasal dari VOI.


Sumber Foto: VOI

            Spanduk-spanduk bergambar PKI-Andika Perkasa itu bertebaran disebabkan Sang Jenderal menghentikan kebiasaan TNI yang melarang keturunan PKI menjadi prajurit TNI. Andika Perkasa meruntuhkan kebiasaan itu serta mengizinkan dan memperbolehkan keturunan PKI untuk menjadii prajurit TNI.

            Bukan itu saja yang menjadi keputusan Andika Perkasa. Dia pun menghapus tes renang dan tes keperawanan untuk menjadi prajurit. Hal-hal itulah yang menyebabkan berkeliarannya orang-orang memasangkan spanduk semacam itu.

            Saya sengaja menulis ini karena ingin tahu sejauh mana pikiran dan pendapat para pembaca tulisan saya tentang perilaku para pemasang spanduk ini. Saya berikan opsi untuk dijawab siapa saja yang mau jawab berikut penjelasannya yang logis, masuk akal, dan bersandar data.

            Pemasangan spanduk ini menunjukkan hal apa?

1. Kritikan

2. Fitnah

3. Ujaran Kebencian

4. Kecerdasan

5. Pamer Kebodohan

            Pilih salah satu, lalu berikan penjelasannya. Bisa dijawab di mana saja, di situs yang mana saja, di Medsos mana saja, mau lewat WA juga boleh, mau ngobrol langsung juga bisa. Jangan takut salah karena salah itu hal wajar dilakukan manusia dan sangat bisa diperbaiki. Jangan takut dosa karena berdiskusi tentang PKI tidak menimbulkan dosa. Hal yang tidak diperbolehkan itu adalah “berbohong” karena berbohong itu merusakkan segalanya, menyesatkan, dan menguatkan diri menjadi anak buah Dajjal karena Dajjal itu bermakna Raja Dusta.

            Boleh jawab kelima opsi tadi di mana saja. Mari belajar berpendapat bernas dan logis, terbebas dari kebohongan.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment