oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Ketika Indonesia dipercaya
untuk menjadi pemimpin presidensi G20, dalam periode ini terjadi bencana
kerusakan karena perang luar biasa antara Rusia Vs Ukraina yang dibantu oleh
Amerika Serikat (AS) dan “North Atlantic
Treaty Organization” (Nato) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Perang
ini terjadi sangat besar karena melibatkan dua kekuatan besar dunia secara
militer dan ekonomi, yaitu AS dan Rusia. Kerusakan akibat perang ini sudah
langsung berpengaruh pada dunia, baik secara politik maupun secara ekonomi,
pengaruhnya bisa dirasakan dunia saat ini. Kegoncangan ekonomi dan kegalauan
politik sudah bisa terasa. Ini jauh berbeda dengan perang-perang semisal Israel
Vs Palestina atau di Timur Tengah yang kerusakannya hanya berpengaruh besar di
wilayah konflik dan tidak begitu terasa di luar wilayah itu. Kalaupun ada
pengaruhnya, tidak terlalu besar, bahkan banyak orang tidak tahu terjadi
konflik di wilayah itu karena tidak merasakannya.
G20 itu adalah kumpulan dari 19 negara maju dan menuju
maju ditambah 1 Unieropa. Kumpulan negara ini mirip kumpulan orang-orang borju
di dalam lingkungan hidup manusia sehari-hari. Saat ini Indonesia dipercaya
mereka untuk memimpin kelompok ini. Kalau saya sih melihatnya, Indonesia bukan
hanya dipercaya manusia untuk memimpin G20 ini, melainkan juga sudah menjadi
rencana Allah swt dalam menyeimbangkan kekuatan-kekuatan dunia yang sekarang
sedang bertempur. Indonesia sedang diuji untuk naik kelas menenangkan dunia
dengan adil setelah berhasil mengendalikan dirinya sendiri dan mengatasi
politik yang sedikit gaduh oleh para bajingan bodoh cacing cau.
Perang Rusia Vs Ukraina membuat dunia menjadi tegang dan
terpolarisasi semakin tajam antara pro-Barat AS dan pro-Timur Rusia. Tak kurang
dari AS dan sekutunya mengancam memboikot G20 apabila Presiden Rusia Vladimir
Putin hadir di Bali, Indonesia, dalam pertemuan G20. Bahkan, jangankan Presiden
Putin, sekedar untuk bertemu dengan delegasi dari Rusia saja, mereka tidak mau.
Mereka memilih “walk out”, meninggalkan
pertemuan karena Rusia ada di sana. Lebih jauh lagi, AS dan sekutunya menekan
Indonesia untuk memberikan sanksi kepada Rusia dan mencoret Rusia dari
keanggotaan G20.
Inilah ujian dan kepercayaan yang diberikan kepada
Indonesia oleh Allah swt. Indonesia adalah negara nonblok yang memiliki politik
luar negeri “bebas dan aktif”. Indonesia
bebas tidak bergantung, tidak ditekan, dan tidak memihak pihak mana pun, baik
barat maupun timur, baik AS maupun Rusia. Di samping itu, Indonesia aktif
mewujudkan perdamaian dunia. Inilah yang saya sebut dunia beruntung ketika
Perang Rusia Vs Ukraina terjadi, Indonesia sedang memimpin G20. Hal itu
disebabkan Indonesia tidak memihak AS dan tidak memihak Rusia. Indonesia hanya
memihak dirinya sendiri dan menolak menjadi anak buah atau kepanjangan negara
lain. Dengan demikian, kelompok G20 dapat tetap dipaksa untuk fokus pada
pemulihan ekonomi dunia pascapandemi dan tidak berbelok menjadi ajang perdebatan dan perseteruan
militer dan politik akibat perang Rusia Vs Ukraina.
Saya tidak bisa membayangkan jika saat ini bukan
Indonesia yang memimpin G20, melainkan negara lain yang pro-AS, misalnya
Inggris. G20 bisa menjadi ajang atau kelompok negara yang berisi makian, hinaan
dan rencana mengalahkan Rusia dengan beragam sanksi ekonomi, politik, militer,
budaya, lingkungan, dan lain sebagainya yang bisa menyengsarakan rakyat Rusia
dan mengganggu kehidupan dunia pada umumnya. Sebaliknya, jika saat ini yang
menjadi pemimpin presidensi G20 adalah negara yang pro-Rusia, misalnya Cina,
G20 bisa menjadi pertemuan yang isinya konflik dan pamer kekuatan militer dan
politik untuk menunjukkan perlawanan terhadap pihak barat, AS dan sekutunya.
Baik negara yang pro-AS maupun pro-Rusia jika memimpin
presidensi G20 akan membuat dunia berat sebelah, timpang, dan polarisasi
semakin tajam. Beginilah Allah swt menjalankan skenarionya dalam kehidupan ini,
menempatkan Indonesia sebagai pemimpin sehingga polarisasi di dunia masih bisa
dikendalikan dan tidak semakin tajam. Indonesia menghormati keduanya, baik
barat maupun timur. Indonesia hanya berpegang pada dirinya sendiri dan mengharapkan
perang segera berhenti untuk kemudian tercipta perdamaian sehingga G20 dapat
lebih fokus untuk memulihkan ekonomi dunia.
Bagi rakyat Indonesia. Kalian jangan selalu ribut, jangan
selalu mudah ditipu, dibodoh-bodohin orang, jangan percaya sama bajingan bodoh.
Jika ingin mendapatkan surga di dunia dan di akhirat, tetaplah berbuat baik,
tetap belajar, tetap berpikir, dan tetap berperilaku untuk bermanfaat bagi
orang lain dan dunia. Alllah swt sedang menempatkan Indonesia pada posisi
terhormat sebagai penyeimbang dunia, maka jadilah manusia-manusia terhormat
yang memberikan jalan keluar bagi dunia, bukan menjadi makhluk-makhluk dengan
kerusakan cara berpikir dan cacat moral.
Indonesia sedang diuji untuk menyeimbangkan dunia.
Bukankah manusia yang termulia itu adalah “ummatan wasathan”, umat pertengahan
yang menjadi saksi atas perilaku manusia lainnya di dunia ini?
Pikir dengan akal dan raih pemahamannya dengan iman.
Piraku teu ngarti.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment