oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Sudah dua belas jam lebih sejak
saya membuat status pendek berisi permintaan link asli para buzzer untuk saya
kritik. Akan tetapi, tak seorang pun yang memberikan link itu hingga tulisan
ini ditulis.
Saya jadi curiga memang kalian sebetulnya tidak punya.
Kalian hanya punya link dari orang lain yang mengomentari para buzzer yang
biasanya screen shoot yang ditambah-tambahi narasi buruk penuh kebencian dan
kebohongan; potongan video yang sudah ditambah dan dikurangi, diedit sesuai
hawa nafsu negatif; potongan video yang di-dubbing yang isinya video para
buzzer sedang berbicara buruk, padahal tidak, antara bibir dan suara terdapat
perbedaan yang jelas. Itu yang saya tahu. Entah yang lainnya.
Kalian menuduh saya buzzerRp, kafir, murtad, zhalim,
tetapi ketika saya meminta link para buzzer yang katanya menistakan agama,
menodai agama, mengkriminalisasi ulama, dan hal buruk lainnya, tidak ada. Hal
itu menyulitkan saya untuk mengkritik para buzzer itu.
Bagaimana kalian tahu pendapat saya yang mengkritik para
buzzer, link-nya juga tidak ada?
Kalau hanya screen shoot atau potongan video yang
ditambah-tambahi narasi orang lain, itu sangat berbahaya.
Bagaimana kalau yang kalian miliki itu adalah kedustaan,
kebencian, dan fitnah?
Kalian berarti telah ditipu. Kalian berdosa jika
menyebarkan hal itu karena dusta dan fitnah itu jelas dosa. Dosa kalian tidak
akan hilang hingga orang yang kalian fitnah memaafkan kalian.
Dosa kalian bertambah besar jika kalianlah yang justru
membuat kebohongan dan fitnah itu. Kalian sudah memproduksi kejahatan,
menyebarkan kebohongan, menebarkan kebencian, dan melakukan fitnah yang keji. Astaghfirullah.
Orang-orang awam
terpengaruhi secara buruk oleh kalian hingga melakukan tindakan-tindakan
brutal. Bahkan, sampai memelorotkan celana orang lain. Itu bukan jihad di jalan
Allah swt, melainkan brutal di jalan umum depan gedung DPR/MPR RI.
Hal yang lebih
mengerikan adalah jika kalian justru mengklaim perilaku jahat itu sebagai
perjuangan menegakkan Islam.
Bagaimana mungkin Allah swt ridho dengan perilaku semacam
itu?
Saya tidak ingin
tertipu. Makanya, saya membutuhkan link asli milik para buzzer itu. Jika
link-nya asli, kalau bentuknya tulisan, kita bisa lihat pada paragraf mana para
buzzer itu melakukan kejahatan dan penistaan. Lalu, hubungkan konteksnya dengan
paragraf sebelumnya dan setelahnya. Kalau bentuknya video, bisa kita lihat pada
menit ke berapa dan detik ke berapa mereka melakukan kesalahan atau penodaan.
Setelah itu, baru kita berikan kritikan.
Memang saya juga beberapa kali melihat tulisan dan
tayangan video mereka dari link asli milik mereka. Akan tetapi, saya bingung, video
yang mana yang dipermasalahkan itu. Orang-orang yang disebut-sebut sebagai
buzzer itu biasanya Ade Armando, Denny Siregar, Abu Janda. Dari ketiganya,
hanya Ade Armando yang pernah saya kritik, itu juga soal perbedaan pendapat,
bukan penghinaan. Denny Siregar saya belum bisa mengkritiknya karena saya tidak
tahu link yang bermasalah itu yang mana. Abu Janda malah saya hampir tidak
pernah memperhatikannya. Sekali-kali saja memperhatikan mereka kalau sedang ada
waktu.
Saya sebetulnya tidak tahu apa yang dimaksud buzzer
menurut kalian. Hal yang saya tahu buzzer itu artinya pendengung yang
mendengungkan sebuah isu, isu apa saja. Kita semua bisa menjadi buzzer jika
mendengungkan isu tertentu. Saya hanya mencoba memahami bahwa para buzzer yang
sangat aktif ada sembilan orang. Seorang saja dari mereka sudah memproduksi
ratusan video yang diupload di Youtube. Ada yang 150 video, 200, 450, 500, 700,
malah lebih. Kalau digabungkan, ada ribuan video yang artinya ada ribuan link.
Hal yang
membuat sulit bagi saya untuk mengkritik mereka adalah saya tidak tahu video
mana yang kalian permasalahkan sebagai kejahatan itu?
Jangankan
punya orang lain, punya saya sendiri pun kerap bingung karena punya 930-an
tulisan lebih. Untuk melihat tulisan saya sendiri, harus membuka arsip yang
menumpuk dan harus dilihat satu-satu. Saya tidak hapal menulis sesuatu itu pada
tahun berapa, bulan berapa, dan tanggal berapa. Saya harus memeriksanya
satu-satu dan itu butuh waktu lama. Apalagi punya orang lain seperti milik para
buzzer itu yang jumlahnya ribuan. Oleh sebab itu, saya meminta tolong kepada para
pembaca sekalian jika ingin saya mengkritik habis para buzzer itu, berikan saya
link asli mereka supaya dapat kita perhatikan bersama serta terlepas dari
kedustaan dan fitnah. Kita serang mereka dengan kritik yang benar dan mudah-mudahan
tanpa dosa.
Dari
yang pernah saya perhatikan tentang tulisan atau video orang-orang yang katanya
buzzer itu, saya berpendapat biasa saja. Ini kan negara demokrasi, semua orang
bebas berpendapat asalkan tidak melanggar hukum. Paling juga mungkin dan hampir
pasti, pendukung Anies Baswedan banyak yang gerah oleh mereka. Para buzzer itu
memang sering mengkritik kebijakan Anies soal rumah DP 0%, Formula E, pembatas
jalan, lubang resapan air, macet, banjir, penggunaan politik identitas, dsb..
Kalau soal Anies mah, ya tinggal dijawab saja kritikan mereka dengan data dan
fakta yang dimiliki Anies. Kalau para buzzer itu melakukan fitnah, jebloskan
saja ke penjara.
Sekali
lagi, coba tolong kasih saya link asli para buzzer yang bermasalah itu agar
saya bisa mengkritiknya. Kalau tidak punya, saya hanya ingin menutup tulisan
ini dengan firman Allah swt dalam QS Al Isra, 17 : 81.
“Katakanlah, ‘Kebenaran telah datang dan
yang batil telah lenyap.’ Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.”
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment