Tuesday 10 May 2022

Nato Kelihatan Hebat Karena Musuhnya Hanya Orang-Orang Arab Bodoh

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Nato adalah kependekan dari “North Atlantic Treaty Organization” yang dalam bahasa Indonesia adalah “Pakta Pertahanan Atlantik Utara”. Amerika Serikat adalah yang terkuat dalam pakta ini yang kemudian semakin kuat karena digabungkan dengan 27 negara Eropa dan 1 Eurasia.

            Nato dipandang hebat selama ini dalam mengalahkan berbagai kemelut di kawasan Timur Tengah atau wilayah yang disebut Arab. Nato berjaya dan perkasa menghancurkan negara, menjatuhkan pemerintahan, dan membuat compang-camping kekuasaan di wilayah Arab. Tentu saja itu mudah dipahami karena mereka melawan orang-orang Arab bodoh yang lemah, mudah diadu domba, gampang dibuat bertengkar, gampang ditipu dan diperselisihkan atas dasar agama. Kawasan ini dibuat bergaduh atas dasar perbedaan suni dan syiah, perbedaan madzhab, atau keyakinan-keyakinan aneh lainnya.  Kalau orang-orang Arab itu pintar, mereka tetap bersatu dan tidak membiarkan wilayahnya menjadi kalang kabut gara-gara perbedaan keagamaan itu. Bodoh mereka itu. Indonesia jangan ikut-ikutan bodoh.

            Memang tidak semua bodoh, sangat banyak yang shaleh, bijak, pintar, dan cerdas. Akan tetapi, mereka tidak cukup kuat secara fisik untuk mengalahkan orang-orang bodoh yang telah tertipu itu sehingga membuat negaranya berantakan dan tertinggal. Tidak akan ada orang pintar jika sekolahan telah sepi dan perguruan tinggi menjadi institusi radikal yang di perpustakaannya bukan ada buku melainkan senjata-senjata untuk membunuh. Oleh sebab itu, dengan sedih orang-orang Arab yang shaleh dan cerdas itu mengingatkan saudara-saudaranya di seluruh dunia untuk menjaga negaranya masing-masing dari kehancuran seperti yang dialami negara mereka. Di Indonesia banyak orang yang berasal dari wilayah Arab yang telah berantakan itu berceramah dan mewanti-wanti bangsa Indonesia untuk menjaga negaranya dari kerusakan dan persengketaan yang disebabkan perbedaan pandangan keagamaan.

            Karena manusia-manusia Arab yang bodoh, tetapi sok suci, dan merasa paling berhak masuk surga inilah membuat wilayahnya lemah sehingga mudah dibabat habis oleh Nato. Bukan Nato yang hebat, melainkan orang-orang Arabnya yang bodoh dan lemah.

            Hari ini bisa kita saksikan bahwa Nato tidak sehebat yang dipikirkan ketika berhadapan dengan Rusia. Rusia memiliki senjata yang hebat, akurat, prajurit yang disiplin, tujuan yang jelas, dan kekuatan yang sulit ditandingi. Nato kelihatan kelimpungan dan tampak takut. Nato tidak berani bertindak terhadap Rusia seperti terhadap negara-negara di kawasan Timur Tengah. Nato banyak berhitung dan hanya teriak keras di media sosial ditambah beraninya hanya mengirimkan senjata ke Ukraina untuk mengalahkan Rusia tanpa berani berhadapan langsung. Ketika berhadapan dengan negara cerdas dan kuat, Nato pun seperti orang-orang sibuk tidak karuan.


Sumber Foto: Twitter


            Celakanya, ternyata senjata-senjata dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang dikirimkan untuk membantu Ukraina banyak yang tidak berfungsi dengan baik, mudah rusak, dan berbiaya mahal. Ada senjata yang hanya untuk satu kali tembak biayanya mencapai 1,4 M. Senjata-senjata itu tidak gratis, Ukraina harus membayarnya.

            Foto sebagian kecil kerusakan di Ukraina saya dapatkan dari Twitter.

            Menurut saya, sudahlah, Nato tidak usah belagu dan selalu tampak paling hebat. Tidak perlu lagi membuat perang semakin parah dengan memanas-manasi Ukraina supaya terus perang, memberi harapan palsu dengan dongeng kemenangan, membantu dengan senjata pembunuh untuk mengalahkan Rusia, jangan bikin Rusia semakin marah, serta membuat kisah-kisah bohong di media sosial. Itu semua tidak membantu menyelesaikan masalah. Sebaiknya, redakan ketegangan, duduk bersama, bicarakan akar masalah perselisihan, serta cari titik temu antara Rusia, Ukraina, dan Nato. Jujurlah untuk seluruh nilai-nilai kemanusiaan demi mencapai “win win solution” tanpa menumpahkan darah.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment