Wednesday, 25 May 2022

Ceramah Itu yang Bener, Jangan Menghina Orang Lain

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Kejadiannya sudah setahun lalu, tetapi orang-orang selalu mengupload videonya dengan narasi kemarahan dan sakit hati. Saya juga mendapatkannya lagi pada 24 Mei 2022. Itu tandanya memang banyak orang yang kecewa. Nama penceramahnya tidak akan saya sebutkan karena dia menghina fisik orang lain yang bisa mengakibatkan saya pun bisa sedikit membuli dia. Dosa itu. Kalau mau tahu, cari saja sendiri, mudah kok. Klik saja di Youtube.

            Mungkin sudah banyak yang tahu karena sudah lama juga, tetapi mungkin juga banyak yang belum tahu. Saya sengaja menulisnya agar para penceramah lain dan siapa pun yang sedang belajar ceramah tidak meniru perilaku dia yang menyakiti orang lain.

            Di dalam ceramahnya, dia mendapatkan pertanyaan dari salah seorang jamaah tentang “fenomena Rina Nose”. Sang penceramah tidak segera menjawab, tetapi melakukan dulu penghinaan kepada Rina Nose.

            “Rina Nose ini siapa? Artis? Yang Pesek? Saya kalau artis-artis yang jelek kurang meminat saya. Apa kelebihan dia? Pesek, buruk, gitu lho.”

            Begitu hinaan dia.

            Pantaskah seorang penceramah berbicara seperti itu di depan para jamaah?

            Apa kesalahan Rina Nose kepadanya?

            Dibuat videonya, diupload di youtube, Viral lagi.

            Wajar kalau menimbulkan banyak kemarahan karena Viral. Kalau tidak mau dikritik, ya jangan diupload videonya. Kalau diupload, wajar dong kalau mendapatkan kritikan dan kemarahan karena semua orang tahu.

            Dia menghina fisik orang. Rina Nose itu seorang anak dari ibu yang melahirkannya.

            Apakah dia tidak berpikir bahwa ibunya akan sakit hati mendengar anak yang dilahirkan dan diurusnya dihina seperti itu?

            Apakah dia tidak berpikir bahwa ayah, keluarganya, dan kerabatnya akan sakit hati dan tersinggung bahwa orang yang dicintai dan dibanggakannya dipermalukan?

            Apakah dia tidak berpikir bahwa orang-orang yang bekerja padanya dan bergantung nafkah padanya marah melihat bosnya dihina?

Apakah dia tidak berpikir bahwa para penggemarnya kecewa, marah, dan sakit hati?

Kalau mengomentari perilaku Rina Nose yang buruk, sikap yang salah, okelah itu wajar untuk dikritik, diingatkan, dan dinasihati. Itu memang tugas penceramah.

Akan tetapi, kalau kelemahan fisik?

Apa urusannya dengan fisik pesek, mancung, pendek, kurus, atau yang lainnya?

Saya sendiri yang bukan ustadz, bukan ulama, tidak pernah berani menghina fisik orang lain. Itu dosa. Rina Nose dan kita semua adalah diciptakan oleh Allah swt sesuai dengan kehendak-Nya. Perilaku menghina fisik orang lain adalah sama dengan menghina Allah swt sebagai penciptanya. Sudah seharusnya penceramah tahu hal itu.

Karena Si Penceramah berbicara seperti itu, lalu dianggap biasa, kemudian jamaahnya tertawa ha ha hi hi. Itu perilaku buruk yang terjadi dalam suatu majelis yang katanya majelis ilmu.

Saya punya banyak murid dari tsanawiyah, aliyah, dan perguruan tinggi, tidak pernah berani mengatakan sesuatu yang jelek tentang fisik mereka karena di samping akan menyakitinya, itu adalah dosa karena menghina Allah swt.

Kalaulah Rina Nose kadang terlihat di televisi seperti dihina orang lain, itu kan acara televisi yang sudah mendapatkan persetujuan dari Rina Nose sendiri. Kalau tidak kenal, lalu tiba-tiba menghina tanpa persetujuan, itu beneran penghinaan namanya.

Kalaulah dianggap sebagai humor, gurauan, lelucon, coba cari lelucon yang tidak menyakiti perasaan orang lain dan tidak bikin dosa. Ulama terkenal seharusnya bisa dan kreatif tentang hal itu. Jangan karena ingin menyenangkan jamaah, ingin diundang lagi, ingin laku, ingin terkenal, tetapi membuat pernyataan yang menghina orang lain. Saya tidak tahu apakah uang hasil ceramahnya itu berkah atau tidak karena didapat dari menghina orang lain. Lalu, uang hasil hinaan itu diberikan kepada keluarganya, bisa berantakan keluarganya kalau begitu. Mungkin juga memang sudah berantakan, tidak tahulah. Mudah-mudahan sih tidak. Enggak tahu juga sih.

Bagaimana bisa memberikan contoh yang baik jika jamaahnya disuguhi penghinaan seperti itu?

Akibatnya, para jamaah akan menganggap perilaku seperti itu adalah benar dan itu berbahaya, sangat buruk.

Rina Nose pun tahu bahwa dirinya dihina.

Dia pun memberikan jawaban yang santun dan anggun meskipun ada sindiran di dalamnya, “Saya memang jelek, pesek, buruk, tidak memiliki kelebihan apa-apa, saya sudah tahu sebelum Anda mengatakannya. Tapi, dengan segala keterbatasan dan kelemahan ilmu, saya tak sampai hati mengatakan hal yang buruk tentang orang lain.”

Dia bisa saja membalas menghina fisik Sang Penceramah dengan membandingkannya dengan Primus Yustisio atau Baim Wong, tetapi tidak dia lakukan karena tidak mau mengatakan hal buruk tentang fisik orang lain. Dia memilih bersikap tenang dan dewasa. Balasan Rina Nose pun menunjukkan bahwa dia sebenarnya marah dan sakit hati karena tanpa seizinnya Sang Penceramah menghina dirinya.

Sekali lagi, bagi para penceramah, tidak perlu menghina orang lain untuk membuat humor hanya untuk menyenangkan jamaah. Kreatiflah dengan mencari humor yang tidak melukai orang lain karena itu adalah dosa.

Kalau mau tahu, cari sendiri ya videonya.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment