Friday, 3 April 2020

Nggak Mau Dikasih Sama Jokowi

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera sang Surya

Ini obrolan singkat, tetapi bermakna bagi saya. Entah bagi orang lain.

            Siang-siang saya ke Warung Bu Haji untuk membeli Vitamin C. Di depan warung ada truk kecil yang sedang menurunkan tabung gas 3 Kg. Saya masuk warung agak mepet-mepet.

            “Ada Vitamin C?” tanya saya sama anak pemilik warung, perempuan.

            Dia lalu melihat-lihat etalase warung dan rak-rak di warung mencari Vitamin C. Adapun Pak Haji membantu menurunkan tabung gas dari truk.

            Mereka menurunkan tabung gas sambil mengobrol.

            Terdengar kernet truk bilang sama pemilik warung, “Pak Haji, Presiden Jokowi menurunkan banyak bantuan untuk rakyat.”

            “Saya mah tidak mau dikasih sama Jokowi,” kata Pak Haji tegas sambil matanya melihat saya, “Itu mah hak orang lain, ya Pak? Bagaimana jika saya menerima hak orang miskin, tiba-tiba saya jadi miskin?”

            Saya sebenarnya cuma mau beli Vitamin C, tetapi tampaknya mereka ingin saya ikut ngobrol.

            “Betul Pak Haji, selama kita merasa cukup dan masih diberi rezeki oleh Allah swt, tak perlulah kita menerima bantuan-bantuan itu …,” jawab saya.

            Belum saya selesai bicara, kernet truk memotong, “Benar, Pak. Kalau orang-orang mampu ikut menerima, nanti bisa didoain bangkrut sama orang-orang miskin.”

            Saya bilang, “Seharusnya, orang mampu memberikan bantuan kepada orang miskin, minimalnya ke tetangganya. Kalaupun belum mampu memberikan sumbangan atau bantuan, ya jangan sampai mengambil hak orang miskin, ….”

            Belum juga selesai saya bicara, dipotong lagi, kali ini sama anak pemilik warung, “Aaah, Pak. Orang-orang kaya juga kalau dikasih mah suka nerima, malahan ikut-ikutan ngantri, rebutan.”

            “Bener, Neng,” timpal Pak Haji, “Banyak orang kaya pake perhiasan bagus, Hp-nya mahal, ikutan nerima, rebutan bantuan.”

            “Biarinlah, Pak Haji, orang lain mah, asal bukan kita saja. Kita mah kan nggak bisa mengatur hidup orang lain. Satu-satunya orang yang bisa kita kendalikan hanya diri kita sendiri,” kata saya.

            Ternyata, Vitamin C tidak ada, lalu saya pun pulang.

            Ada manfaatnya kisah obrolan singkat ini?

            Sampurasun.           

No comments:

Post a Comment