Wednesday, 1 April 2020

Work from/at Home


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Dalam memutus mata rantai pandemik Covid-19 ini kita semua harus berpartisipasi, terutama menjalankan program “Physical Distancing”, ‘Penjagaan Jarak antar-Tubuh”. Kita tidak boleh terlalu dekat dengan orang-orang sementara agar jika ada virus, lalu terjadi “droplets”, percikan melalui batuk atau bersin, virusnya tidak sampai mengenai tubuh, tetapi jatuh, lalu mati. Jarak aman memang 1,8 s.d. 2 m.

            Hal yang paling aman adalah diam di rumah dan tidak ke luar jika tidak penting-penting amat. Kalaupun harus ke luar, kita harus hati-hati dengan kewaspadaan yang tinggi tanpa memutus hubungan silaturahmi dan tetap bersosialisasi dengan bijak. Oleh sebab itu, ada program “Work from Home” (WFH), ‘Bekerja dari Rumah’. Semua pekerjaan dan proses belajar hendaknya dilaksanakan di rumah.

            Demikian pula keluarga saya, kumpul di rumah dan berusaha menahan diri untuk tidak keluar rumah. Meskipun berkumpul di rumah, tetap saja harus beraktivitas. Istri saya sibuk dengan Hp-nya memberikan pengajaran untuk anak-anak madrasah. Anak saya yang pertama juga sibuk dengan Hp dan laptopnya menerima dan memberikan tugas secara online kepada para muridnya. Anak saya yang kedua juga sama sibuknya dengan “Zoom Meeting”, kuliah online dengan dosen dan teman-temannya sesama mahasiswa Uin Sunan Gunung Djati Bandung. Anak saya yang ketiga juga sama bikin video untuk laporan kepada gurunya sebagai bukti belajar dan mengerjakan tugas. Semua tubuhnya memang berkumpul di rumah, tetapi ruhnya entah ada di mana. Begitulah work from home, kerja dan belajar dari rumah.

            Karena semua pikirannya sedang ada di luar rumah meskipun tubuhnya di rumah, saya memilih untuk tubuh dan pikiran tetap ada di rumah. Oleh sebab itu, saya memilih “work at home”, ‘bekerja di rumah’. Banyak hal yang bisa dikerjakan di rumah, seperti, membereskan rumah, kebun, kolam ikan, membetulkan barang-barang yang rusak, dan lain sebagainya. Kalau semua orang rumah pikirannya sudah kembali lagi ke rumah, giliran saya yang “work from home”, mengerjakan tugas-tugas dan kewajiban rutin untuk para mahasiswa, semua murid saya, dan klien saya.


Work at Home


            Hal yang jelas adalah putuskan rantai penyebaran virus dengan “stay at home, work from home, atau work at home”.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment