oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kaget dengan usul tidak
puasa saat Ramadhan?
Biasa saja ah. Kan banyak orang Islam yang tidak perlu
puasa ketika Ramadhan. Bahkan, saya juga pernah melarang isteri untuk puasa
karena sedang hamil dan kondisinya luar biasa lemah. Dia kesal ingin tubuhnya segar
bugar dan beraktivitas seperti biasa.
Saya bilang, “Jangan puasa.”
Setelah menghentikan puasanya, isteri saya kembali bugar.
Itu kenyataan. Artinya, ada orang-orang yang tidak usah puasa dan menggantinya
dengan puasa pada bulan lain atau membayar fidyah. Ketentuannya sudah ada.
Beberapa waktu ini kita dikejutkan oleh adanya usul untuk
tidak melakukan shaum atau puasa pada bulan Ramadhan karena situasi berada
dalam keadaan dilanda pandemi Covid-19. Pertama kali mengetahuinya, saya
langsung merasa lucu, pengen ketawa.
Kan memang sudah ada aturannya, siapa yang tidak perlu
puasa dan siapa yang tetap wajib puasa?
Tidak ada usulan pun, keadaannya sudah seperti itu.
Kalaupun ada usulan, ya biarin saja. Dia yang punya usul tidak mengerti tentang
hal itu. Cuekin saja.
Usulan itu menjadi viral karena warganet juga yang
membuatnya menjadi terkenal melalui Medsos. Demikian pula media main stream ikut semakin
menghebohkannya.
Yang mengajukan usul untuk tidak puasa pada Ramadhan itu namanya
“Rudi Valinka” melalui akun
twitter-nya.
Siapa sih Rudi Valinka itu?
Ahli syariat Islam, fikih, atau ahli kesehatan?
Dia kan bukan siapa-siapa.
Terus, mengapa harus dihebohkan?
Dia diviralkan karena disebut-sebut sebagai “relawan Jokowi” dan penulis “A Man Called Ahok”. Artinya, ada
dimensi politis di sana. Orang-orang menyeret Jokowi dan Ahok pada diri Rudi
Valinka. Padahal, Jokowi dan Ahok tidak ada urusannya dengan usulan Rudi Valinka.
Ingat, Pilpres 2019 sudah usai. Tidak ada gunanya
menjatuhkan Jokowi dan Ahok juga sudah dihukum.
Hey, wake up!
Sadar!
Jangan biarkan Rudi Valinka menjadi semakin terkenal.
Diemin saja.
Masih banyak yang harus dipikirkan dan dikerjakan
dibandingkan hal-hal yang ecek-ecek
seperti itu. Misalnya, kita harus mengurus keluarga kita, terutama mempersiapkan
anak-anak kita, baik anak kandung maupun anak didik supaya lebih hebat
dibandingkan kita.
Rudi Valinka itu saya duga nyontek usulan dari politisi
Aljazair, namanya “Noureddine Boukrouh”. Dia memang
sebelumnya mengusulkan menunda puasa Ramadhan di Aljazair untuk menghadapi penyebaran
virus corona. Katanya, orang yang berpuasa rentan untuk sakit. Padahal, dia cuma
politisi, bukan dokter dan bukan ahli syariat Islam. Usulannya itu membuat publik
Aljazair heboh. Itu menguntungkan bagi dia dari sisi popularitas. Makanya,
seharusnya diemin saja, aturannya sudah ada kok tentang siapa yang wajib
berpuasa dan tidak perlu berpuasa. Pegang saja aturan itu, beres semuanya.
Dalam kondisi “physicall
distancing” ini, anggap saja kita seperti ulat jelek menakutkan yang sedang
berada dalam kempompong, tidak bisa kesana-kemari. Diam di tempat sambil
membina dan mempersiapkan diri hingga waktunya tiba keluar dari kepompong dan
menjadi kupu-kupu yang indah menawan hati. Banyak introspeksi diri, mendekatkan
diri pada Illahi. Apalagi jika sudah masuk Ramadhan, lebih banyak kesempatan
dan anugerah untuk memperbaiki diri. Mari kita sama-sama manfaatkan kesempatan
itu.
Kalau Allah swt mengangkat wabah Covid-19 dari Indonesia
pada akhir Ramadhan ini, berarti kita memiliki “tiga kemenangan”. Ingat, kita sering menyebut “Idul Fitri” sebagai “Hari Kemenangan” disebabkan sejarahnya kita
memiliki “dua kemenangan”, yaitu “menang menyelesaikan puasa sebulan penuh”
dan “menang mengusir penjajah” dengan
Proklamasi 17 Agustus 1945 yang bertepatan dengan “Jumat, 9 Ramadhan 1364”. Jika wabah ini diangkat Allah swt pada
Ramadhan, kita punya tiga kemenangan karena ditambah satu kemenangan, yaitu “menang dengan kesabaran menghadapi ujian berupa
wabah penyakit”.
Hayu ah, mari, daripada
ngomongin usulan Si Rudi Valinka yang bukan ahli syariat Islam dan bukan pula
ahli kesehatan, lebih baik persiapkan diri hingga selepas wabah ini kita
menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik lagi. Bagi yang ingin membina dan
mempersiapkan diri dan atau keluarga untuk menjadi lebih baik lagi bersama
kami, klik http://pmb.unfari.ac.id
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment