Wednesday, 21 August 2019


Berdebat Apa Agama Terbaik

oleh Tom Finaldin



Bandung, Tom Finaldin
Setiap pemeluk agama apa pun akan menganggap agamanya adalah terbaik dan menganggap agama lainnya lebih lemah dibandingkan agama yang dianutnya. Buktinya, mereka tetap berada dalam agamanya masing-masing dan bangga dengan agamanya. Jika ada pemeluk agama lain yang berbeda dengan dirinya menunjukkan kelemahan agama yang dianutnya, mereka akan tersinggung. Mereka mencoba mengerahkan ilmunya untuk menunjukkan kehebatan agamanya. Kalau tidak bisa, mereka akan menghina agama pemeluk agama lain yang dianggap menghinanya. Bahkan, bisa berujung kekerasan fisik. Di Amerika Serikat panitia perlombaan menggambar Nabi Muhammad saw ditembaki orang. Di Perancis dan Italia ada teror bom dengan alasan di negeri itu banyak yang menghina Allah swt dan Nabi Muhammad saw. Di India apalagi ada masjid besar yang diruntuhkan massa karena dianggap tanah itu merupakan kelahiran dewa tertentu. Masih banyak kasus yang lain.  Itu kenyataannya. Tidak bisa dibantah.

            Dengan pemahaman seperti itu, di Indonesia ada larangan untuk menghina agama lain. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga ketenteraman dan menumbuhkan kerukunan.

            Apabila ada yang ingin menunjukkan bahwa agamanya yang terbaik di hadapan agama lainnya, boleh saja. Akan tetapi, jangan di tempat umum. Berdebatlah di ruangan tertutup, misalnya, di kelas, aula, ruang rapat, dan tidak boleh menggunakan pengeras suara ke luar ruangan. Setiap pemuka agama sepakat untuk berdebat secara keilmuan dan sama-sama berjanji untuk tidak saling sakit hati, tidak beralih ke pertarungan fisik, dan tidak saling menuntut secara hukum. Berdebatlah secara akademis. Semua perdebatan hanya ada di dalam ruangan. Begitu ke luar dari pintu ruangan, perdebatan harus berakhir, semua harus kembali rukun.

            Jangan berdebat di ruang umum, jangan di media sosial karena perdebatan akan berujung saling hina, saling maki, jauh dari ilmu pengetahuan, yang ada hanya kata-kata kotor murahan dan tidak berpendidikan. Lebih jauh lagi bisa menimbulkan kasus hukum karena perdebatan menjadi tidak terkendali dan tidak ilmiah.

            Boleh berdebat, tetapi harus tertata, teratur, ilmiah. Jangan takut berdebat. Justru melalui perdebatan, kita bisa belajar banyak.

            Untuk apa takut berdebat jika kita memang yakin agama kita adalah yang terbaik?

            Berdebatlah dengan baik karena tidak ada toleransi dalam agama. Toleransi bukanlah dalam hal agama, melainkan dalam hal hubungan antarumat beragama, hubungan sesama manusia, interaksi masyarakat.

            Itu pun jika ingin berdebat. Kalaupun tidak ingin berdebat, ya nggak apa-apa juga. Saya hanya mengingatkan bagi mereka yang ingin berdebat, gunakan ruangan tertutup, terbatas, dan tidak perlu menggunakan pengeras suara. Jangan di ruang umum atau fasilitas yang bisa diakses siapa saja.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment