Saturday 17 August 2019

Nikmat Tuhan Mana Lagi Yang Kamu Dustakan?


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Pernahkah kita berpikir mengapa kita bisa makan, jalan-jalan, sekolah, beribadat, saling mengunjungi, berkumpul, tertawa-tawa, dan melakukan kegiatan sehari-hari lainnya dengan tenang?

            Saya yakin banyak sekali orang yang sangat jarang memikirkan hal itu, bahkan tidak pernah memikirkannya sama sekali.

            Dulu, sebelum Indonesia merdeka, orangtua kita sangat sulit untuk melakukan hal-hal itu dengan tenang. Makan susah, jenis makanannya pun berbeda antara rakyat dengan penguasa, hanya orang tertentu yang bisa sekolah, ibadat dibatasi, baca Al Quran hanya boleh bahasa Arab tanpa boleh diterjemahkan, berkumpul dicurigai lalu ditangkapin, tertawa-tawa juga dibatasi malah orangtua kita ditertawakan penjajah. Semua diatur penjajah. Jangankan makan atau jalan-jalan, untuk sekedar buang air besar (BAB) saja, tegangnya bukan main. Saya pernah mendapat ceritera dari nenek-nenek yang ketika masa mudanya kalau be a be, tempatnya di sungai. Pasukan Belanda suka patroli di sungai itu. Kalau lihat perempuan be a be di sungai, penjajah itu suka menembaki air sungai di tempat perempuan itu jongkok. Akibatnya, perempuan itu ketakutan dan lari pontang-panting. Sementara itu, pasukan Belanda tertawa-tawa senang. Bagi mereka, membuat perempuan ketakutan dan tidak selesai be a be, adalah hiburan. Bayangkan, bagaimana terhinanya kita.

            Sekarang, kesulitan-kesulitan dan hinaan itu sudah tidak ada lagi. Kita sudah merdeka.

            Mengapa tidak ada lagi perilaku jahat semacam itu?

            Pernahkah kita berpikir bahwa selama siang dan malam ada prajurit TNI yang menjaga perbatasan negara kita dengan negara lain agar tidak ada pasukan asing yang mengganggu kedaulatan Negara Indonesia?

            Pernahkah kita berpikir bahwa ada yang selalu meronda di atas langit Indonesia untuk menjaga wilayah udara Indonesia dari pesawat-pesawat asing yang tidak diizinkan masuk?

            Pernahkah kita berpikir bahwa prajurit kita menjaga wilayah kita dengan cara memperhatikan radar agar tak ada yang macam-macam dengan Indonesia?

            Pernahkah kita berpikir bahwa ada yang selalu berlayar di laut dengan bertaruh nyawa untuk menjaga batas-batas wilayah laut Indonesia agar tidak dicuri dan diambil alih oleh negara lain?

            Tahukah kita bahwa Presiden RI bersama TNI membentuk pasukan super khusus dengan kemampuan tempur luar biasa dari tiga matra (AD, AU, AL) dalam jumlah kecil (470 orang) untuk bertarung di dalam dan di luar negeri demi menjaga kedaulatan Negara Indonesia?

            Untuk apa mereka melakukan semua itu?

            Mereka berusaha keras menjaga rakyat Indonesia agar tidak lagi dijajah orang lain, tidak lagi dipermainkan orang lain, tidak lagi dihina orang lain. Mereka bekerja untuk memastikan rakyat Indonesia bisa makan, sekolah, bekerja, jalan-jalan, berkumpul, berorganisasi, beribadat dengan tenang, bergembira, tanpa ditertawakan bangsa lain, dan hidup diatur dengan hukum-hukum yang disepakati oleh bangsanya sendiri, bukan dipaksakan oleh bangsa lain dengan sekehendak hati mereka.

            Itulah sebagian dari nikmatnya kemerdekaan.

            So, nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment