oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Pernahkah kita berpikir
mengapa kita bisa makan, jalan-jalan, sekolah, beribadat, saling mengunjungi,
berkumpul, tertawa-tawa, dan melakukan kegiatan sehari-hari lainnya dengan
tenang?
Saya yakin banyak sekali orang yang sangat jarang memikirkan
hal itu, bahkan tidak pernah memikirkannya sama sekali.
Dulu, sebelum Indonesia merdeka, orangtua kita sangat
sulit untuk melakukan hal-hal itu dengan tenang. Makan susah, jenis makanannya
pun berbeda antara rakyat dengan penguasa, hanya orang tertentu yang bisa
sekolah, ibadat dibatasi, baca Al Quran hanya boleh bahasa Arab tanpa boleh
diterjemahkan, berkumpul dicurigai lalu ditangkapin, tertawa-tawa juga dibatasi
malah orangtua kita ditertawakan penjajah. Semua diatur penjajah. Jangankan
makan atau jalan-jalan, untuk sekedar buang air besar (BAB) saja, tegangnya
bukan main. Saya pernah mendapat ceritera dari nenek-nenek yang ketika masa
mudanya kalau be a be, tempatnya di sungai. Pasukan Belanda suka patroli di
sungai itu. Kalau lihat perempuan be a be di sungai, penjajah itu suka
menembaki air sungai di tempat perempuan itu jongkok. Akibatnya, perempuan itu
ketakutan dan lari pontang-panting. Sementara itu, pasukan Belanda tertawa-tawa
senang. Bagi mereka, membuat perempuan ketakutan dan tidak selesai be a be, adalah
hiburan. Bayangkan, bagaimana terhinanya kita.
Sekarang, kesulitan-kesulitan dan hinaan itu sudah tidak
ada lagi. Kita sudah merdeka.
Mengapa tidak ada lagi perilaku jahat semacam itu?
Pernahkah kita berpikir bahwa selama siang dan malam ada
prajurit TNI yang menjaga perbatasan negara kita dengan negara lain agar tidak
ada pasukan asing yang mengganggu kedaulatan Negara Indonesia?
Pernahkah kita berpikir bahwa ada yang selalu meronda di
atas langit Indonesia untuk menjaga wilayah udara Indonesia dari
pesawat-pesawat asing yang tidak diizinkan masuk?
Pernahkah kita berpikir bahwa prajurit kita menjaga
wilayah kita dengan cara memperhatikan radar agar tak ada yang macam-macam
dengan Indonesia?
Pernahkah kita berpikir bahwa ada yang selalu berlayar di
laut dengan bertaruh nyawa untuk menjaga batas-batas wilayah laut Indonesia
agar tidak dicuri dan diambil alih oleh negara lain?
Tahukah kita bahwa Presiden RI bersama TNI membentuk pasukan super khusus dengan kemampuan
tempur luar biasa dari tiga matra (AD, AU, AL) dalam jumlah kecil (470 orang) untuk
bertarung di dalam dan di luar negeri demi menjaga kedaulatan Negara Indonesia?
Untuk apa mereka melakukan semua itu?
Mereka berusaha keras menjaga rakyat Indonesia agar tidak
lagi dijajah orang lain, tidak lagi dipermainkan orang lain, tidak lagi dihina
orang lain. Mereka bekerja untuk memastikan rakyat Indonesia bisa makan,
sekolah, bekerja, jalan-jalan, berkumpul, berorganisasi, beribadat dengan
tenang, bergembira, tanpa ditertawakan bangsa lain, dan hidup diatur
dengan hukum-hukum yang disepakati oleh bangsanya sendiri, bukan dipaksakan
oleh bangsa lain dengan sekehendak hati mereka.
Itulah sebagian dari nikmatnya kemerdekaan.
So, nikmat
Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment