oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Rasisme adalah suatu sistem
kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat
pada ras manusia menentukan pencapaian budaya individu. Hal itu mendorong keyakinan
bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras
yang lainnya. Keyakinan rasisme bukan hanya dimiliki oleh mereka yang merasa
lebih tinggi dibandingkan ras lain, melainkan pula dimiliki oleh yang merasa
ras mereka lebih rendah dibandingkan orang lain.
Keyakinan seperti itu adalah keyakinan kampungan yang
tidak memiliki dasar pemikiran yang jelas. Perbedaan fisik dianggap menjadi
ukuran bagi kecerdasan dan kelemahan suatu ras. Perbedaan fisik yang
memunculkan keyakinan rasisme yang sangat dikenal luas adalah soal warna kulit.
Warna putih untuk Eropa, Amerika Serikat; merah untuk Indian; kuning untuk
Cina, Jepang, Korea; sawo matang untuk Melayu; Hitam untuk Afrika, Papua; masih
banyak lagi kulit berwarna yang dialamatkan pada ras tertentu.
Dari mana pijakan berpikir bahwa warna kulit menentukan
kecerdasan, kemajuan, dan kehebatan manusia?
Tidak ada. Mereka cuma berkhayal.
Orang yang menganggap dirinya lebih tinggi atau lebih
rendah dibandingkan orang lain disebabkan perbedaan warna kulit adalah orang
yang kampungan, rendahan.
Bagaimana dia memiliki perasaan seperti itu, padahal dirinya
tidak pernah memilih untuk dilahirkan seperti itu?
Pernahkan ada seorang manusia saja yang sempat “pesan”
untuk dilahirkan sebagai orang Eropa?
Adakah yang dulu ketika masih di alam arwah bikin
“request” untuk memilih menjadi orang Arab?
“request” untuk memilih menjadi orang Arab?
Siapa orangnya yang pernah bicara kepada Allah swt untuk
dilahirkan menjadi orang Indonesia?
Di mana ada orang yang meminta untuk dilahirkan dengan
kulit putih, hitam, sawo matang, merah, kuning, atau kulit berwarna lainnya?
Tidak ada.
Semua manusia dilahirkan ke dunia atas dasar keputusan
dan kehendak Allah swt, tak ada yang punya keputusan sendiri. Allah swt
memiliki rencana sendiri terhadap setiap orang dan memberikan kesempatan yang
sama kepada setiap orang untuk hidup, berjuang, menang, mulia, serta berperan
maksimal dalam menjalani hidupnya. Keberhasilan seseorang dalam hidup tidak
ditentukan ras atau warna kulitnya, melainkan atas upaya dan kesadaran orang
itu sendiri dalam memperbaiki dan menyempurnakan hidupnya. Kalau
bersungguh-sungguh dalam hidupnya, orang itu akan berhasil. Begitu juga sebaliknya,
kalau malas-malasan, bahkan menyimpang dari yang seharusnya, orang itu akan
gagal.
Allah swt tidak pernah akan mempertanyakan soal warna
kulit atau ras karena Dia sendiri yang memutuskan hal itu. Tak ada campur
tangan manusia sedikit pun. Oleh sebab itu, keyakinan rasisme adalah kampungan.
Bagaimana tidak kampungan?
Tak ada seorang pun yang berupaya untuk menjadi ras
tertentu dengan warna kulit tertentu, tetapi kok bangga atau rendah diri?
Allah swt tidak pernah akan menilai manusia dari ras atau
warna kulit, tetapi dari perilakunya dan derajat ketakwaannya kepada Allah swt,
sebagaimana yang Dia firmankan sendiri dalam QS Al Hujurat 49 : 13.
“….
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang
paling bertakwa….”
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment