oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Akhir-akhir ini nama Enzo
Zenz Allie ramai dibicarakan orang. Dia adalah pemuda berdarah campuran
Indonesia-Perancis. Dia diterima menjadi Taruna Akademi Militer TNI AD.
Bolehkah pemuda berdarah campuran menjadi TNI?
Tentu saja boleh. Mau berdarah campuran Indonesia-Rusia,
Indonesia-Tiongkok, Indonesia-Mynmar, sepanjang dia warga Negara Indonesia,
memiliki hak yang sama dengan warga Negara Indonesia lainnya.
Enzo ramai dibicarakan karena setelah diterima menjadi
Taruna Akmil, beredar foto-foto dirinya bersama bendera hitam yang bertuliskan
huruf Arab. Sementara itu, bendera tersebut dianggap simbol organisasi Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI). Organisasi ini sudah dilarang ada di Indonesia karena
pemerintah menilainya sebagai organisasi yang bertentangan dengan pilar-pilar
bangsa Indonesia yang ditandai dengan upaya untuk mendirikan khilafah di
Indonesia yang tentu saja bertentangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Foto-foto Enzo ini membuat banyak orang meragukan
kesetiaan Enzo kepada Indonesia. Bukan hanya masyarakat umum, para tokoh pun
buka suara. Tak kurang dari Mahfudz M.D., Menhan Ryamizard Ryacudu, dan Gubernur
Lemhanas berharap Enzo Zenz Allie dipecat dari TNI jika terbukti terpapar ideologi
radikalisme. Suatu hal yang wajar jika timbul reaksi dari banyak orang. Hal
tersebut disebabkan TNI itu dibiayai negara yang dananya juga dikumpulkan dari
rakyat. Rakyat Indonesia membiayai TNI adalah untuk melindungi Negara
Proklamasi RI 1945, Pembukaan UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Sumpah
Pemuda, dan NKRI. Adalah suatu kesalahan fatal jika uang rakyat digunakan untuk
membiayai dan melatih orang-orang berpikiran radikal yang berpotensi untuk merusakkan pilar-pilar
Negara Indonesia.
Pembelaan
Aneh dari HTI
Setelah banyak usulan agar
Enzo Zenz Allie dipecat dari TNI, banyak tulisan dari orang-orang HTI yang
membela Enzo. Mereka mengatakan bahwa Enzo adalah pemuda berprestasi. Kemudian,
menjelaskan tentang bendera tauhid, bahkan menerangkan tentang tauhid yang sama
sekali tidak ada hubungannya dengan peristiwa yang sedang terjadi.
Inti dari pembelaan itu adalah Enzo tidak layak untuk
dipecat. Dia harus dan berhak untuk tetap berada di dalam TNI. Inilah yang saya
sebut aneh. Hal itu disebabkan HTI dibubarkan karena dianggap bertentangan
dengan pilar-pilar bangsa Indonesia sampai hari ini. Semestinya, mereka
bergembira Enzo dipecat karena TNI justru bertentangan dengan ide-ide HTI yang
khilafah itu. Enzo seharusnya ditarik lebih dalam ke HTI agar sama-sama
membangun khilafah dan menentang ideologi bangsa Indonesia.
Buat apa mereka mempertahankan Enzo berada di dalam TNI?
Apabila Enzo tetap berada di dalam TNI dan mendapat
pembinaan dari TNI, kemudian TNI berhasil membuat Enzo menjadi seorang prajurit
sejati, Enzo akan mati-matian membela Proklamasi RI 1945, Pembukaan UUD 1945, Pancasila,
Bhineka Tunggal Ika, Sumpah Pemuda, dan NKRI. Dia akan berada paling depan
ketika pilar-pilar Negara Indonesia mendapatkan ancaman, baik dari luar maupun
dari dalam negeri.
Apa itu artinya?
Enzo Zenz Allie akan menentang HTI dengan segala ide
khilafahnya.
Enzo Zenz Allie akan bersama NKRI dan mengarahkan moncong
senjatanya untuk memuntahkan pelurunya pada siapa saja saja yang berniat
merongrong kewibawaan NKRI.
Jadi, untuk apa HTI membela Enzo tetap berada di TNI? Kan
ideologi HTI bertentangan dengan TNI?
Enzo
Tetap di TNI
Berdasarkan keputusan Kepala
Staf Angkatan Darat Andika Perkasa, Enzo Zenz Allie tetap berada di TNI.
Setelah banyak keraguan tentang kesetiaan Enzo pada NKRI viral, TNI membuat
pengujian kembali dengan alat ukur yang menurut mereka teruji secara ilmiah.
Hasilnya, Enzo tetap diakui sebagai Taruna Akmil.
Cara yang dilakukan Andika Perkasa sangatlah bagus. Ia
tidak mengikuti kehendak orang untuk memecat Enzo dan tidak pula mengikuti
kehendak orang-orang yang ingin Enzo tetap di TNI. Andika percaya pada alat
ukurnya yang ilmiah. Dia setia terhadap ilmu pengetahuan. Berdasarkan ilmu yang
digunakannya, ia mempertahankan Enzo untuk dididik menjadi prajurit TNI sejati.
Hal itu bukan berarti selesai untuk Enzo. Dia tetap
berada di bawah pengawasan dan pembinaan. Jika berhasil, dia tetap bersama TNI
untuk NKRI. Jika gagal, Enzo harus berpisah dengan institusi TNI. Hal itu
terjadi bukan hanya untuk Enzo, melainkan pula bagi seluruh taruna. Bahkan,
bagi prajurit TNI yang sudah bertugas di lapangan. Hal itu sebagaimana yang diutarakan
oleh Andika Perkasa sendiri bahwa sudah banyak yang dikeluarkan dari TNI karena
persoalan kesehatan, mental, dan ideologi.
Saya sendiri berharap bahwa Enzo Zenz Allie dapat menjadi
prajurit TNI sejati membela pilar-pilar bangsa Indonesia. Kalaupun dia pernah
berfoto-foto dengan menggunakan atribut-atribut yang meragukan kesetiaannya
pada NKRI, sesungguhnya dia masih anak-anak, dia masih muda, masih banyak yang
harus dipelajarinya, masa depan akan membuat wawasannya bertambah luas dan
membuatnya semakin bijak dalam melangkah.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment