oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Dalam memperingati HUT ke-74
RI pada 2019 ini, ternyata ada yang senang dan ada yang tidak, baik di dunia
maya maupun di dunia nyata. Hal ini bisa dilihat dari sikap dan pernyataan-pernyataan
mereka. Ada nuansa kebencian dan kekecewaan yang terasa dari diri mereka.
Banyak hal yang mungkin menjadi dasar dari pernyataan dan sikap mereka.
Saya membagi tiga mereka yang tidak senang kemerdekaan
RI, yaitu: penjajah, pengacau, dan orang-orang bodoh.
Penjajah adalah
pihak yang tidak senang dengan kemerdekaan RI, terutama Belanda. Oleh sebab
itu, setelah Proklamasi RI, 17 Agustus 1945, mereka menyerang lagi dengan
agresi militernya, bahkan menangkap para pemimpin Indonesia, termasuk Soekarno.
Bahkan, meskipun mereka kalah, tetap tidak mengakui Indonesia merdeka pada
1945. Mereka mengakui kemerdekaan Indonesia adalah pada 1959 selepas Konferensi
Meja Bundar (KMB). Mereka baru mengakui Indonesia merdeka pada 1945 semasa
Presiden SBY dengan ditandai kehadiran delegasi Belanda dalam peringatan HUT RI
di Istana Negara, padahal sebelumnya tidak pernah hadir.
Pengacau adalah
pihak yang sangat tidak senang dengan kemerdekaan Indonesia karena mereka tidak
menyukai sistem pemerintahan Indonesia dan
tidak menyukai para pemimpin Indonesia dari dulu hingga sekarang. Mereka
hingga kini selalu berada dalam kekecewaan, kasihan juga sih. Mereka selalu
menginginkan sistem pemerintahan Indonesia sesuai dengan keinginan mereka
sendiri yang mereka anggap paling benar. Mereka pun tidak menghormati berbagai
kesepakatan yang menjadi dasar pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Di samping itu, mereka hanya menginginkan pemimpin Indonesia berasal
dari kelompok mereka sendiri.
Para pengacau inilah yang sebetulnya sangat berbahaya
karena mereka kerap mengacaukan pikiran dan kestabilan kondisi masyarakat.
Mereka inilah yang harus diwaspadai dan diblok segala aktivitasnya yang
mengganggu kestabilan NKRI. Hingga hari ini para pecinta NKRI tidak boleh
lengah terhadap gerakan-gerakan negatif mereka.
Orang-orang bodoh juga
termasuk yang kecewa dengan kemerdekaan RI. Mereka tidak pernah belajar bagaimana mengerikan dan menyedihkannya zaman
penjajahan, tidak pernah mencari tahu bagaimana getirnya bangsa Indonesia
melepaskan diri dari penjajahan, dan tidak pernah berkomunikasi dengan
leluhurnya yang mengalami kesengsaraan dan perjuangan dalam meraih kemerdekaan.
Mereka justru terjebak informasi-informasi samar, bahkan palsu mengenai kondisi
Negara Indonesia masa kini yang dibuat oleh orang-orang yang membenci
kemerdekaan Indonesia.
Semua harus waspada, hati-hati, jaga kententeraman,
tetapi tetap tenang dan beraktivitas sebagaimana biasa. Patuhi hukum, jangan
bertindak di luar hukum atau main hakim sendiri, hormati aparat pemerintah, jangan lupa kritik pemerintah jika terjadi penyimpangan, serta kalau bisa,
berikan solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment