oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Dalam setiap keadaan, suka
maupun duka, senang maupun susah, pahit-getir maupun indah-manis (yang punya
nama Indah jangan ge er), sudah semestinya jauh lebih
ramah dan santun daripada siapa pun. Hal itu disebabkan salah satunya, kalimat
yang paling sering harus diucapkan adalah basmalah
yang artinya dengan menyebut nama
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hal itu seharusnya mendorong
agar setiap muslim mewujudkan rasa kasih dan sayang dalam dirinya untuk
ditebarkan di muka Bumi ini kepada siapa saja dan apa saja.
Demikian pula ketika mendapat hinaan atau cacian, tenang
saja dulu. Kalem, santai, kata Bang Haji Rhoma juga. Kalau
melihat tulisan atau video penghinaan pada Islam juga, tenang saja dulu. Jangan
lantas membalas dengan kasar atau caci maki. Berikanlah penjelasan sebagai
bantahan dengan cara debat yang baik, sebagaimana yang diajarkan Allah swt
dalam QS An Nahl 16 : 125.
“Serulah (manusia)
pada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah
dengan mereka dengan cara yang baik. ….”
Allah swt juga
memerintahkan berdebat, tetapi dengan cara yang baik bukan dengan cara
emosional, hantam sana hantam sini yang nggak karu-karuan sampai tidak jelas
lagi apa yang sedang diperdebatkan sebenarnya. Cara yang baik itu adalah
memiliki ilmu yang baik tentang hal yang diperdebatkan, menggunakan logika yang
runut dan bertahap, berbahasa yang santun namun jelas dan tegas, menghindari
membalas menghina agama yang dipeluk Sang Penghina karena hal itu dilarang
Allah swt dalam QS Al Anam 6 : 108.
“Janganlah kamu
memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah karena nanti mereka akan
memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. ….”
Mudah-mudahan, dengan begitu, hidayah Allah swt datang
kepadanya. Kita memiliki pahala yang sangat besar.
Kalau tidak juga mau mengerti dengan penjelasan kita yang
santun, runut, namun tegas dan jelas itu, malah penghinaannya semakin
menjadi-jadi, silakan saja dilaporkan pada kepolisian sebagai penistaan agama.
Hak setiap pemeluk agama untuk melaporkan penistaan terhadap agamanya dan
kewajiban penegak hukum untuk menegakkan hukum.
Kalau kita sudah memberikan penjelasan dengan baik sambil
mengajaknya pada Islam, tetapi tidak juga mau ber-Islam, biarkan saja dengan
keyakinannya. Itu hak setiap manusia untuk memilih agama yang dia yakini. Kita
tidak boleh memaksa orang untuk menjadi orang Islam. Tidak ada paksaan untuk
menjadi orang Islam. Lagi pula, tugas umat Islam hanya menyampaikan kebenaran,
soal umat lain mau masuk Islam atau tidak, itu bukan urusan kita lagi. Itu
sudah urusan Allah swt secara langsung. Nabi saw pun tidak memiliki kemampuan
untuk menjadikan seseorang Islam atau tidak. Zat yang memiliki kemampuan itu
hanya Allah swt, sebagaimana yang disampaikan-Nya sendiri dalam QS Al Qashash
28 : 56.
“Sungguh, engkau
tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah
memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki dan Dia lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
Orang yang kita
kasihi saja tidak bisa kita buat beriman, apalagi yang baru kita kenal. Tugas
kita hanya menyampaikan Islam, selebihnya terserah Allah swt. Dia-lah yang
memilih dan memutuskan siapa yang akan dijadikan-Nya muslim atau tidak.
Tetaplah santun dan penuh kasih sayang. Akan tetapi, jika
kita dilukai, diusir, dianiaya, dirampas hak dan kehormatan, atau diburu,
bolehlah kita membalasnya dengan cara yang pantas dan tidak berlebihan.
Mudah-mudahan kita menjadi pribadi yang mampu menebarkan
kebaikan di lingkungan mana saja kita hidup. Rahmatan lil alamin.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment